Tampilkan postingan dengan label MUSIK. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label MUSIK. Tampilkan semua postingan

Jumat, 27 Februari 2015

BELAJAR AGAMA DARI BAND NOAH, Bagaimana Sih Manusia Mendapat Hidayah??

Tidak ada komentar:
NOAH dinarmagzz

Bismillahirahmanirrahim,

Assalamualaikum Warahmatullah.

Saya yakin sekali banyak yang membaca postingan kali ini karena masalah judulnya yang unik. Apa yang bisa diambil pelajaran agamanya dari sebuah band dengan ribuan kasus ketidak senonohannya. Sebut saja NOAH. Sebuah band dengan vokalis playboy. Kasus video asusila. Kawin cerai. Semua hal yang tidak sejalan dengan agama ada di band ini. Tapi malah justru di sini kita akan mencoba mengambil pelajaran agama yang mendalam dari itu semua.


Jadi sebenarnya apa? Saya akan mencoba mengungkap NOAH dari sisi yang lain, yang mungkin tidak semua orang berpikir sampai sejauh ini. Tapi justru nanti akan ada perpotongan korelasi yang saling berhubungan erat antara apa yang terjadi dengan NOAH dengan bagaimana proses turunnya sebuah hidayah atau pemahaman agama.

Ada seorang kawan saya yang berkata, lagu-lagu Peterpan dari dulu memang selalu menyentuh hati. Kawan saya lainnya bilang, lagu-lagu Peterpan susah ditafsirkan, butuh pemikiran yang dalam baru bisa mengerti. Apalagi lagu dibalik awan ¸apa coba maksudnya?

Ya begitulah, NOAH dari dulu memang terbiasa membuat lagu-lagu yang mikir. Intinya mereka semua adalah orang-orang pemikir tingkat tinggi. Saya berani yakin demikian, sebab output selalu bergantung dengan input. Jika input A maka output tak mungkin berubah jadi Z. Allah berfirman, tanaman-tanaman yang subur tumbuh dari tanah-tanah yang subur. Bagaimana cara mulut manusia berkata menunjukan bagaimana dia berpikir, menunjukan pula apa input pikiran mereka. Dan NOAH, mereka bicara lewat lagunya yang sangat “berat”, menunjukan bagaimana input pikiran mereka.

Karya NOAH juga bisa dikatakan sangat jauh dari dunia. Maksudnya, makna lagu-lagu mereka lebih banyak yang mengawang-ngawang. Langit Tak Mendengar, Bintang di Surga, Taman Langit, WalauHabis Terang, Mimpi yang Sempurna. Dari kosakata yang sering muncul dari karyanya saja sudah terasa nuansa lagunya bisa dibilang sangat “abstrak”. Tak heran jika akhirnya diputuskan logo band mereka bentuknya bulu, filosofinya bulu selalu terbang mengawang-awang, jauh dari dunia.

Inilah yang menurut saya menjadi modal berharga mereka, yaitu kebiasaan “mikiran”.

Seiring berjalannya waktu, banyak hal yang terjadi pada mereka. Ada kasus perceraian. Ada kasus perpecahan personel. Kasus ganti nama. Kasus video 3gp. Macem-macem, dan yang menjadi sorotan saya sekarang adalah tentang pilihan drummer NOAH, Reza, yang akhirnya memilih keluar band karena ingin fokus kepada agama. Bagaimana hal itu bisa terjadi pada salah satu personel dari sebuah band yang banyak kasus negatifnya? Kalau band Wali, okelah mereka kan memang anak pesantren tulen. Tapi ini NOAH gitu, bikin lagu Religi aja mereka merasa tidak pantas, bicara masalah agama saja mereka tidak mau. Lalu bagaimana Reza bisa mendapat pemahaman agama sebulat itu dari sebuah NOAH? Bahkan mungkin Lukman juga nanti ikutan keluar, dan teman-teman mungkin tidak tau juga kalau additional bassistnya NOAH bernama Ikhsan juga orangnya alim. Bagaimana bisa sebuah band yang tidak punya basic agama ini malah bisa melahirkan banyak ustad?

Ustad Reza Lukman dinarmagzz

Ada yang bilang kalau Reza akhirnya mendapatkan hidayah dari Allah yang membuatnya memilih menjadi ustad. Tapi bagaimana cara Allah memberi hidayah kepada Reza? Tidak mungkin Allah memberi segala sesuatu secara tiba-tiba, harus ada sebab akibat atau usaha dari si manusia dulu. Dalam QS Ar Ra’du 11, Allah tidak akan mengubah nasih suatu kaum jika kaum itu tidak berupaya mengubah nasibnya sendiri. Sangat tidak mungkin, Bill Gates tiba-tiba bangun tidur terus langsung sholat subuh sambil nangis karena dapet hidayah waktu tidur.

Sebelum bicara masalah hidayah, perlu diketahui terlebih dahulu tentang apa yang disebut dengan takdir. Apa itu takdir? Lalu apa hubungannya dengan hidayah?

Banyak yang bilang, udah takdirnya dia dapet hidayah. Misalnya, udah ‘takdir’nya Ust Jeffry Al Buchory dapet hidayah, awalnya pecandu tingkat tinggi kok jadi bisa jadi ustad. Sebenarnya apakah statement itu benar?

Takdir adalah sesuatu yang sudah menjadi putusan Allah dan tidak ada kuasa bagi manusia untuk memilih. Berarti lawan dari takdir adalah pilihan. Sehingga ada takdir, ada juga pilihan. Untuk sesuatu dimana manusia mempunyai kuasa untuk memilih itu namanya bukan takdir, tetapi pilihan. Kabar baiknya adalah Allah hanya akan menghisab segala sesuatu yang sifatnya adalah pilihan, bukan takdir. Kalau takdir, Allah tidak akan menanyakan ataupun menghisab. Boro-boro Allah, bahkan manusia pun tidak akan pernah bisa menjawab seandainya manusia lain ditanyakan masalah takdir.

Contohnya, terlahir sebagai laki-laki. Apakah manusia bisa memilih menjadi laki-laki atau perempuan? Tidak bisa milih kan... Berarti itu namanya takdir. Dan jika ada yang bertanya padamu, mengapa kamu laki-laki? Jelas tak akan bisa terjawab karena itu takdir.

Contoh lagi, punya wajah ganteng atau jelek, takdir atau pilihan? Takdir bro....hehe jadi tidak usah khawatir, Allah tidak akan mendahulukan masuk surga orang yang wajahnya ganteng atau jelek, semua sama, Allah tidak menghisab berdasarkan ganteng jeleknya. Sedangkan punya wajah yang ceria atau cemberut, takdir atau pilihan? Itu pilihan. Makanya Allah memberi pahala kepada orang yang berwajah berseri-seri. Rasulullah pun mencontohkan selalu memasang raut wajah yang siap tersenyum.

Sesuatu yang bisa diubah oleh manusia atau berupa pilihan akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah. Misalnya adalah wajah cemberut atau ceria.  Sedangkan sesuatu yang tidak bisa diubah oleh manusia, Allah tidak akan meminta pertanggung jawabannya, misalnya ya tadi wajah ganteng atau jelek. Justru jika manusia itu nekat mengubahnya, nanti malah dimintai pertanggungjawaban kenapa harus diubah. Misalnya operasi plastik untuk mancungin hidung, ekstensi rambut, lebarin bola mata, lah ngapain coba? Manusia sekarang itu aneh-aneh. Untuk sesuatu yang Allah minta pertanggungjawaban mereka nggak ribet, mereka nggak ribet tentang bagaimana dia beramal, bagaimana dia berkata, bagaimana dia berperilaku dll.. Tapi untuk sesuatu yang Allah tidak mintai pertanggungjawaban mereka ribetnya minta ampun, ke salon sana sini, gunting rambut trus disambung lagi, tempel hidung sana sini, malah nanti Allah akan nanyain mengapa kok mengubah sesuatu yang sudah Allah tetapkan (takdir).

Kembali ke hidayah. Bisakah ini disebut takdir?

Seandainya hidayah itu takdir, berarti sungguh Allah itu tidak adil. Masak sih akan ada manusia yang sudah ditakdirkan masuk neraka atau surga sejak lahir. Kalau sudah takdirnya masuk neraka, mending ga usah dilahirin sekalian. Jadi sebenarnya hidayah itu bukan takdir, itu adalah pilihan manusia. Walaupun hidayah atau petunjuk itu datangnya dari Allah, tetapi manusia mempunyai kuasa penuh untuk mengupayakan turunnya hidayah dari Allah.

Nah ini dia, mekanisme turunnya hidayah adalah sebagai berikut.

Hidayah hanya akan turun, dan insha Allah pasti akan turun, jika ketiga syarat ini terpenuhi:

1.    Pertama, manusia mau menggunakan akalnya untuk berpikir. Modal terbesar yang dimiliki manusia, yang tidak dimiliki oleh ciptaan Allah lainnya adalah akal pikiran. Kata banyak motivator atau pengusaha, kalau mau sukses tidak perlulah kita memiliki modal dana yang besar. Modal kita, ada di antara kedua telinga kita, itu sudah sangat sangat cukup, yaitu akal.



2.     Kedua adalah media dakwah. Nah inilah dia peran para ustad atau pendakwah berada. Tanpa adanya dakwah yang mudah tersebar dan diakses oleh umat manusia, maka hidayah setiap orang pun menjadi seret. Sehingga ayat-ayat Al Quran bukan lagi menjadi sesuatu yang sulit untuk dicari.



3.   Ketiga, manusia mau menggunakan akalnya (poin pertama) untuk memikirkan ayat-ayat Al Quran (poin kedua). Ada banyak sekali ya dalil berkaitan dengan ini. Banyak sekali seruan Allah tentang hal ini:

Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan. (QS An Nahl 44)

Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya sebagai rahmat daripada Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir. (QS Al Jaatsiyah 13)

Saya yakin masih ada ratusan ayat yang mengindikasikan keharusan manusia untuk berpikir. Ketika akal manusia mulai menjangkau ayat-ayat Allah, maka saat itulah perlahan hidayah mulai turun kepadanya.

Ini beneran nggak sih???

Seandainya, poin pertama dan kedua sudah ada, tapi tanpa ada poin ketiga maka hidayah tidak akan turun. Ketika dakwah (perwakilan poin kedua) sudah ada dimana-mana, dan manusia manusia pemikir pun telah ada (katakan Bill Gates). Tapi si Bill Gates hanya memakai akalnya untuk keperluan bisnis, tidak pernah menggunakan akalnya untuk menjangkau ayat Al Quran, otomatis hidayah (poin ketiga) tidak akan turun padanya. Jangan samakan dengan Felix Siauw, dia pemikir tingkat tinggi, tapi yang dia analisis adalah Al Quran. Akibatnya, justru semakin mempelajari Al Quran, akan semakin yakin pula mengenai apa yang terkandung di dalamnya.

Bisa dianalogikan, Al Quran adalah sebuah jalan menuju ke suatu tempat. Tapi, jalan tersebut masih sangat sangat gelap gulita, tidak tampak sama sekali. Sedangkan akal manusia, ibarat sebuah motor. Sebuah motor pasti memiliki lampu. Dan lampu itu baru bisa menyala terang jika motor itu digas alias maju. Semakin kenceng maju atau ngegas, maka lampu motor akan semakin terang, coba deh kalau ngga percaya.

jalan gelap dinarmagzz

Jalanan yang gelap gulita, akan tetap menjadi gelap dan kita tidak akan pernah sampai ke suatu tempat jika kita tidak melaluinya. Maka kita nyalakan motor dan mulai maju memasuki gelapnya jalanan. Apa akibatnya? Tentu saja jalanan mulai tampak karena ada lampu motor. Kita mulai bisa melihat petunjuk jalan, melihat belokan, ohh harus belok kanan, ooh kalau lurus nanti kecemplung comberan, itu semua terlihat berkat lampu dari motor.

lampu motor dinarmagzz


Seandainya kita mau pergi ke Semarang. Kira-kira lebih tepatnya harus bertanya kepada bule-bule atau kepada Dinar Rafikhalif? Ya kepada saya, hehe, yang notabene orang Semarang, minimal kepada yang sudah pernah ke Semarang. Kalau mau ke Bandung, tanya bagaimana jalan menuju ke sana ke orang Bandung atau yang sudah pernah ke sana.

Seandainya kita mau pergi ke Surga, dengan siapa kita bertanya? Ustad kah? Salah. Ustad belum pernah ke surga bro, hehe. Bertanyalah kepada Rasulullah. Hanya Nabi Muhammad SAW satu-satunya manusia di muka bumi ini yang pernah diajak jalan-jalan ke Surga oleh malaikat. Dan hanya Nabi Muhammad SAW pula satu-satunya manusia di muka bumi yang sudah jaminan masuk Surga. Jadi, bertanyalah jalan kepada Rasul. Untuk itu Rasul mencontohkannya dalam bentuk akhlak dan amalan ibadah. Sehingga cara menuju ke surga adalah dengan meneladani Rasul, misalnya lewat hadist yang banyak diriwayatkan. Tapi jangan cuman dibaca, jangan lupa dipraktekan juga. Tidak akan sampai kita ke Jogjakarta seandainya kita cuman tanya jalan tapi tidak praktek berangkat ke sana. Nah, semakin oke saja kan Islam ini. Ajarannya selalu logis dan masuk akal. Maka kebangetan banget kalau umat muslim ini kok sampai hidupnya ngga sukses. Ini pernah saya bahas di postingan berjudul GregetnyaUmat Islam.

petunjuk jalan dinarmagzz

Kembali ke jalanan yang gelap gulita dan lampu motor.

Dengan adanya lampu motor yang menerangi jalan, kita bisa melihat papan penunjuk jalan, misalnya tulisan “Surga belok ke kanan”. Seandainya kita tidak memajukan motor kita, maka jalanan gelap akan selamanya tampak gelap dan kita akan ragu-ragu untuk melaluinya. Jangan harap keyakinan akan muncul duluan kemudian setelah kita yakin baru kita maju. Justru keyakinan akan muncul perlahan-lahan saat kita sudah mulai maju duluan. Jadi, action dulu nanti lama-lama yakin.

Mantabkan dulu hatinya baru kemudian berhijab, atau berhijab dulu baru lama-lama hatinya mantab? Dipaksa sholat ke masjid dulu baru hati tenang, atau menunggu hati tenang baru sholat ke masjid? Latihan sabar dulu baru puasa, atau puasa dulu nanti lama-lama bisa menjadi lebih sabar sendiri? Saya yakinlah teman-teman pembaca pandai semua, bisa menjawab semua pertanyaan itu =)

Nyalakan motornya dulu, maju, baru nanti jalan akan mulai terlihat, petunjuk jalan mulai terbaca. Lama-lama keyakinan untuk sampai di suatu tempat akan semakin bertambah seiring banyaknya rambu-rambu petunjuk yang semakin terlihat. Motor adalah akal. Jalanan adalah Al Quran. Petunjuk jalan yang terkena lampu motor ialah hidayah.

Petunjuk jalan biasanya sudah ada duluan atau baru ada ketika seseorang bertanya ke pak polisi kemudian baru dipasang? Petunjuk jalan itu sudah ada. Cuma berhubung masih gelap jadi tidak terbaca. Jadi sebenarnya, fasilitas hidayah itu sudah tersedia pada diri setiap orang. Tinggal mau atau tidak manusia itu meneranginya dengan lampu akal.

Begitulan teman, kembali ke judul artikel ini yuk.

Anak-anak NOAH, punya bakat mikiran. Mereka pemikir tingkat tinggi, dikit-dikit dipikir, seperti yang saya jelaskan di awal tadi. Sedangkan setiap manusia akan diberi pelajarannya masing-masing oleh Allah lewat pengalaman. Setiap pengalaman, baik itu teguran atau sebaliknya, sebenarnya adalah bentuk kasih sayang Allah untuk memancing manusia agar berpikir mencari tau sebenarnya mengapa harus terjadi hal demikian. Jawabannya tentu ada pada Al Quran, yang alhamdulillah sekali sudah sangat mudah sekali ditemukan, dakwah pun juga tersebar dimana-mana.

Mereka yang sudah punya bakat mikiran, akan mudah terpancing untuk mencari tau. NOAH, menurut saya adalah orang-orang yang kuat, sebab pelajaran dan beban teguran mereka sudah tergolong amat banyak. Salah satu contohnya, Ketika kasus Ariel dijatuhi hukuman penjara 3 tahun.

Jadi ceritanya, setelah mereka mulai pede dengan dikeluarkannya Andika dan Indra, dan mulai prosesi pergantian nama, sebenarnya nama baru sudah siap di tahun 2009, video klip Separuh Aku sudah jadi sejak tahun 2009 pula, ketika peluncuran nama baru sudah sangat mulai dekat tanggalnya dan semua sudah rapih disusun, justru ketika rapat persiapan itulah ada informasi tentang kasus video 3gp yang merebak ke dunia maya.

Manusia berencana tetapi Tuhan yang menentukan. Semua sudah rapih, eh malah harus pending 3 tahun karena masa tahanan. Nah, di masa 3 tahun itulah mereka mulai berpikir. Lukman dan Reza mulai tekun belajar agama. Mungkin yang lain pun demikian karena mereka itu karakternya mirip. Bagaimana bisa, unjob alias menganggur total selama 3 tahun tapi masih bisa makan dan hidup? Mereka mencari-cari tau, sampai akhirnya mereka mendapat jawaban bahwa rezeki dari Allah itu memang datangnya dari arah-arah yang tak terduga, begitu kata Lukman. Seperti yang sudah saya bahas di artikel AyatSeribu Dinar , sebuah ayat yang erat sekali kaitannya dengan masalah rezeki.

Teguran sana sini, caci makian, hinaan, kebetulan David keyboardis barunya juga sakit-sakitan, kayaknya sampai operasi, lengkap pokoknya, membuat mereka terus berpikir. Sekali lagi, alhamdulillahnya sekarang media dakwah dimana-mana, sehingga orang bisa mudah sekali mendapat informasi berkaitan ayat AlQuran untuk menjawab pikiran-pikiran akalnya. Itulah besarnya peran para pendakwah. Yuk berdakwah!

Akhirnya pendewasaan pola pikir mulai terbentuk. Rencananya, tahun 2009 kemarin nama Peterpan akan berubah menjadi “Masterplan”, itu nama band barunya. Tapi akhirnya di tahun 2012, dengan banyaknya hal yang mereka alami, nama baru yang terbentuk adalah “NOAH”. Tau kisah Nabi Nuh? Seorang nabi yang tidak dipercaya oleh umatnya, dihina, bahkan kapal yang dibuat oleh Beliau diludahi oleh umatnya, diberakin. Hanya pertolongan dari yang di atas yang bisa menguatkannya. Begitulah kira-kira salah satu filosofinya.

Saya memang ngefans dengan mereka sejak SMA. Tapi sekarang saya kagum sekali dan tidak menyangka dengan perubahan sikap dan gaya mereka yang lebih bijaksana, tentunya lebih religius. Setiap habis konser semalaman, biasanya Reza dan additional bassisnya, Ikhsan, melakukan Itiqaf di masjid untuk mencegah agar tidak lupa dengan Allah karena musik. Lukman sendiri menjadi salah satu aktivis jamaah Tabligh Akbar. Sebuah band yang tidak ada background religi sama sekali namun bisa melahirkan 3 ustad menurut saya itu masha Allah luar biasa sekali. Apalagi coba itu namanya kalau bukan hidayah?

ustad reza noah dinarmagzz

ustad lukman noah dinarmagzz


Walaupun mereka menolak untuk membuat lagu religi, tapi terlihat dari lagu baru mereka yang liriknya lebih dewasa, atau sebenarnya mereka membuat lagu religi dalam bentuk yang ‘berbeda’.
Lagu Terbangun Sendiri, yang dibuat Ariel pas lagi di dalam tahanan, pas lagi banyak-banyaknya ‘mikir’, liriknya :

Aku tak ingin terbangun, terbangun sendiri..
Aku tak ingin terjaga, terjaga tanpa ‘Mu’..
Kurangi, kurangi lukaku..
Temani sepiku..

Lagu Tak Lagi Sama, karya Ikhsan additional bassnya yang gemar Ittiqaf, seakan ingin menunjukan bahwa manusia tidak bisa berbuat apa-apa tanpa pertolongan Allah.

Dan diriku bukanlah aku..
Tanpa ‘Kamu’ tuk memelukku..
‘Kau melengkapiku..
‘Kau’ sempurnakan aku..
Dan diriku bukanlah aku..
Tanpa ‘Kamu’ menemaniku..
‘Kau’ menenangkanku..
‘Kau’ melegakan aku..

Ternyata, kupluk dan jenggot ini bukan sekedar aksesorisnya Ikhsan.

ustad ikhsan noah dinarmagzz

Ini bukan terjadi pada NOAH saja.

Orang-orang ‘pemikir’ lainnya, rata-rata pasti religius. Orang yang bisnisnya sukses karena bagus akal pikirannya, pasti bagus pula imannya. Contohnya Ippho Santosa, motivator islam. Ahmad Fuadi, penulis novel Negeri Lima Menara, anak yang cerdas di bangku SMA malah disuruh mondok di Gontor. Akibatnya ya justru akan semakin kuat iman Islamnya.

Hampir semua orang yang bagus ilmu Islamnya pasti cerdas. Karena ilmu Islam sendiri didapat dengan proses ‘berpikir’. Islam akan selalu identik dengan kata berpikir. Sehingga banyak ilmu-ilmu pengetahuan yang ditemukan oleh orang Islam.

Ibnu Sina, penemu dasar-dasar pengobatan kedokteran. Abu Qasim Al Zahrawi, pencipta alat-alat bedah. Jika Anda sedang membaca blog ini sambil memakai kacamata, berterima kasihlah kepada Ibnu Alhaisami, penemu teori optik dan kacamata. Bahkan Micheal Hart, seorang yang bukan muslim, menulis buku 100 Most Influential Persons in History memasukkan Nabi Muhammad di urutan #1. Islam itu identik dengan ilmu pengetahuan dan kepandaian. Itu sebabnya rasi bintang memakai nama arab. Itu sebabnya rantai kimia pun menggunakan nama arab, alkana, alkena, alkuna. Bangga sekali ya rasanya menjadi Islam. Masalahnya, apakah Islam bangga kepada kita? Yuk berkontribusi untuk Islam =)

Ya, setiap orang punya masa kelamnya masing-masing. Yang penting bukan seberapa kelam masa lalunya, tetapi bagaimana dia bisa menjadikannya untuk lebih baik ke depan. Bukan saja di NOAH, masih banyak sekali lainnya.

Ustad Jeffry, dalam dakwah pertamanya di mimbar, beliau berkata, “Saya bisa bediri di atas sini, karena saya pernah berada di bawah terjatuh terperosok sedalam-dalamnya.”

ustad jeffry sebelum sesudah dinarmagzz

Felix Siauw bisa pandai berargumen akan haramnya pacaran dalam buku Udah Putusin Aja, karena dulu dia pernah mengalami sendiri masa suram itu dan merasakan sendiri bahwa pacaran tak ada gunanya.

ustad felix dinarmagzz

Orang-orang demikian, yang pernah mengalami masa kelam, seolah ingin berkata “Jangan seperti aku dulu”. Lukman, gitaris NOAH, yang dulu pernah jadi preman, bertindak sesuka hati karena banyak duit, usai memimpin jamaah sholat maghrib ketika diwawancarai berkata, “Siapapun dia, walaupun berada di posisi yang paling tinggi sekalipun, kalau hidupnya tanpa ibadah akan tetap ada rasa hampa di dalam hatinya.”

Sebenarnya, saya menulis artikel ini pun ingin menyindir diri saya sendiri.

Saya juga tidak pernah menyangka akan berada di titik seperti sekarang ini. Saya dulu sangat identik dengan anak band dengan lagu-lagu yang flamboyan. Di sekolah suka cabut. Pramuka paling males masuk. Ujian nyontek. Malas ke masjid. Males bantu orang tua, pinginnya mainan terus. Pacaran. Sholat di waktu sudah Injury Time. Wah macem-macemlah masa lalu saya ini, sangat malu-maluin banget pokoknya..

Dulu saya bercita-cita kepingin manggung di cafe-cafe (baca ceritanya di Kisah Mematahkan Dogma). Tapi Allah malah ngasihnya saya kesempatan untuk mengisi ceramah di masjid-masjid. Bayangkan saja, seorang anak band berada di atas mimbar, masha Allah kadang saya terharu sendiri memikirkannya. Entah harus kalimat syukur apa yang harus saya ungkapkan untuk mengatakan bahwa skenario Allah sangat luar biasa.



Dulu saya selalu kepingin sekali nonton konser live musik, tapi justru Insha Allah Ramadhan besok saya akan nonton bangunan terindah di dunia yaitu Ka’bah. Sampai detik ini saya nulis artikel ini selalu saja banyak hambatan nonton konser gak bisa-bisa entah kenapa, mulai dari konser NOAH, bahkan pas saya dinas di Ternate ini rencananya Band Ungu mau konser gratisan ke sini dalam rangka HUT Ternate, eh kok tiba-tiba Gunung Gamalama Ternate Meletus, akhirnya acara di cancel. Nggak main-main ini, gunung saja sampai meletus demi membuat saya tidak jadi nonton konser musik, hehe... Allahua’lam.

Saya akui kacau sekali hidup saya masa lalu. Insha Allah sebelum saya mendapat amanah tanggung jawab yang lebih besar lagi sebagai kepala keluarga, saya ingin bereskan dulu masa lalu saya dengan Umroh Ramadhan 2015. Mohon doanya ya teman semoga dimudahkan =)

Yang kelam pun bukan selamanya tak ada manfaatnya. Seperti kisah tokoh lainnya di atas, banyak pelajaran yang bisa saya dapat dari masa lalu. Kata sebagian ulama, musik itu haram. Tapi sebagian yang lain berkata tidak. Jujur saja, saya lebih cenderung meyakini yang tidak haram. Pernah saya bahas pula di artikel Musik atau Musyrik?? BagaimanaIslam memandang musik. Harus saya akui, saya bisa Adzan di masjid dengan nafas vokal yang panjang karena saya awalnya senang menyanyi lagu yang tekanan reffnya panjang.

Begitulah kira-kira pelajaran agama yang bisa dipetik dari Band NOAH. Seandainya bermanfaat, alhamdulillah itu datangnya dari Allah. Seandainya tidak berguna, itu karena datangnya dari saya sendiri. Namun tetap saya harap semoga bisa bermanfaat dan diambil hikmah. Terima kasih sudah membaca =)


Wassalamualaikum Wa Rahmatullah.


Sabtu, 01 November 2014

MEMATAHKAN DOGMA : KESEMPATAN (TAK) HANYA DATANG SEKALI SAJA

Tidak ada komentar:


“Manggung membawakan lagu sendiri seperti yang kamu idam-idamkan ada di depan mata. Kalau niat tenan, ndang direkam lagumu terus kita latihan.”

Assalamualaikum

Kalimat pembukaan yang Anda baca tadi adalah sebuah kutipan sms dari seorang pemain bass. Kawanku, Gilang Romadhon, mengirimkan sms itu kepadaku pada tahun 2009. Dan sampai detik ini aku menulis, aku masih hafal kalimatnya. Padahal sudah 5 tahun lebih berlalu.

Keberanian dalam merawat impian adalah kuncinya, kawan.



Aku yakin setiap manusia pasti memiliki sebuah mimpi, termasuk Anda.

Terkadang Allah tak segera wujudkan impian itu seketika, tapi Dia proses dahulu sehingga menjadi semakin matang dan berkesan ketika tercapai oleh si pemilik mimpi.

Masalahnya adalah, ketika sebuah impian tertunda perwujudannya, kebanyakan manusia terburu-buru menghapusnya dari daftar cita-cita yang ingin diraih. Seolah mereka terlanjur kecewa dan ingin segera melupakannya.

Terlebih lagi, ada pepatah klasik yang mengatakan bahwa kesempatan itu hanya datang satu kali. Benarkah demikian? Mari kita bahas bersama...

Sejak masih SMA, aku sangat ingin sekali seandainya aku bisa manggung dan membawakan lagu karyaku sendiri. Terlebih lagi jika penontonnya juga sudah hafal lagu ciptaanku, mereka menyanyikan dengan penuh semangat. Apalagi, jika laguku itu ternyata mengandung makna dan ajakan yang positif. Jadi seolah para penonton yang ikut bernyanyi itu sedang menyuarakan kalimat-kalimat positif.

Awal mulanya aku terinspirasi ketika melihat konser band Ungu menyanyikan lagu Andai Ku Tahu, tahun 2007. Betapa kagumnya aku melihat Pasha dkk berhasil membuat lautan manusia itu seolah sedang bertaubat kepada Allah, sedang meneriakkan doa dan munajatnya... “Aaku takut akan segala dosa-dosaku....aampuni aku dari segala dosa-dosaku....”

Demi keinginanku yang awalnya iseng tersebut, aku mencoba membuat band ketika masih SMA. Namun sayangnya, pikiran kami tidak bisa sepenuhnya larut dalam dunia musik karena prioritas memang saat itu masih kepada akademis. Terlebih lagi menjelang kelulusan, banyak cita-cita yang ingin dicapai. Banyak perguruan tinggi yang diidam-idamkan.

Akhirnya hanya sebuah lagu saja yang bisa aku ciptakan. Judulnya “Selalu Cinta”, walaupun cinta itu luas, tapi saat itu aku mengusung tema cinta tentang persahabatan. Itu juga belum sempat dibawakan dimana-mana.

Walaupun impianku tersendat, namun impian akademis kami hampir semuanya lancar. Vokalisku sekarang menjadi dosen kimia di Universitas Agung Tirtayasa Banten. Keyboardisku menjadi dokter dan kini melanjutkan studi ke Jepang. Dan banyak lagi, walaupun saat itu aku gagal menjadi dokter sebanyak 7 kali berturut-turut. (Baca kisahnya disini)


Aku melanjutkan studiku di UNS Surakarta, sebagai seorang calon programmer di jurusan Teknik Informatika. Di sana, euforia musikku meningkat pesat. Pasalnya banyak sekali band ternama di Indonesia yang lahir dari Teknik Informatika. Siapa yang tidak kenal Samsons dan Nidji?

Masih ku bawa impianku untuk manggung membawakan lagu sendiri di sana.

Membentuk sebuah band sepenuhnya dengan personel lengkap ternyata tidak mudah, namun akhirnya terbentuk juga. Setiap aku berkenalan dengan kawan baru, aku selalu berbicara tentang musik dan impianku itu. Kadang akhirnya dia pun ikut menyahut, kadang ada yang ikut bercerita kalau dulu semasa SMP dia vokalis ternyata, ada yang ternyata di rumah punya drum, macem-macemlah. Aku rekrut satu demi satu, dan jadilah band Lemontea.



Hingga tiba waktunya aku mendapat sms dari bassisku yang isinya seperti di atas tadi.

Sangat tidak bisa dilupakan, saat itu sedang libur semesteran. Kebetulan sekali ada sebuah cafe bernama Soloresto baru buka, dia membuka kesempatan untuk band-band yang ingin tampil setiap malam di acara live musiknya. Menghibur pembeli yang lagi makan di cafe itu intinya. Syaratnya, tinggal mengirimkan CV bandnya saja, tentu dengan audisi dan pertimbangan pihak cafe terlebih dulu.
Ini kesempatanku, pikirku.

Aku pun meninggalkan masa liburanku di Semarang untuk menuju kosan di Solo. Demi impian.


Kisah lengkap Lemontea band bisa Anda baca di artikel Serpihan Kisah Lemontea Band

==============================
Saya anggap Anda sudah membaca kisah itu ya...
==============================

Setelah saya akhirnya kehilangan kesempatan manggung membawakan lagu sendiri yang saya idam-idamkan karena pindah kuliah, bahkan yang paling nyesek adalah ketika saya ditelpon oleh Soloresto karena posisi saya sudah ada di Jakarta. Pas masih di Solo saya tungguin nggak telpon-telpon Soloresto itu.

Saya tetap menyimpan impian itu, walaupun tidak tau kapan akan ada kesempatan lagi.

Di Jakarta, Saya mencoba kembali membentuk band baru, saya beri nama “Lucky Look”. Saya yang bikin bandnya, saya yang mencomot personelnya, saya yang bikin nama bandnya, pokoknya saya yang selalu mau ribetnya hehe ga masalah. Lucky Look artinya terlihat berutung. Saya plesetkan dari seorang tokoh animasi

Lucky Luck agar mudah diterima di telinga masyarakat. Artinya sederhana saja: Terlihat beruntung. Jaman sekarang orang pintar kalah dengan orang bejo, hehe. Bagaimana caranya biar selalu bejo? Deket-deketlah sama yang Maha memberi bejo, Allah swt.

Lucky Look tampil sekali di salah satu acara pentas musik di kampus. Namun sepertinya memang belum saatnya membawakan lagu buatanku sendiri, situasinya masih belum pas. Saat itu saya berposisi sebagai Keyboardist.


Impian manggung membawakan lagu sendiri? Masih terawat rapih di dalam benak...

Sampai saya lulus, dan akhirnya mendapat penempatan instansi di Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Bagaimana ceritanya saya bisa masuk ke sana? Baca postingan saya Bahkan Ramadhan Tak Bisa Membeli Doa Orang Tua

Sebelum saya benar-benar bekerja di instansi itu, saya dan segerombolan anak baru lainnya diharuskan melewati masa On The Job Training. Inilah yang menjadi masa ajaib yang penuh warna. Bagaimana ketika saat itu gaji saya baru 850 ribu saja tapi saya bisa survive hidup di Jakarta tanpa minta uang sepeserpun dari orang tua. Cerita ini pernah saya posting di artikel Hidup dengan 850 Ribu per Bulan, Sebuah Kisah Tak Masuk Akal. Dan yang saya kagetkan adalah artikel ini langsung dibaca oleh 3000 orang hanya dalam waktu 2 hari. Bahkan sampai di share pada beberapa perkumpulan mentoring sebagai kisah inspiratif. Masha Allah...

Pada masa itu memang saya sudah mulai memahami bagaimana hidup. Bagaimana pentingnya agama dalam hidup. Hidup itu untuk agama, agama itu untuk hidup. Sampai nama blog ini pun judulnya saya ganti menjadi “Read Al Quran don’t Read Dinarmagzz”.

Pada suatu ketika saya membentuk sebuah forum di Facebook dengan judul “Komunitas Pemusik Bermental Ustad” (sekarang berubah menjadi Seniman Muslim). Forum ini penuh dengan kontroversi, ada yang menganggap grup ini “sesat” karena meng-halal-kan musik yang notabene haram dan malah mencampuraduk dengan nama agama. Ya tidak masalah, masing-masing manusia bebas berpendapat dan berpola pikir kok. Kalau saya, masalah musik, pernah saya bahas di artikel Musik atau Musyrik? Bagaimana Islam memandang musik

Sebenarnya grup itu tujuannya adalah mengalihkan secara perlahan rasa candu dari musik menuju ke arah agama. Misalnya, yang punya suara bagus atau vokalis, bisa kan latihan adzan biar suaranya tidak sia-sia untuk dunia belaka. Yang suka berpuisi, daripada cuman menghayati puisi, mendingan menghayati ayat-ayat Al Quran yang jauh lebih menyentuh hati.

Suatu saat ada seorang teman yang saya masukan juga ke grup tadi tiba-tiba sms saya.

Dia ngajakin ngamen. Bayangkan, di Jakarta yang pengamen metromininya saja terkenal dengan dunia kriminalitasnya, justru malah ngajakin ngamen. Kalau kenapa-kenapa saya yang kudu tanggung jawab. Dan yang lebih heboh lagi temenku itu cewek. Aneh banget nih orang. Namanya Dwi Puspita Tapi aneh dan ajaib itu beda tipis. Jangan-jangan justru inilah keajaiban itu.

Mendadak ada ide, daripada ngamen ngga jelas, saya minta dia buat nyanyiin saja semua lagu buatanku. Kan bisa jadi modal untuk dikirim ke label studio. Kebetulan sekali, ini kebetulan sekali saat itu saya sedang punya keinginan menjadi seperti Tito Sumarsono. Dia punya lagu, lagunya dinyanyiin oleh penyanyi dari mana-mana, tapi dia ngga perlu repot-repot nyanyi. Mungkin dia sibuk kerja, sama seperti saya yang bakal sibuk kerja. Lagu Kisah Cintaku yang dinyanyikan oleh Chrisye dan Peterpan adalah lagunya. Yah saya memang punya banyak sekali keinginan. Mumpung ada yang mau nyanyiin. Awalnya begitu ceritanya.

Akhirnya kami rekaman hampir tiap weekend. Kadang saya berkorban capek-capek menenteng gitar berjalan dari kosan ke taman yang cukup jauh sekali demi sebuah impian itu.

Temanku ini juga aktif menulis lagu. Akhirnya kami membentuk sebuah, apa ya, band juga bukan.

Namanya Efrain. Jadi kami adalah pencipta lagu, bukan band. Jadi kami menjual lagu, berbeda dengan band yang menjual lagu beserta yang membawakan lagu. Kalau Efrain, konsepnya ini lagu hak cipta kami, kalau mau silakan dibeli, monggo diaransemen sendiri.


Efrain artinya produktif. Saya ambil dari sastra spanyol. Saya pilih nama itu agar kami bisa selalu termotivasi untuk produktif dalam berkarya. Ada sebuah pepatah, jika umur engkau tak bisa lebih panjang daripada umur dunia maka sambunglah dengan berkarya. Itulah yang menjadi motor semangat untuk Efrain selalu produktif berkarya.

Dalam perjalanannya, kami memperoleh seorang additional player, buat bantuin nggitar. Namanya Rayca.

Kita hampir sampai di penghujung dari kisah ini.

Suatu ketika, karena merasa sudah terlalu seringnya rekaman, latihan dan saatnya untuk aktualisasi, saya ditawarin untuk perform di Taman Suropati daerah Menteng Jakarta Pusat. Kebetulan di sana memang setiap malam minggu ada acara musik, siapa saja bebas perform. Berani?

Tentu berani.

Mendadak saya teringat kembali oleh impian saya untuk manggung dengan lagu sendiri yang masih tertunda sejak tahun 2009.

Masalahnya adalah ketika itu masa On The Job training saya sudah di penghujung waktu. Alias SK Mutasi saya sudah hampir dibuat. Saya tidak tau kapan, yang jelas sangat mungkin sekali SK Mutasi saya muncul sebelum saya perform, itu resikonya berarti saya tidak bisa ikut manggung. Walaupun saya saat itu sangat optimis semoga bisa penempatan di Jakarta saja, aamiin.

Saya setujui saja ajakan untuk perform itu, buat saja rencana kerja seperti yang kita inginkan, insha Allah kalau itu berkah pasti terlaksana kok. Tidak perlu menunggu rencana orang lain baru kita menyesuaikan. Toh kalaupun saya tidak ikut perform juga bisa diganti posisinya dengan orang lain.

Dengan ini berarti, kesempatan kedua itu masih ada. Kesempatan untuk manggung membawakan lagu sendiri.

Jika Anda pernah membaca postingan pengalaman saya Bertemu Felix Siauw, di situ saya bercerita bahwa saya bertemu Ustad Felix ketika saya pergi bersama kawan saya Nuris dan Ittaqih. Ya, memang mereka berdua sahabat saya dan kami sering menghabiskan waktu bersama.


Kami bertiga pernah menghabiskan waktu bersama di sebuah tempat makan di Atrium Plaza. Kami menceritakan impian masing-masing. Saya menceritakan impianku untuk manggung membawakan lagu sendiri, serta kisah “konyol”nya Lemontea band yang ditelpon Soloresto cafe padahal saya sudah pindah.


Setelah resmi Efrain didaftarkan untuk manggung di Taman Suropati, saya memberitahu kepada dua orang sahabat saya tadi bahwa impian saya akhirnya akan terealisasi. Dan komentarnya adalah “Berarti tandanya SK Mutasi akan turun sebelum kamu manggung”.

Lucu juga analoginya, tapi masak sih kesempatan kedua juga ngga dapet.

Jadwal manggung sudah semakin dekat. Latihan pun sudah tidak lagi di Taman, tapi mulai ke studio. Seminggu lagi sudah perform. Lagu sudah ditetapkan, akhirnya lagu Mentariku yang saya ciptakan sejak tahun 2009 akan dinyanyikan didepan orang di tahun 2014.

Hari Sabtu besok manggung.

Ternyata hari Selasa SK Mutasi saya keluar, dan saya penempatan di KPPN A1 Ternate. Masha Allah. Manusia berencana namun Allah menentukan yang terbaik, Allah yang mengoreksi rencana manusia dan memperbaikinya sehingga lurus. Apakah memang saya sudah tidak boleh bermain musik? Kedua kawan saya juga kaget karena ternyata benar, SK Mutasi keluar sesaat sebelum saya manggung. Persis kejadiannya seperti telepon dari Soloresto cafe yang datang sesaat setelah saya pindah ke Jakarta. Ada seorang teman saya yang mengatakan berarti jalan saya bukan musik, tapi jadi ustad saja lebih cocok.

Ternyata masih belum berakhir. Kesempatan kedua itu masih ada. Keajaiban terjadi di sini. Biasanya setelah SK Mutasi dikeluarkan, kami harus segera menuju ke kantor yang baru pada hari Senin depannya. Tapi kali ini kami diberi libur 3 minggu. Masha Allah. Ini kesempatan kedua itu yang Allah berikan. “Masih bisa manggung!”, kata Ittaqih.

Pagi hari sabtu sebelum manggung, kami kembali latihan di studio. Saya beritahukan posisi saya kepada personel lainnya. Ini berarti latihan terakhirku dengan mereka mungkin. Atau sebenarnya SK Mutasi lah yang ditahan oleh Allah dan baru dimuntahkan setelah saya memakai kesempatan kedua ini untuk manggung. Hanya menungguku untuk bertemu dengan orang-orang ajaib seperti Dwi dan Rayca yang memberi kesempatan kepadaku untuk mambawakan lagu buatanku. Latihan pagi itu, saya mati rasa.

Malamnya, semuanya menjadi nyata.

Inilah rasanya berada di panggung walau panggung sederhana, membawakan lagu buatan sendiri dengan emosi yang ditulis dari hati sendiri, walau dengan aransemen yang sangat sederhana karena hanya bertiga orang. Saya sudah menunggu 5 tahun ingin merasakan hal itu.


Inilah link video ketika Efrain manggung di Taman Suropati membawakan lagu Mentariku :


============================

Kawan, kesempatan kedua itu ternyata selalu ada. Dan jika kesempatan kedua itu tidak ada, pasti akan ada kesempatan kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya. Yang penting, jangan pernah berhenti untuk berharap akan hal itu.

Jangan takut untuk merawat impianmu, sebab dia sebenarnya selalu ada dan tumbuh di dalam jiwamu walau seringkali kau mengabaikannya.

Jangan pernah takut untuk yakin bahwa impianmu pasti akan menjadi nyata. Jangan khawatir akan merasa pedihnya kekecewaan atas mimpi yang tak menjadi nyata. Jika itu terjadi, berarti impianmu masih belum datang waktunya. Dia pasti akan datang kok.

Terima kasih sudah membaca, semoga bisa menginspirasi.

Terima kasih untuk semua kawanku yang turut hadir mewarnai impianku yang terpendam selama 5 tahun ini. Tanpa kalian saya tak akan pernah punya impian dan langkah sejauh ini.

Wassalamualaikum

“Manggung membawakan lagu sendiri seperti yang kamu idam-idamkan ada di depan mata. Kalau niat tenan, ndang direkam lagumu terus kita latihan.”



Minggu, 13 Oktober 2013

MUSIK atau MUSYRIK ?? Bagaimana ISLAM memandang MUSIK

Tidak ada komentar:
Assalamualaikum 
Pernahkah Anda sehari saja tidak mendengarkan musik? Atau mungkin dua hari saja? Saya yakin jawabannya : tidak pernah. Jujur saja teman, walaupun Anda mungkin tergolong orang yang tidak suka atau pun benci sekali pun Anda tidak bisa lepas dari musik dalam kehidupan sehari-hari. Anda nonton TV ada iklannya, pastinya iklan isinya tidak cuma narasi yang ngomong, tapi biasanya juga ada musiknya. Anda nonton film, jelas ada istilahnya Original Soundtrack. Anda jalan ke luar, baru beberapa menit bertemu pertokoan, ketemu lagi dengan musik. Naik angkot, angkotnya nyetel musik. Bahkan upacara bendera pun ada musiknya teman-teman, lagu Indonesia Raya dan Mengheningkan Cipta. Mau tidak mau, mulut Anda dituntut komat kamit ikut menyanyikan lagu kebangsaan kita ini. Minimal, Anda membuka blog saya ini pun ada musiknya. Hehe.


Sekarang bagaimana kabar kita-kita ini yang setiap hari mengkonsumsi musik bila ternyata ada hadist berkaitan dengan musik yang berbunyi sebagai berikut:


“Nanti pasti ada beberapa kelompok dari umatku yang menganggap bahwa zina, sutra, arak dan musik hukumnya halal, (padahal itu semua hukumnya haram).” (HR. Imam Bukhari dan Abu Dawud)


Diriwayatkan dari Abi Umamah radhiyallahuanhu bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Sesungguhnya Allah SWT telah mengutusku menjadi rahmat dan petunjuk bagi alam semesta. Allah SWT telah memerintahkan aku untuk menghancurkan seruling dan alat-alat musik”. (HR. Ahmad)


Bisa dibayangkan, seluruh umat manusia khususnya di negara Indonesia ini akan berlimpahan dosa akibat dari musik. Mulai dari kaum yang berjiwa kriminil yang suka dengerin musik ajeb-ajeb di diskotik sampai kaum yang berjiwa ustad layaknya ustad-ustad yang menyampaikan dakwahnya lewat lagu. Jika hadist tersebut tidak dipahami sedalam-dalamnya dan langsung diaplikasikan mentah-mentah.


Sebenarnya masih ada banyak hadist maupun dalil yang secara langsung maupun tersirat mengatakan bahwa musik itu haram, tapi mohon maaf saya tidak hafal karena saya hanya PNS bukan ustad. Meskipun demikian saya sangat tertarik untuk memahami kontrofersial antara haram dan tidaknya musik di mata islam. Jujur saja, memang hidup saya ini mayoritas saya habiskan untuk beraktivitas sambil dengerin musik. Saya pun dulu suka ngeband. Sampai sekarang pun masih suka membuat lagu sendiri. Bahkan mungkin istilah “musik” sendiri sudah melekat menjadi sebuah ID bagi saya. Nah, bagaimana jadinya kalau musik itu haram, apakah hidup saya berarti isinya penuh dengan dosa, lagipula memang sudah terlanjur suka sama musik.


Alhamdulillahnya, saya bertanya kepada tiga orang santri yang berbeda perguruannya dalam waktu yang berbeda pula, mengatakan bahwa ternyata musik.....


Pertama, saya tanyakan kepada dosen agama ketika saya masih duduk di bangku kuliah. Beliau mengatakan bahwa, dulunya terdapat banyak hadist yang melarang kita untuk dengerin musik. Alasannya adalah karena jaman dulu itu belum ada mp3 player, belum ada kaset tape, belum ada dvd player, apalagi Youtube. Sehingga, orang yang pingin dengerin musik mau tidak mau mereka harus datang ke panggung live music, dan durasinya itu bisa berjam-jam. Nah, dengan durasi yang seperti itu otomatis mereka terancam melalaikan sholat dan ibadah-ibadah lainnya. Makanya jaman dulu musik sangat dilarang. Berbeda dengan sekarang dimana musik lebih sangat fleksibel, dapat diputar dimana saja dan kapan saja bisa dimainin ataupun distop ketika sudah tiba waktu sholat.


Selain itu, alasan adanya larangan dalam mendengarkan musik adalah dikhawatirkan umat yang mendengarkan musik akan dicuci otaknya oleh syair-syair yang tertuang dalam lirik lagu pada musik tersebut. Akibatnya, misalnya lirik lagu itu bercerita tentang keputusasaan maka dikhawatirkan orang yang dengerin lagu itu jadi ikutan menjadi orang yang gampang putus asa. Tapi, itu tidak berlaku kepada orang yang membuat lagu tersebut. Orang yang membuat lagu, belum tentu dia berlarut-larut dalam kesedihan yang terus menerus oleh lagunya sendiri. Sebab bisa jadi lirik lagu yang dia tulis sebenarnya hanya ekspresi ungkapan hatinya saja sebentar, setelah dia ungkapkan menjadi lagu maka dia sudah merasa plong. Tanpa dia tau bahwa di luar sana ternyata lagunya digunakan oleh banyak orang untuk bergalau ria.


Kedua, ketika saya sedang naik bus kota, saya duduk bersebelahan dengan seorang fresh graduated from sebuah pondok pesantren di daerah jawa timur. Ngobrol sana sini, akhirnya saya tanyakan juga pengetahuannya tentang musik menurut islam. Kata gurunya di pondokan, sebuah hadist itu memang tidak bisa secara mentah-mentah langsung diterapkan dalam kehidupan, harus dicermati dan dipahami terlebih dahulu. Seperti pada hadist yang melarang manusia untuk menggambar makhluk hidup, pernah tau kan? Jika umat sekarang ini langsung menerapkan larangan untuk menggambar makhluk hidup, tentu tidak akan ada Fakultas Kedokteran yang di dalamnya terdapat pelajaran anatomi yang praktis isinya hanya gambar-gambar makhluk hidup dengan bagian-bangian nama latinnya. Padahal itu jelas bermanfaat bagi kehidupan umat, mengapa harus dilarang, jika tidak mencermati dulu hadistnya.


Ternyata, hadist mengenai larangan menggambar makhluk hidup dikarenakan jaman dulu banyak sekali masyarakat jahiliah yang menyembah berhala. Dikhawatirkan gambar-gambar makhluk hidup dapat berpotensi membuat masyarakat kepingin menyembah gambar-gambar itu, alias berbuat musyrik.


Jadi sebenarnya yang dilarang itu bukan menggambarnya. Tapi apa dampak yang timbul kemudian akibat dari menggambar itu. Sama seperti musik. Yang sebenarnya dilarang itu bukan musiknya, tapi apa dampak yang timbul dari musik tersebut. Lagu cengeng? Dikhawatirkan akan menurunkan semangat seseorang dalam berjihad. Tapi ada juga beberapa yang justru jadi lebih semangat setelah dengerin lagu-lagu cengeng, ga tau kenapa. Ada juga lagu yang memang isinya tentang motivasi dan semangat. Ada pula yang malah berisi kajian-kajian islam, yang dibawakan oleh Opick, Ungu, Hadad Alwi, Ust Jefry AlBuckhori alm, dll. Nah, kalau lagu itu haram, masak sih ustad-ustad yang mulia tersebut secara terang-terangan berdakwah lewat lagu. Kecuali kalau ada orang yang berasumsi bahwa mendengarkan lagu religi itu sudah cukup, jadi ga perlu lagi sholat, nah itu yang dilarang.


Ketiga, kali ini saya tanyakan ke teman kampus saya yang bermental ustad, pernah mondok di penjara suci juga sih soalnya. Kata dia, memang dalam kehidupan di dunia ini ada aktivitas-aktivitas yang bisa memberikan manfaat kepada kita, ada aktivitas yang merugikan kita, ada juga aktivitas yang tidak memberi manfaat juga tidak merugikan. Jadi ya biasa-biasa saja. Contohnya adalah dengerin musik, bermain musik, dan sejenisnya. Tidak dilarang kok, toh tidak mendapat dosa maupun pahala. Nah, hadist yang melarang seseorang untuk bermusik, ditafsirkan bahwa: jika dibandingkan dengan bermain musik, tentu membaca Alquran lebih dianjurkan, karena baca Quran termasuk aktivitas yang memberikan pahala. Jadi maksudnya itu lebih baik seseorang melakukan aktivitas yang sudah pasti terbukti memberikan pahala, supaya waktunya tidak sia-sia.


Namun demikian, Allah pun sudah memaklumkan kepada umat manusia. Bahwa sesungguhnya yang namanya manusia pasti lah tidak selamanya terus-terusan melakukan aktivitas yang berpahala. Akan ada kalanya manusia membuang waktunya untuk beraktivitas yang pahalanya netral. Sebenarnya ada dalilnya tapi mohon maaf dengan sangat saya lupa lagi nih. Contoh real nya, setelah Anda sholat tarawih di masjid kemudian pulang ke rumah, pasti setelah sampai rumah Anda tidak langsung seketika menyambar Alquran untuk dibaca. Pasti Anda duduk sebentar lah, minum dulu kek, buat ngilangin rasa lelah setelah dari masjid. Duduk sebentar itu, tidak berpahala, juga tidak berdosa. Nah aktivitas semacam itu sudah digariskan oleh Allah akan dilakukan oleh manusia. Termasuk dengerin musik. Syukur-syukur kalau ternyata dengerin musik yang ada manfaatnya, misalnya menambah semangat, menambah rasa syukur dan ingat kepada Allah.


Sehingga kesimpulannya adalah, bukan musiknya yang semata-mata dilarang, tetapi dampak yang timbul setelah itu. Jika dampak yang timbul tergolong positif, maka masih diperbolehkan, tetapi jika sudah berdampak negatif, misalnya sampai bunuh diri karena lirik lagunya terlalu ngedown, maka itu lah yang dikhawatirkan oleh Islam sehingga dilarang.


Kemudian bagaimana jika musik itu liriknya bercerita tentang cinta, bukankah Allah itu sangat pencemburu?? Kalau masalah itu, saya punya sedikit tips yang sudah sering saya pakai sendiri.


Ketika ada sebuah lagu tentang cinta yang mendayu-dayu, saya tafsirkan lagu tersebut menjadi lagu religi saja. Supaya malah justru rasa cinta saya kepada Allah semakin dalam. Misalnya perhatikan lirik lagu Butiran Debu dari band Rumor berikut:


Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi

Aku tenggelam dalam lautan luka dalam

Aku tersesat dan tak tau arah jalan pulang

Aku tanpa Mu butiran debu


Jika kita tafsirkan kata “Mu” pada bait terakhir adalah Allah SWT, maka otomatis lagu itu menjadi lagu religi yang berkisah tentang seorang manusia yang tidak mempunyai daya dan upaya apa apa tanpa pertolongan Allah SWT.


Perhatikan lirik lagu Chrisye berikut.


Aku tau ku tak kan bisa

Menjadi seperti yang Engkau minta

Namun selama aku bernafas aku kan mencoba

Menjadi seperti yang Engkau minta


Jika kita tafsirkan lagi kata “Mu” adalah Allah SWT, lagu itu menjadi lagu religi yang berkisah perihal manusia yang tak pernah luput dari segala macam dosa, manusia yang selalu mengecewakan Allah dan tidak bisa 100% memenuhi apa yang Allah perintahkan. Namun mereka tetap terus berusaha mencoba menjadi manusia yang dikehendaki oleh Allah.


Masih banyak sekali kawan, lagu-lagu yang bisa ditafsirkan menjadi lagu religi.


Dengar laraku

Suara hati ini memanggil nama Mu

Karena separuh aku diri Mu


-----


Aku tak ingin terbangun

Terbangun sendiri

Aku tak ingin terjaga

Terjaga tanpa Mu


------


Hanya diri Mu yang ku cinta dan ku kenang

Di dalam hatiku tak kan pernah hilang

Bayangan diri Mu untuk selamanya


------


Selain menambah rasa cinta kita kepada Allah, menafsirkan lagu cinta menjadi lagu religi ternyata berdampak menenangkan dan melegakan hati. Lagu yang sebenarnya mengais-ngais cinta kepada pasangan yang terkesan bikin nyesek, justru menjadi lagu yang nyaman ketika kita merintih untuk meminta pertolongan kepada Allah. Monggo bisa dicoba sendiri sesuai kreativitas teman teman =)


Nah, kalau yang sudah nikah dan memiliki pasangan yang direstui sama Allah, baru boleh lah saling menyanyikan lagu-lagu romantis tentang cinta itu. Hehe


Mudah mudahan sharing kali ini bermanfaat. Mari menjadi generasi yang penuh semangat dan tidak cengeng serta tetap terjaga amalan ibadahnya, aamiin.







 
back to top