MENYIMAK kandungan al-Quran adalah cara penyembuhan yang agung dan obat yang mujarab. Allah telah berfirman,
“Dan, Kami turunkan dari al-Quran sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Isra : 282)
Adapun cara penyembuhan tersebut adalah dengan menyimak dan memikirkan ayat-ayat-Nya. Begitu pula yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Beliau menyimak kitab Allah dan membacanya berulangkali, tatkala beliau sedang shalat malam.
Pada suatu malam beliau pernah mengulang-ulang satu ayat saja dari kitab Allah tatkala beliau sedang shalat, dan beliau tidak pernah beralih dari ayat tersebut hingga pagi hari, yaitu firman Allah,
“Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Mahaperkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Maidah : 118)
Rasulullah SAW selalu menyimak isi al-Quran. Begitu pun dengan sahabat-sahabatnya. Abu bakar yang sangat lembut hatinya selalu menangis ketika ada ayat yang menyentuh hatinya. Bahkan Umar bin Khaththab pernah sakita karena membaca ayat,
“Sesungguhya adzab Rabbmu pasti terjadi, tidak seorang pun yang dapat menolaknya.”
Ibnu Qayyim menyaripatikan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang Muslim untuk menyembuhkan kekerasan hatinya melalui al-Quran dengan berkata,
“Caranya ada dua macam: pertama, engkau harus mengalihkan hatimu dari dunia, lalu engkau harus menempatkannya di akhirat. Kedua, sesudah itu engkau harus menghadapkan semua hatimu kepada pengertian-pengertian al-Quran, memikirkan dan memahami apa yang dimaksudkan dan mengapa ia diturunkan. Engkau harus mengamati semua ayat-ayatNya. Jika suatu ayat diturunkan untuk mengobati hati, maka dengan ijin Allah pun hati itu akan sembuh.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar