SAYA selalu tertarik mempelajari tentang agama, mungkin ini faktor dari ayah saya yang sangat kental dengan agam. Terlebih agama Buddha. Saya banyak membaca buku-buku agama tapi kebanyakan buku yang saya baca adalah buddhisme karena saya dibesarkan di lingkungan orang-orang yang beragama Buddha.
Saya mempunyai banyak teman-teman muslim. Kami sering berdiskusi mengenai Islam. Sejak saat itulah saya mulai tertari dengan agama Islam karena cerita dari teman-teman saya.
Tetapi pada suatu hari, saya mulai berpikir secara mendalam tentang Islam. Saya banyak melakukan penelitian dengan islam dan membaca buku-buku tentang Islam. Sejak saat itulah saya mulai jatuh cinta dengan Islam.
Menjelang Ramadhan, saya sangat bersemangat untuk memulai hidup baru dengan memeluk agama Islam. Tapi entah mengapa saya masih belum mempunyai keberanian untuk melaksanakan menjadi seorang muslim. Saya merasa belum berubah menjadi yang lebih baik.
Akhirnya saya memutuskan untuk mempelajari agama Buddha dan membandingkannya dengan Islam. Saya melakukan penelitian terhadap agama Buddha, hingga akhirnya saya berada pada titik puncak mengenai pertanyaan “Siapa Tuhan?”
Saya mulai menyadari bahwa ketika keluarga saya beragam Buddha, itu bukan berarti saya pun harus beragama Buddha. Saya merasa sangat kebingungan soal Tuhan dan agama pada saat. Namun teman saya sangat mendukung agar saya memeluk Islam, dan ia membawa saya pada suatu masjid. Saya merasa takut dengan keluarga saya, jika saya masuk Islam maka keluarga saya akan membenci saya.
Pada suatu hari saya bermimpi tentang hari pembalasan. Dalam mimpi tersebut langit begitu gelap, terdapat lubang besar di dalamnya. Suasana yang sangat mencekam. Akhirnya saya terbangun dan enggan untuk mengingat mimpi tersebut karena sangat menakutkan.
Keesokkan harinya saya bermimpi kembali mengenai Islam. Dalam mimpi tersebut saya membaca Quran online yang di layar laptop saya, ditulis dalam bahasa Arab. Saya tidak tahu apa itu dan tiba-tiba saya panik, menutup layar laptop dan melarikan diri. Lalu saya mendengar suara yang tiba-tiba yang berteriak, berkata kepada saya, ”Mengapa dia tidak percaya padaku? Mengapa dia tidak mendengarkan saya? ”
Aku terbangun, tidak bisa menggerakkan tubuh saya selama beberapa detik, berkeringat dan bernapas dalam-dalam. Pada saat ini, saya tahu bahwa mimpi ini benar, dan saya menjadi sangat bersemangat untuk memeluk agama Islam. Saya tahu bahwa Allah sedang mencoba mengatakan sesuatu, seolah-olah Ia sendiri memimpin saya kepada jalan ini. Ketika saatnya tiba, saya merasa gugup dan khawatir tentang hal itu, tapi setelah mengatakan syahadat, saya merasa bahwa saya menjadi orang yang lebih baik, orang yang berbeda, seorang Muslim.
Itu Ramadhan pertama saya setelah masuk Islam, sangat sulit bagi saya untuk berpuasa dan menghindari haram (melanggar hukum). Kini saya tidak mempunyai keluarga yang mendukung saya tapi saya tahu bahwa Allah berada di samping saya, dan saya akan mencoba yang terbaik untuk tetap menjadi seorang Muslim yang baik. Saya mulai belajar bagaimana salat dalam bahasa Arab, melakukan wud’hu (wudhu), menghindari makanan haram, dan bertobat setiap kali saya melakukan dosa kepada Allah.
Terimakasih Ya Allah, engkau telah menunjukan jalan-Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar