Sabtu, 27 Juli 2013

Rahasia Mengapa Syukur dapat Menambah Nikmat

Tidak ada komentar:


Assalamu’alaikum... bismillah,

Selamat pagi para pembaca sekalian. Kali ini kita akan sharing sedikit hal sederhana mengenai syukur dan nikmatnya. Perhatikan firman Allah SWT dalam surah Ibrahim ayat 7 sebagai berikut.

Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu mema’lumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (Ibrahim : 7)

Kita simpulkan ayat tersebut secara gamblang menjadi dua poin:
1       1. Jika bersyukur maka nikmat bertambah
2       2. Jika tidak bersyukur maka nikmat berkurang (salah satu kategori azab)

Yang ingin kita bicarakan kali ini ialah, kedua statement dari firman Allah SWT di atas bukan serta merta merupakan keajaiban yang tau-tau diberikan tanpa bisa dinalar atau dilogika. Namun insya Allah tetap bisa dilogika dan sangat masuk di akal. Sehingga jika kita telah memahami nalar logikanya, diharapkan kita bisa lebih mengaplikasikan syukur ini dalam kesehari-harian.

Syukur merupakan salah satu bentuk dari sikap positif feeling, yakni merasa nyaman dan tenang di dalam situasi apa pun. Bentuk-bentuk lain dari positif feeling ialah rasa sabar dan ikhlas. (jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang positif feeling silakan masuk dimari)
Dalam hukum tarik menarik alam semesta atau the law of attraction: kemiripan akan menarik kemiripan. Sesuatu yang bermuatan positif akan menarik sesuatu yang bermuatan positif juga. Sebaliknya sesuatu yang bermuatan negatif akan menarik sesuatu yang bermuatan negatif. Hukum tarik menarik alam semesta ini berbeda dengan gaya tarik magnet lo, dimana kutub positif akan menarik kutub negatif. (jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang the law of attraction silakan masuk dimari)

Salah satu contoh hal yang bermuatan positif di alam semesta ini adalah pikiran manusia yang selalu positif feeling. Sedangkan syukur merupakan bagian dari positif feeling. Sehingga syukur pun merupakan hal yang bermuatan positif. Sebaliknya, tidak bersyukur merupakan suatu hal yang bermuatan negatif. Dengan memahami hal itu, mudah saja bagi kita untuk mengetahui mekanisme mengapa syukur akan menambah nikmat, sedangkan kufur akan mengurangi nikmat.

Berusaha mencari-cari sisi positif dari setiap peristiwa merupakan salah satu cabang dari rasa syukur. Muatannya, tentu muatan positif. Model rasa syukur ini beraneka ragam, tidak terbatas hanya pada syukur nikmat saja, melainkan syukur dalam hal yang kurang berkenan di mata manusia juga. Ketika kita sakit di salah satu anggota tubuh kita, syukuri bahwa anggota tubuh yang lain masih diberi sehat. Ketika mendapat nilai yang jelek saat kuliah, syukuri karena tidak diberi nilai yang dibawah itu. Ketika makan dengan lauk seadanya, syukuri bahwa masih banyak saudara di luar sana yang makan sehari 3 kali saja sulit. Dan lain-lain.

Nah, dengan membiasakan berpikir seperti itu, maka pikiran dan diri kita akan membentuk muatan positif. Secara otomatis, hal-hal di alam semesta ini yang bermuatan positif pula akan tertarik untuk datang kepada kita. Misalnya berangsur-angsur rasa sakit di anggota tubuh kita menjadi berkurang, tiba-tiba dosen berbaik hati untuk mengatrol nilai kita karena kita mahasiswa yang santun kepada dosen?? Mungkin juga kita diberi rezeki makanan dan lauk pauk dari tetangga yang baru saja berhajad. Ini semua adalah bentuk nikmat yang bertambah karena syukur.

Sebaliknya, jika kita selalu tidak bersyukur, selalu kufur, apa-apa yang kita lihat adalah sisi negatifnya, bahkan sesuatu yang seharusnya positif tapi kita menganggapnya sebagai sebuah hal yang negatif, maka bersiap-siap saja nikmat kita akan dikurangi. Sebab pikiran dan diri kita telah membentuk energi muatan negatif yang akan menarik muatan-muatan negatif di alam semesta untuk datang kepada diri kita. Contohnya, kita diberi rezeki mempunyai mobil sekelas Starlet. Tapi kita tidak bersyukur, karena kita menganggap itu sebagai mobil yang kuno, maka suatu hari kemudian mobil starlet itu reyot karena nyungsep di selokan, sehingga makin jelek saja bentuknya. Padahal jika kita bisa bersyukur sebab tidak semua orang memiliki mobil sendiri di rumah mungkin kita akan diberi rezeki untuk menang kuis dengan hadiah sebuah mobil Toyota Rush, hehe.

Uraian di atas adalah mindset ketika kita berperan sebagai yang diberi nikmat. Bagaimana mekanisme syukur bila posisi kita seumpamanya adalah sebagai pemberi nikmat itu?

Misalnya untuk memperingati hari lebaran tahun ini kita memasak opor ayam dengan jumlah yang banyak. Kemudian kita bagi-bagikan kepada tetangga. Kalau tetangga kita mencela rasa opor ayam kita itu tidak enak, tentu kita pasti tersinggung dan tidak akan memberi dia opor ayam lagi di tahun depan. Minimal-minimalnya kalau diberi lagi ya jumlahnya dikurangi tidak sebanyak tahun ini. Sedangkan jika ada tetangga lain yang sangat berterima kasih luar biasa atas pemberian opor ayam itu, menyanjung-nyanjung rasanya luar biasa sampai anak mereka yang kecil yang biasanya susah makan jadi doyan makan, tentu kita akan merasa senang. Untuk tetangga semacam itu kita pasti antusias untuk memberi lagi di tahun depan dengan rasa dan jumlah yang akan semakin kita tingkatkan. Betul kan?? Itu manusiawi kok.

Allah SWT pun tidak berbeda dengan demikian. Dia pun merasa senang bila ada hamba-Nya yang selalu bersyukur atas pemberiannya, sehingga nikmat akan terus mengalir dan bertambah kepada hamba tersebut. Sebaliknya Allah SWT akan murka kepada hamba-hamba-Nya yang kufur atas nikmat dirinya, sehingga Allah SWT akan mengurangi nikmat itu bahkan memberinya azab. Naudzubillah.

Sekarang kita semua sudah paham ternyata begitu alasan logisnya mengapa syukur dan kufur bisa berdampak pada bertambah kurangnya nikmat. Ngomong-ngomong sudah tau belum kalau mekanisme syukur itu berlaku universal, tidak pandang bulu dan agama, siapa pun yang bersyukur ya pasti bertambah nikmatnya, sampai-sampai mbak Ronda Byrne menulis buku best seller internasional tentang dahsyatnya rasa syukur berjudul The Secret yang mungkin Anda sudah familiar dengan buku tersebut.

Semoga kita dapat mengaplikasikan dan termasuk golongan orang-orang yang senantiasa bersyukur serta berlimpahkan nikmat. Aamiin ya Robbal Alamin.

Syukuri apa yang ada..
Hidup adalah anugerah..
Tuhan pasti kan menunjukkan..
Kebesaran dan kuasa Nya..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
back to top