Selasa, 20 Agustus 2013

Cara Membedakan antara Bisikan Setan dan Bisikan Malaikat

Tidak ada komentar:

Assalamu'alaikum, bismillah....

Setiap manusia terlahir di dunia ini dengan fitrah sebagai seseorang yang sukses. Tugas yang diamanahkan Allah kepada manusia, sebelum manusia diciptakan, yakni menjadi khalifah di bumi, menuntut setiap manusia untuk menjadi seorang yang sukses sehingga berguna bagi kehidupan di dunia. Sebenarnya bukan “menuntut” ding, tapi lebih tepatnya secara “default” manusia sudah disetting untuk sukses. Soalnya Allah sudah yakin dengan diciptakannya manusia sebagai khalifah, kelak manusia akan menjadi makhluk-makhluk sukses yang memberi banyak perubahan positif. Tidak mungkinlah Allah SWT memberi amanah sebesar “khalifah” kepada makhluk yang tidak berpotensi sukses.

Seiring berjalannya waktu, kesuksesan antara manusia satu dengan lain mengalami kesenjangan cukup serius. Bahkan ada manusia yang mungkin bisa dibilang hidupnya kurang sukses. Nah bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Rupa-rupanya, ada dalang di balik itu semua, yakni para setan yang selalu membisik-bisiki manusia dengan statement pengacau pikiran yang menyebabkan kesuksesan manusia itu sulit dicapai. Kita semua tahu lah, bagaimana gigihnya setan dalam menggoda manusia lewat bisikannya. Bahkan, manusia berkelas nabi seperti Nabi Adam pun berhasil diperdaya setan. Padahal, nabi Adam telah memperoleh kenikmatan apa saja di surga. Apa saja yang diinginkan telah disediakan. Hanya satu larangan saja untuk tidak memakan buah pohon Quldi. Namun itu pun gagal dipatuhi karena bisikan setan.

Walaupun ada pula nabi rupawan yang tak kalah gigihnya dalam membentengi iman dari bisikan-bisikan setan, padahal beliau sedang digoda oleh seorang wanita bangsawan yang cantik untuk berzina, dengan ancaman akan dipenjarakan bila tidak mau melakukan, namun beliau berkata “aku takut kepada Allah”. Beliau adalah Nabi Yusuf. Bahkan di dalam penjara pun Nabi Yusuf berkata, “ya Allah, jika memang kehidupan penjara lebih berarti bagiku, maka aku lebih memilih hidup di penjara tapi dekat dengan-Mu, daripada aku harus hidup bersama manusia-manusia pendusta.” Subhanallah..

Banyak sekali cerita sepak terjang setan dalam menggoda manusia lewat bisikan-bisikannya. Kita semua hanya manusia biasa yang tidak bisa melihat setan, serta tidak bisa mendengar suaranya. Yang bisa kita rasakan adalah bisikan-bisikannya.

Yang sering membuat kita rancu adalah, sebagai manusia kita pun memiliki sebuah tools yang dapat menjadi navigator kehidupan kita. Ketika kita melakukan suatu perbuatan, ketika ingin berbuat sesuatu, tools tersebut dapat berbicara dan mengatakan kepada kita apakah kita sebaiknya melakukan atau tidak melakukan hal tersebut. Tools itu bernama hati nurani, artinya sebuah hati yang senantiasa dinaungi oleh cahaya Illahi, sehingga apa yang dikatakan oleh hati nurani niscaya selalu tepat. Antara hati nurani maupun bisikan setan, keduanya sama-sama merupakan hal yang gaib dan abstrak. Manusia tidak bisa melihatnya. Sehingga mungkin di antara kita pernah mengalami sebuah keadaan membingungkan dimana kita tidak bisa mengidentifikasi apakah suara yang membisiki kita adalah bisikan dari setan atau bisikan hati nurani. Hal inilah yang kali ini ingin kita kaji bersama. Kita tidak sedang belajar untuk meramal, tetapi kita belajar untuk berpikir. Sebab manusia dikaruniai sebuah akal pikiran. Insya Allah kita bisa gunakan akal kita untuk me-logis-kan hal-hal yang abstrak tersebut sehingga menjadi lebih konkret dan mudah diaplikasikan. Caranya dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

Identifikasi dulu niatnya. Apa saja yang akan kita perbuat di dunia ini pasti dilandasi dengan niat, meskipun kita sendiri terkadang tidak menyadari bahwa diri kita sedang berniat. Misalnya, setelah kita lama berjalan kesana kemari akhirnya kita duduk. Kita melakukan duduk itu dengan spontan pastinya. Padahal, duduk tersebut sebenarnya mempunyai niat tujuan, yaitu supaya kita tidak lelah setelah berjalan kesana kemari, namun  kita biasanya tidak sampai lah sebelum duduk kok bilang dulu ‘aku niat duduk supaya tidak capek karena Allah’. Intinya, segala sesuatu pasti ada niatnya.

Niat itu ada dua : niat positif dan negatif , sudah tau lah pasti. Menilai positif dan negatif itu sifatnya general / umum. Kita tidak bisa menilai niat plus atau minus dengan kacamata kita secara personal, tetapi harus melihat dari sudut pandang yang luas. Misalnya, dalam sebuah keluarga yang ekonominya memprihatinkan, seorang ayah kebingungan memberi nafkah keluarganya. Untuk itu, dia berniat menodong seorang pengendara motor di tengah malam dan menyita motornya untuk dijual kemudian uangnya untuk memberi nafkah. Secara personal, si ayah tadi mungkin mengatakan bahwa niatnya baik, dia ingin memberi nafkah keluarga sebagaimana diamanahkan dalam agama. Tapi secara general, menodong adalah sebuah perbuatan negatif. Sehingga tindakan yang dilakukan si ayah tadi adalah hal yang tercela, sebab niatnya (yang diukur secara general) merupakan niat negatif.

Setelah kita benar-benar bisa mengerti apakah niat kita positif atau negatif, kita bisa terapkan rumus berikut :
1.  
           1. Jika bisikan itu membuat kita mundur untuk melakukan niat positif, itu bisikan setan.
2.        2. Jika bisikan itu membuat kita maju untuk melakukan niat positif, itu bisikan hati nurani.
3      3. Jika bisikan itu membuat kita mundur untuk melakukan niat negatif, itu bisikan hati nurani.
4.        4. Jika bisikan itu membuat kita maju untuk melakukan niat negatif, itu bisikan setan.

Ketika kita ingin mengambil air wudhu untuk sholat, namun ada bisikan untuk menunda, apapun itu alasannya itu adalah bisikan setan. Sebab sholat, secara general, adalah hal positif. Mundur atau menunda untuk melakukan hal positif berarti bisikan setan.

Ketika sedang tidur, mendadak ada bisikan yang membuat kita ingat belum mengerjakan tugas untuk besok sehingga kita segera mengerjakan tugas tersebut. Bagaimanapun bisikan itu ialah bisikan hati nurani, sebab membuat kita maju untuk mengerjakan hal yang positif.

Ketika sedang mengerjakan tugas itu, kok rasanya agak males soalnya masih banyak pikiran lain. Ada bisikan untuk tidur dulu deh, tapi ada bisikan untuk tetap ngerjain tugas dulu baru tidur. Maka bisikan yang pertama tadi adalah bisikan setan, sebab membuat kita maju untuk tidur bermalas-malasan (hal negatif). Sedangkan bisikan yang kedua ialah bisikan hati nurani sebab membuat kita mundur untuk melakukan malas-malasan (hal negatif).

Jika kita dapat benar-benar mematuhi bisikan hati nurani atau bisikan malaikat atau apapun itu namanya, dan kita pun selalu acuh terhadap bisikan-bisikan setan, insya Allah kita akan menjadi manusia-manusia yang sukses. Sebab hati nurani kita sudah disetting secara default oleh Allah SWT sebagai navigator kehidupan kita untuk mencapai kesuksesan. Sedangkan setan, selalu tak kalah dalam membisiki manusia supaya gagal. Mereka sangat membenci manusia yang sukses. Ingat janji setan ialah untuk menyesatkan manusia agar terjerumus ke jalan yang nista melalui bisikan-bisikannya.

Semoga yang singkat dan sederhana ini bisa memberi manfaat yang besar. Aamiin.

Kamis, 15 Agustus 2013

Download Ebook EYD untuk CPNS

Tidak ada komentar:
Masih ingat dengan kisi-kisi Tes CPNS 2013 yang dulu sudah pernah dibahas? Jika belum, tengok lagi disiniyuk. 

Dapat kita ketahui bahwa ternyata materi Bahasa Indonesia masuk ke bagian Test Wawasan Kebangsaan. Salah satu bahan materi tersebut ialah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Adalah merupakan blunder besar ketika kita mengerjakan soal-soal latihan CPNS bagian EYD Bahasa Indonesia namun kita hanya menjawab soal, kemudian mencocokan dengan kunci jawaban. Sebab biasanya penjelasan kunci jawaban untuk soal-soal EYD kurang mendalam. Untuk membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar EYD, kita dapat mempelajari dulu bagaimana teori-teorinya, untuk kemudian diaplikasikan dalam soal. Bagi yang ingin belajar EYD lagi, silakan download gratis Ebook EYD  pada link di bawah ini.



Setelah itu, kita bisa latihan soal-soalnya dengan mendownload soal-soal latihan CPNS pada artikel di bawah ini.


Selamat berlatih, semoga sukses :-) 

Jumat, 09 Agustus 2013

Jodohku Agamaku (Jangan Engkau Baca bila Engkau Tak Yakin..)

Tidak ada komentar:
Banyak kami temui, mereka yang rajin mengerjakan shalat ...
Banyak kami temui, mereka yang selalu membaca Alquran ...
Bahkan tak jarang pula, banyak dari mereka yang suka mengikuti kajian ...

Namun,
Bolehkah kami bertanya ...
Ijinkan kami mengeluh padamu ...

Apa yang terbesit dalam benakmu ketika kau tak lagi paham bahwa pacaran itu haram ...
Apakah kau punya cara sendiri agar pacaran tak mampu dikatakan haram ...
Atau mungkin, hubungan itu tak mau kau istilahkan dengan pacaran ...
Atau kalau memang benar, kau kecualikan keharaman ini dalam prinsip hidupmu ...

Tapi semua itu tak berarti bagi kami,
Justru kami semakin yakin, bahwa sebenarnya tak ada lagi ke-khusyu'an dalam ibadahmu ...

Sungguh kau pun sama seperti mereka ...
Mereka yang memiliki semangat keislaman tinggi tapi tidak memiliki pengetahuan-pengetahuan tentang islam ...
Mereka yang tak punya wibawa sekalipun dihadapan kami ...

Kami tak mau ..!
Pastilah kami tak berharap bersamamu ..!
Kami percaya, bahwa kau yang seperti itu bukanlah yang tertulis dalam Lauhul Mahfudz untuk diri kami ...

Bagaimana kau bisa menghargai orang tua dan keluarga kami kelak ...
Kalau saat ini kau tak mampu menghargai kami ..!
Bagaimana kau bisa menjadi tuntunan kami kelak ...
Kalau saat ini kau tak peduli dengan tuntunan Rabb mu ..!

Jangan terus kau berdoa jika kau masih saja bermain-main dengan hubungan harammu ..!
Berhentilah berharap untuk mendapatkan kami ..!
Karena pacaran adalah bukti kau telah merendahkan kami ..!

Semoga kau mampu merasakan,
Bahwa kami masih menunggu ...
Menunggu saat-saat kau meminangku dengan kesholehanmu ...


"Sesuatu yang pertama kali hilang dari agama kalian adalah khusyu' dan sesuatu yang paling terakhir hilang dari agama kalian adalah shalat." 
(Hudzaifah, Hilyatul Auliya' "I/281)


(Sumber : Ramadifta.blogspot.com – Aku Mengerti Bagaimana Shalatmu)


Sebuah takdir datang menimpa kehidupan seseorang. Suatu kejadian menghampiri di sela-sela kesibukan manusia. Dan beberapa hal kecil lainnya yang sebagian orang menyangka adalah sebuah kebetulan yang tak pernah mendapat perhatian. Tak pernah terpikirkan kah bahwa setiap tetesan air embun yang menetes dari daun pepohonan jatuh ke tanah terjadi atas seizin Allah. Sebuah butiran debu yang terbang dihembuskan sentuhan angin dari suatu tempat ke tempat lainnya pun atas kehendak Allah. Lalu bagaimana dengan hal-hal yang sering dianggap kecil. Lalu bagaimana dengan kejadian-kejadian besar dan takdir yang datang pada seseorang. Semua itu, tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Itu artinya selalu ada sebab dan akibat. Tidak akan terjadi suatu hal, tanpa hal lain yang mendahuluinya sebagai sebab.

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka" (Surah Ar-Rad: 11)


Sebelum seseorang lahir di dunia, mereka telah ditetapkan takdir dan mereka masing-masing. Seiring berjalannya waktu, sadar atau tidak bahwa manusia mulai mengubah takdir mereka masing-masing dengan amal dan perbuatan yang ia lakukan. Entah yang semula telah ditakdirkan baik, kemudian bergeser menjadi buruk karena amal perbuatannya yang buruk. Sebab Allah tidak akan mengubah takdir seseorang, kecuali orang tersebut yang berusaha menjadikan takdir itu berubah. Tidak peduli apakah usaha itu positif atau negatif, janji Allah tidak akan pernah berubah. Beruntung sekali orang-orang yang sengaja atau tidak telah mengubah dan memperbaiki takdirnya dengan amal ibadah dan perbuatan yang positif sehari-hari.

Rezeki memang telah ditetapkan sebelumnya, namun Allah memberi kesempatan kepada manusia untuk mengubah. Jodoh, memang tulang rusuk tak akan tertukar, namun jika Allah SWT berkehendak maka apa yang terjadi terjadilah. Bukan berarti lantas tulang rusuk akhirnya bisa tertukar atas izin Allah, tetapi ibarat sebuah cincin permata yang akan disematkan pada jari manis manusia, ketika pada awalnya sebuah cincin berwarna perak adalah cincin dengan ukuran yang sangat pas di tangan fulanah, namun seiring perkembangan waktu rupanya tangan fulanah menjadi semakin besar, sehingga kini cincin dengan ukuran yang pas di tangannya adalah cincin berwana emas. Kemudian ada fulanah lain yang lebih pas memakai cincin berwarna perak tadi. Maka kedua cincin tersebut, perak dan emas, telah menemukan jari tangannya masing-masing, mereka tidak tertukar. Dalam hal ini, tidak ada istilah bahwa cincin itu tidak pantas untuk fulanah itu, tapi istilah yang tepat adalah : Allah telah memberikan cincin kepada pemilik yang pantas.

Ketika ingin memakai cincin dengan ukuran yang besar, maka besarkan jari tangan dulu. Ketika inginkan rezeki dan jodoh yang membawa berkah, maka tingkatkan kualitas ibadah dan kualitas diri terlebih dahulu. Banyak waktu yang Allah berikan untuk meningkatkan itu semua. Ketika Allah semakin lama mempertemukan seseorang dengan jodohnya, berarti Allah memberi kesempatan kepada orang itu untuk memperoleh jodoh yang semakin baik, jika orang tersebut terus memperbaiki dirinya selama masa menunggu tersebut.

Dulu, kota Yogyakarta tidak ada apa-apanya dibandingkan Semarang. Yogyakarta hanya sebuah ibukota provinsi kecil di pojok selatan provinsi Jawa Tengah. Sedangkan Semarang adalah kota besar sekaligus ibukota salah satu provinsi besar di jawa. Dengan infrastruktur dan tempat pelayanan masyarakat yang lengkap, praktis Semarang menjadi daya tarik tersendiri bagi orang-orang untuk bertempat tinggal di Semarang. Namun kini Yogyakarta berhasil membalik keadaannya menjadi salah satu kota favorit dalam range Jawa Tengah – Jogja, bahkan di lingkup pulau Jawa. Sebab Yogyakarta telah dianggap pantas dan layak, maka banyak orang yang berbondong-bondong singgah ke kota itu, baik itu orang biasa sampai orang-orang penting dan acara-acara penting diselenggarakan di kota itu.

Ketika club sekelas Manchester United akan berkunjung ke Indonesia pada tahun 2009. Berbagai hal dilakukan oleh Indonesia untuk memantaskan negara ini dalam rangka menyambut kedatangannya. Di berbagai jalan terlihat spanduk dan baliho para pemain MU. Di televisi pun banyak iklan yang mempromosikan kedatangan club raksasa Inggris tersebut. Ketika hampir datang, justru terjadi ledakan bom di hotel tempat pemain MU akan menginap, JW Marriot. Akibatnya, bintang sepakbola Manchester United membatalkan niatnya ke Indonesia, sebab Indonesia masih dianggap tidak pantas.

Begitu pula masalah rezeki dan jodoh, mereka akan datang sesuai dengan kepantasan seseorang. Bersyukurlah orang-orang yang telah dipertemukan dengan jodohnya. Namun lebih bersyukurlah orang-orang yang belum dipertemukan untuk itu, sebab berarti ada kesempatan untuk meningkatkan kualitas dari itu semua untuk mendapatkan yang lebih baik, asalakan orang itu memang selalu memperbaiki dirinya selama masa menunggu itu.

Kadang sering terjadi, dua orang yang sudah saling mengenal dan sering sekali bertemu, tapi mereka tidak menyadari bahwa sebenarnya dia adalah jodoh yang dicari selama ini. Sebab amal ibadah mereka masih kurang. Allah masih belum menganggap mereka pantas untuk berjodoh.

Jangan gunakan logika manusia jika ingin dapatkan jodoh yang saleha. Jika logika manusia mengatakan bahwa siapa yang cepat maka ia akan dapatkan yang terbaik, dan yang terakhir akan dapatkan sisa-sisa. Namun justru wanita saleha ialah dia yang terus bersembunyi di balik dinding ketaqwaannya untuk terus menunggu pangeran. Sambil terus belajar bagaimana menjadi istri yang baik dan benar karena Allah, sehingga memang tidak ada waktu bagi para wanita tersebut untuk bermain bersama dunia, sebab waktunya telah disibukkan untuk terus memperbaiki dan memantaskan diri. Dan para lelaki yang memperhatikan hal tersebut, akan terus mencari mereka.


Aku tak peduli lagi dengan logika ku
Yang ingin berlari mendahului waktu
Sebab pemenang akan selalu cepat
Namun aku tak peduli

Aku tak peduli lagi dengan logika ku
Yang ingin melihat sesuatu nan rupawan
Sebab yang elok selalu indah di mata
Namun aku tak peduli

Aku tak peduli lagi dengan logika ku
Yang termakan candu mendengar desir yang merdu
Sebab telinga akan terbuai dengan lembutnya suara
Namun kali ini tidak
Aku tak peduli

Aku tak peduli lagi dengan logika ku
Yang menyisihkan siapa saja yang terlambat
Sebab keindahan akan disirnakan oleh yang lebih cepat
Namun sungguh kali ini tidak
Aku tak akan peduli

Aku tak peduli lagi dengan logika ku
Yang membuat hitam tampak lebih gelap dari putih
Ataupun putih yang tampak lebih cerah
Namun semua akan tampak abu olehku
Sebab aku tak peduli lagi

Aku tak peduli lagi dengan logika ku
Yang menjadikan tawa terlihat lebih membahagiakan
Walaupun selebih itu tak terlihat demikian olehku
Karena sungguh aku ingin tak pedulikan itu

Aku tak peduli lagi dengan logika ku
Yang silau oleh kilau bebatuan permata
Meskipun kerikil tak kan memancarkan sinar
Namun kali ini tidak
Aku tak peduli

Aku tak peduli lagi dengan logika ku

Sebab ku ingin coba pahami logika Mu

Aku tak ingin mendahului waktu terindah yang telah Kau tetapkan

Aku ingin melihat indah yang sesungguhnya di mata Mu

Aku ingin mendengar yang benar-benar merdu untuk telinga ku

Aku tak ingin terburu karena Engkau telah sediakan itu untuk ku

Sehingga aku akan dapatkan putih yang memancarkan cahaya di saat gelap

Sehingga senyum yang tersungging di bibir ku ialah sesungguhnya kebahagiaan

Sebab ku ingin dapatkan permata paling indah di dunia ini





Selasa, 06 Agustus 2013

DENGAN CARA ISLAM, DUNIA MUDAH DALAM GENGGAMAN

Tidak ada komentar:


Assalamualaikum, bismillah...

Dunia dan akhirat merupakan dua hal yang tidak dapat terpisahkan dan terlupakan dalam siklus kehidupan manusia. Siapa sih yang tidak mau sukses di dunia, dan siapa juga sih yang tidak ingin sukses di akhirat kelak. Mengejar dunia atau mengejar akhirat, mana yang didahulukan harus? Apakah tergantung situasinya? Jika masih muda maka banyak-banyaklah berjuang untuk dunia, sedang ketika usia mulai lanjut maka itulah saat orientasi harus berubah menjadi mengejar akhirat, benar begitu? Hmm... berbicara masalah akhirat, bagi seseorang yang usianya masih tergolong muda seperti saya, saya yakin pasti ada yang menganggapnya kolot, tidak gaul, seperti orang tua saja, dan lain sebagainya. Namun mau tidak mau, justru semakin muda kita mendalami perihal akhirat, masalah agama, kesempatan kita untuk sukses di dunia akan semakin cepat.

Perhatikan sabda Rasulullah berikut.

“Dunia dan akhirat itu umpama rumput dan padi... Tanamlah padi, rumput kan tumbuh jua, tetapi tanam rumput, tak kan tertumbuh padi... Begitulah jua dunia dan akhirat... Kejar akhirat, dunia akan didapat bersama... Kejar dunia, maka hanyalah dunia semata-mata”

Dari hadits tersebut, dapat kita tarik kesimpulan bahwa ketika seseorang bersungguh-sungguh untuk mengejar akhirat maka secara langsung dia pun akan memperoleh kebahagiaan dunia. Sedangkan orang yang hanya mencari kebahagiaan di dunia, maka dia hanya memperoleh dunia saja tanpa kebahagiaan di akhirat. Hal inilah yang nanti akan kita dalami maknanya, serta kita carikan contoh-contohnya sehingga kita menjadi semakin yakin dan istiqomah di jalan Allah SWT.

Banyak di antara anak muda yang menyepelekan masalah agama namun sangat bersungguh-sungguh dalam mengejar nilai A di bangku kuliah. Bagaimana mungkin bisa seseorang yang tiap hari isinya cuman mengkaji Alquran namun bisa mendapat nilai A ketika ujian? Jadi begini... Untuk menjawabnya, memang diperlukan pikiran dan hati yang lapang dan terbuka.

Agama islam, merupakan agama yang sempurna dan mengatur segala aspek kehidupan. Jadi di dalam ajaran agama Islam itu sendiri tentunya terdapat anjuran untuk giat dalam menuntut ilmu pengetahuan. Lebih-lebih ialah Islam memandang ilmu merupakan sesuatu hal yang sangat mulia. Kemuliaan ilmu dipandang Islam lebih mulia daripada harta. Hal itu disebabkan karena:

Pertama, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab ilmu adalah warisan para nabi. Sedangkan harta adalan warisan Qarun, Haman dan Fir’aun.

Kedua, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab ilmu selalu menjagamu, sedangkan harta, engkaulah yang harus menjaganya. Ilmu tidak perlu dijaga, sedangkan hartaminta dijaga.

Ketiga, ilmu lebih istimewa dari harta. Sebab agama itu sendiri akan menjadi buta tanpa adanya ilmu. Tidak mungkin seseorang dapat menemukan keagungan-keagungan ciptaan Allah SWT tanpa adanya ilmu pengetahuan yang digunakan untuk itu.

Sehingga korelasinya adalah seseorang yang memang benar-benar mempelajari dan menjalankan perintah agama tentu tidak akan malas-malasan dalam belajar (menuntut ilmu). Sebab menuntut ilmu adalah perintah agama, siapa yang mengingkari berarti ingkar terhadap perintah Allah SWT. Insya Allah bagi mahasiswa biasanya yang rajin belajar akan mendapat nilai bagus.

Bicara tentang sukses dunia akhirat, tentunya tidak menutup kemungkinan seseorang untuk mengalami yang namanya tidak sukses dunia akhirat. Skenario terburuknya, ketika seseorang mengalami kegagalan di dunia dan kegagalan di akhirat, kira-kira lebih bahaya yang mana?? Kegagalan di dunia, segagal-gagalnya apapun tetap masih akan ada banyak orang yang menolong. Sebab di dalam Islam sendiri mewajibkan untuk saling menolong kepada orang yang berkesulitan, salah satunya ialah kewajiban dalam perintah zakat. Zakat diberikan kepada orang-orang yang mungkin bisa dikatakan kurang beruntung di dunia, sebab mereka pun untuk makan saja sangat sulit.
Namun orang-orang tersebut masih sangat mending jika dibandingkan dengan orang-orang yang gagal di akhirat. Kegagalan di akhirat tidak akan ada yang bisa menolong. Yang ada ialah balasan berupa azab  yang pedih.

Terlepas dari konteks perkuliahan yang sempit, kita keluar melihat dunia luas yang dipenuhi orang-orang yang sukses di dunia karena mereka tekun mengejar akhirat.

Pernah membaca novel Negeri Lima Menara??

Saya yakin jawabannya bisa sudah bisa belum. Dan saya sendiri belum membacanya. Tapi saya tahu sedikit-sedikit kisah hidup langsung (bukan fiksinya) mas Ahmad Fuadi, penulis novel Negeri Lima Menara tersebut. Beliau diminta orang tuanya untuk jadi anak pondokan pesantren. So pasti, tak usah dibahas pun kita semua tahu yang namanya pondok pesantren tentu isinya pendidikan-pendidikan berbau agama yang istiqomah dalam mengejar akhirat. Dan hasilnya, luar biasa. Dunia dalam genggaman mas Ahmad Fuadi. Berbagai beasiswa keliling dunia ia dapatkan. Berbagai penghargaan pun dia raih sebagai penulis best seller. You know lah..

Pernah dengar pakarnya otak kanan bernama mas Ippho Santosa??

Iya saya tahu, jawabannya bisa pernah dengar bisa juga belum pernah. Beliau ini pun merupakan Enterpreneur muda yang sukses di tanah air, sekaligus penulis buku mega best seller, serta seorang motivator yang sudah menyelenggarakan training di berbagai benua loh. Yup, dunia di tangannya. Rahasianya?? Dalam bukunya ia bercerita bahwa semua hasil yang dia raih itu adalah buah dari ibadah yang ia tekuni selama ini. Simpel aja sih sebenarnya, cukup sedekah konsisten, sholat Dhuha dan Tahajud. Tapi yang konsisten lo ya. Katanya, Sholat Duha itu singkatannya “Doanya Pengusaha”. Sedangkan Tahajud singkatan dari “Tau-tau Hajad Terwujud”. Berhubung kekayaannya sudah melimpah ruah, mas Ippho kalau sedekah nominalnya bisa mencapai ratusan juta. Jadi dampaknya ya justru kekayaannya semakin bertambah banyak lagi. Dunia semakin dalam genggaman.

Begitu banyak hal yang ku alami dan ku lalui ...
Saat bersama-Mu ku rasa senang tak ku rasa sedih ...

Familiar tidak dengan dua syair di atas? Hehe yup itu adalah lirik lagu Noah yang sedikit diplesetkan sehingga bernuansa religi. Siapa sih yang tidak tau Noah sekarang. Dimana-mana muncul, dimana-mana ada Noah. Mulai dari iklan XL, Yamaha, PC Tablet, Kakaotalk, Vaseline, baik itu di TV, spanduk, koran, majalah, atau brosur-brosur yang berserakan di jalanan. Tentunya mereka meraup penghasilan yang luar biasa besarnya dari itu semua, padahal itu adalah honor sampingan mereka sebagai grup band yang honornya sendiri sudah selangit. Noah berhasil menggenggam dunia. Setelah mereka mengalami masa-masa yang gelap dan penuh keterpurukan iman, ternyata selama menunggu si vokalis bebas dari tahanan, beberapa personel Noah yaitu Lukman dan Reza tekun mendalami ilmu agama di daerah Jawa Timur. Mereka tak jarang ikut pengajian-pengajian untuk mendekatkan diri dengan Allah SWT. Hasilnya ya begini ini sekarang, mereka mencoba mengejar akhirat, ternyata band mereka berhasil menggenggam dunia.

Dan masih ada banyak contoh di luar sana.

Pertanyaannya ialah kok bisa ya dunia itu bisa dikatakan secara otomatis berada dalam genggaman orang-orang yang tekun mengejar akhirat. Entah benar atau tidak saya pribadi me-logika-kan seperti ini. Harap maklum ya kalau tidak tepat.

Islam menganggap dunia itu tidak penting. Benar-benar tidak penting lah pokoknya. Dalam sebuah buku yang pernah saya baca menyebutkan bahwa Allah SWT tidak menganggap dunia itu lebih berharga daripada sayap seekor nyamuk. Ada pula hadits yang menyebutkan bahwa dunia dan akhirat itu ibarat ketika engkau mencelupkan jari telunjukmu ke dalam air se-laut-an kemudian kamu angkat kembali jari telunjukmu itu. Maka sisa air yang menempel pada jari telunjukmu itulah dunia, sedangkan air di lautan itu ialah akhirat. Benar- benar perbandingan sangat kontras.

Untuk itu islam sangat menganjurkan umatnya agar tidak terlena dengan dunia yang hanya secuil itu. Kenikmatan dunia hanya sedikit, sesaat dan fana. Islam menganjurkan umatnya untuk lebih berkonsentrasi kepada urusan akhirat, karena akhirat itu lebih abadi dan kekal dengan segala nikmat-Nya.

Hal itu membuat kaum muslim menganggap dunia itu kecil dan tak perlu terlalu dipusingkan. Lebih baik memusingkan tentang akhirat yang kekal abadi, berintrospeksi dengan diri sendiri apakah semua yang telah dilakukan dapat dipertanggungjawabkan di akhirat nanti. Mereka akan menyibukan diri dengan ibadah-ibadah yang berkaitan dengan akhirat. Akibatnya dunia jadi tercampakan. Dunia jadi dicuekin nih jadinya. Siapapun juga yang merasa dicuekin pasti biasanya akan caper, cari perhatian, bisa dengan mendadak jadi baik hati. Begitu pula dengan dunia, dia pun akhirnya takluk dengan sikap kekeh kaum muslim yang cuek terhadapnya. Akhirnya dunia pun menyerahkan dirinya kepada orang-orang yang teguh mengejar akhirat.

Itu cuma logika gampangnya aja. Kajian yang lebih mendalam mengenai mengejar akhirat dan dunia sebenarnya tidak bisa dilogikakan. Intinya adalah semua karena Allah SWT. Orang yang mengejar akhirat berarti dia mencintai Allah, sehingga Allah pun mencintai orang tersebut. Maka dari itu Allah akan memudahkan urusan-urusan orang itu di dunia.

Terakhir, kita semua sudah tidak asing lagi dengan istilah penjahat berdasi, yang akhir-akhir ini mewabah di negeri ini. Penjahat berdasi, alias para koruptor, ya mereka disebut penjahat karena memang berbuat kejahatan. Sehingga negeri kita ini kini menjadi sangat ironis, kejahatan dilakukan bukan oleh orang-orang liar yang kelaparan di jalan, dan rumah tahanan pun tak hanya terisi oleh tersangka kasus curanmor, namun, penjahat di negeri kita dilakukan oleh orang-orang yang cerdas, oleh sekumpulan orang-orang pandai, berpendidikan dan intelektual yang tinggi, iya korupsi. APA YANG SALAH DENGAN MEREKA?????????? Otak mereka brilian, pendidikan mereka tinggi, jabatan pekerjaan mereka disegani sebagai tempat bersandarnya nasib masyarakat.

Ini adalah masalah akhlak. Ilmu mereka sempurna, namun agama mereka terseok-seok. Jika agama tanpa ilmu ialah buta, maka ilmu tanpa disertai agama ialah bencana. Sebab mereka tak bisa mengguanakan ilmu mereka dengan tuntunan agama yang mulia. Mereka menggunakan ilmu untuk kepentingan nafsu mereka pribadi. Mereka dapatkan gelar, jabatan, tahta, uang yang berlimpah ruah. Namun dengan semua itu apakah mereka telah bisa disebut telah menggenggam dunia?? Dengan kerendahan hati, saya katakan TIDAK!

Justru mereka termasuk orang-orang yang gagal. Mereka gagal dalam mencuekin dunia. Sehingga dunia berhasil menjadi prioritas utama. Hak-hak orang lain mereka ambil untuk kepentingan mereka. Secara akhirat, jelas mereka telah divonis gagal. Sedangkan secara dunia, bagaimana indikatornya?? Meskipun mereka, para koruptor, mendapatkan segala kenikmatan dunia, seakan-akan mereka menggenggam dunia, namun di sisi lain banyak sekali rakyat yang dirugikan, banyak rakyat yang menghujat para koruptor, tidak jarang rakyat yang memberikan sumpah-sumpah untuk keburukan nasib para koruptor sebagai pelampiasan kekecewaan rakyat. Nah, banyak sekali musuh di dunia. Apakah masih bisa disebut menggenggam dunia?? Justru yang ada ialah mereka sedang DIGENGGAM DUNIA. Mereka digenggam oleh kecaman dan hujatan dari sana-sini semasa hidup mereka di dunia. Sungguh itu adalah akibat dari lalai dan meremehkan masalah akhirat.

Kesuksesan, baik itu kesuksesan dunia maupun kesuksesan akhirat, ialah dua hal yang kita inginkan bersama. Ada satu nasihat yang saya peroleh dari Amak (bahasa minangnya ibu) mas Ahmad Fuadi. Bahwa walaupun Ahmad Fuadi kini telah sebegitu sukses kiprahnya di dunia, namun bagi Amaknya, untuk urusan akhirat tidak boleh ada kata puas. Tidak boleh lah seseorang merasa cukup dengan bekal-bekal amalnya untuk menuju akhirat. Tak boleh lah seseorang merasa cukup alim dan sholeh masalah akhirat. Jangan ada kata lelah untuk terus mengejar dan meningkatkan ilmu akhirat. Sedangkan untuk masalah dunia, lihatlah orang-orang yang keadaannya jauh di bawah keadaan kita. Sehingga kita pun menjadi sangat mensyukuri apa pun nikmat yang kita peroleh.

“Untuk akhirat lihatlah ke atas, sedangkankan untuk dunia lihatlah ke bawah” (Ibunda Ahmad Fuadi)

Semoga... semoga... kita semua sangat berharap... kita semua berharap semoga kita terus terjaga keimanan dan ketaqwaan kita, meskipun telah pergi meninggalkan kita sebuah bulan yang sangat mulia, sebuah bulan yang penuh kasih sayang, bulan yang penuh ampunan, bulan yang ketika engkau memohon di dalamnya maka doamu akan terkabul, bulan yang di dalamnya terdapat malam yang yang lebih baik daripada malam seribu bulan, sebuah bulan yang ketika diamnya mulutmu saja pun tlah dihitung sebagai pahala, subhanallah... bulan Ramadhan, pertemukanlah kami denganmu lagi...lengkap dengan orang-orang yang kami sayangi...

Dan dengan terjaganya keimanan dan ketaqwaan kita, maka tidak ada rasa lelah yang menyelimuti untuk tetap tegar dalam mengejar akhirat, hingga kita akan peroleh kesuksesan demi kesuksesan di dunia datang pada diri kita, dan pada akhirnya semua kesuksesan dunia tersebut akan ditutup dengan sebuah kesuksesan yang abadi, yakni kesuksesan akhirat. Aamiin ya Rabbal Alamin.

Segala salah dan hina mohon tuk dimaafkan ...
Semoga kita jumpa di Ramadhan depan ...
Selamat hari raya ...
Selamat hari lebaran ...
Selamat Idul Fitri ...
Maaf Lahir dan Batin ...


Jumat, 02 Agustus 2013

LOGIKA MANUSIA YANG DIPLESETKAN SETAN

Tidak ada komentar:
Assalamualaikun, bismillah..

Seringkali kebudayaan dan adat istiadat yang berlaku pada suatu kaum lebih dijunjung tinggi daripada aturan-aturan dalam islam. Padahal seharusnya, kebudayaan dan adat istiadat terbentuk berdasarkan aturan islam untuk mewujudkan kehidupan yang berkah dan penuh rahmat. Dewasa ini banyak dijumpai hal-hal dalam kehidupan kita sehari-hari yang jika kita mau kaji dan pikirkan secara lebih mendalam akan kita pahami bahwa hal tersebut secara logika sudah jelas salah, namun logika kita seakan diplesetkan untuk membenarkan hal-hal tersebut. Tentunya diplesetkan setan, dengan kedok “perkembangan jaman”.

Berikut ini ada beberapa hal yang menurut logika sudah jelas salah namun kita sering terlena dan menganggapnya benar dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa dari hal ini didapat dari sumber buku dan beberapa diantaranya adalah dari pemikiran saya pribadi. Jadi harap maklum bila ada yang tidak berkenan. Setuju dan tidak setuju itu bukan masalah kok. Sharing aja, semoga ada manfaatnya.

A.        LOGIKA PORNOGRAFI

Secara logika kita semua sudah pasti tahu dan hafal, bahwa melihat sesuatu yang berbau porno pasti haram hukumnya. Namun kerap beberapa kali ditemui berbagai hal yang mengaburkan keharaman dari pornografi ini. Setan telah sukses besar membungkus keharaman pornografi ini dengan kedok “seni”.

Kita tahu ada berbagai macam lukisan, patung, maupun karya seni lainnya yang memamerkan aurat dan lekuk tubuh wanita dengan hanya alasan seni. Orang yang tidak menikmati dan melarang justru dianggap tidak mempunyai jiwa seni dan dikucilkan sebagai kaum minoritas. Untungnya..hal tersebut masih ditemui di negara-negara barat yang non muslim. Untuk negara kita yang mayoritas penduduknya adalah kaum muslim ini masih memberikan batasan-batasan budaya islam atas sebuah karya seni. Semoga budaya kita tidak terkontaminasi oleh ketidaksenonohan budaya barat yang telah banyak disimpangkan logikanya oleh setan.

B.         LOGIKA IBADAH SUNNAH DAN WAJIB

Jika ada dua pilihan antara ibadah sunnah dan wajib tentu logika kita mengatakan untuk mendahulukan yang wajib. Karena yang wajib itu lebih fardlu daripada yang sunnah. Setelah ibadah wajib kita telah baik dan benar terlaksana, barulah kita dapat menambah poin amalan kita melalui ibadah sunnah.

Namun kadang kita sering tertarik dengan ibadah sunnah yang bernama sholat malam Tahajud. Dalam sebuah hadits sahih disebutkan bahwa sholat sunnah yang paling dianjurkan ialah sholat Tahajud. Apalagi dilakukan ketika sepertiga malam terakhir, dimana Allah SWT akan turun ke bumi ketika itu dan Dia akan mengabulkan hajad dari hamba-Nya yang memohon pada waktu itu. Begitu istimewanya sholat Tahajud ternyata berhasil digunakan sebagai media setan untuk mengaburkan logika manusia tentang ibadah sunnah dan wajib.

Alkisah ada seorang pemuda yang amat salih dan tekun dalam beribadah. Hal itu membuat setan kualahan dalam menggoda pemuda tersebut untuk lalai dalam beribadah. Namun bukan setan namanya jika pantang menyerah, ternyata setan berhasil memanfaatkan kesalihan dan ketekunan pemuda tersebut untuk melalaikan dia dalam beribadah. Caranya ialah dengan membisikan pemikiran-pemikiran yang mengaburkan logika manusianya. Setan telah menyarankan kepada pemuda tersebut untuk beribadah sholat Tahajud dengan jumlah puluhan rakaat agar tidak kalah dengan para Nabi dan Rasul, serta diampuni dosa-dosanya.

Akhirnya hal tersebut benar dilaksanakan oleh pemuda itu. Setelah selesai sholat Tahajud dengan puluhan rakaat, berdzikir dan berdoa dengan sangat panjang dan bercucuran air mata sampai menjelang subuh, pemuda itu merasa bahwa dosa-dosanya telah diampuni oleh Allah SWT. Kini dia merasa sangat lelah dan pemuda itu pun tertidur pulas. Ketika dia bangun, rupanya matahari sudah terbit sangat terik. Alhasil pemuda tadi tidak bisa menjalankan sholat Subuh. Tentu saja hal ini dihitung sebagai penambah akun dosa pemuda tadi. Padahal sebenarnya pemuda tadi tidak perlu memaksakan untuk sholat Tahajud dengan jumlah rakaat berlebihan agar tidak kelelahan dan tertinggal dalam melaksanakan sholat Subuh.

Sholat subuh yang notabene adalah ibadah wajib, telah disimpangkan oleh setan, yang membuat kesan bahwa sholat Tahajud yang merupakan ibadah sunnah lebih istimewa daripada yang wajib. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari hal ini. Aamiin.

C.         LOGIKA ACARA MAKANAN

Entah kesambet apa, akhir-akhir ini banyak sekali acara TV show yang berkaitan dengan unjuk kebolehan masak memasak. Padahal sebelum ini, acara TV yang berhubungan dengan makanan hanya sebatas acara memasak individu oleh seorang chef yang tidak dilombakan, dan acara wisata makanan nusantara sejenis wisata kuliner.

Bukan apa-apa atau melarang sebuah kompetensi memasak, namun yang tidak sepatutnya dilakukan ialah sesi mengolok-ngolok makanannya oleh juri. Secara logika, kita semua sebenarnya tahu persis bahwa Rasulullah sangat melarang umat menjelek-jelekan makanan. Jika memang makanan itu tidak enak rasanya maka lebih baik diam atau cari makanan yang lain saja. Sebab menjelek-jelekan makanan selain menyinggung orang yang menyajikan makanan itu (berarti memberi nikmat kepada kita) juga berarti tidak mensyukuri nikmat Allah SWT. Namun kali ini setan membungkus kebenaran logika itu dengan rapi berbalutkan program TV memasak yang banyak diminati oleh masyarakat.

Kita lihat sendiri para chef sebagai juri acara tersebut dengan bangganya mengolok-ngolok rasa dan penyajian makanan yang dibuat oleh para peserta. Bahkan pernah sekali waktu ada seorang chef yang mengatakan bahwa masakan yang dibuat peserta itu seperti sampah. Padahal peserta itu telah berupaya sesempurna mungkin untuk menghidangkan makanan tadi, namun ternyata hanya dianggap sebagai sampah. Kalau kita lihat di luar sana, banyak fakir miskin yang kesulitan mencari makan 3 kali sehari, bahkan sesekali mereka benar-benar memakan “sampah”, sisa-sisa makanan. Sungguh tidak sepantasnya makanan dikatakan sampah mengingat banyak saudara kita yang kelaparan mencari makanan.

Saya pribadi sangat tidak setuju dengan acara semacam itu. Mungkin di mata manusia, para juri yang terkesan galak dalam menilai makanan akan tampak lebih disegani. Namun mungkin di mata Allah SWT sungguh mereka itu tak ada wibawa sama sekali.

D.        LOGIKA HAJI

Haji merupakan salah satu ibadah rukun Islam yang dianjurkan bagi orang-orang yang memang telah mampu untuk melaksanakannya. Sebab faktor biaya menyebabkan ibadah tersebut terkesan eksklusif hanya bagi orang-orang tertentu saja. Hal itu lah yang menjadi peluang setan dalam memplesetkan logika manusia, untuk membangga-banggakan title haji yang melekat pada namanya.

Selain ibadah haji, masih ada banyak ibadah lain yang termasuk dalam lingkup rukun Islam, misalnya syahadat, sholat, puasa, zakat. Di antara rukun Islam yang satu dengan yang lain sama penting kedudukannya di dalam mengokohkan kualitas keislaman seseorang. Namun entah kenapa hanya rukun Islam “Haji” saja yang langsung diembel-embelnya di nama depan seseorang yang sudah menjalankannya. Padahal, logikanya jika kelima rukum Islam tersebut sama haqiqinya, harusnya orang yang sudah bersyahadat harus mendapat title syahadat. Yang sudah sholat harus mendapat title sholat. Yang habis puasa dan zakat pun harus mendapat title puasa zakat, menjadi Bapak Sh.Zk.Dinar Rafikhalif, alias Bapak Sholat Zakat Dinar Rafikhalif. 

Jika ingin membanggakan hajinya dengan embel-embel haji, mungkin orang yang paling banyak melakukan haji di dunia ini ialah Nabi Muhammad SAW. Tapi kita lihat sendiri tidak ada embel-embel haji pada nama depan beliau. Title haji inilah yang terkadang membuat manusia terlena dengan esensi ibadah haji. Mereka jadi memberatkan gelar ke-haji-an yang akan melekat pada namanya ketimbang pelaksanaan haji itu sendiri. Semoga kita tidak termasuk golongan yang demikian seandainya suatu saat nanti kita diberi rezeki untuk berangkat ke tanah suci. Aamiin.

E.         LOGIKA IKHLAS

Jika Anda mengatakan ilmu Matematika, Akuntansi, atau Kalkulus adalah ilmu yang paling sulit, maka ternyata ilmu yang paling sulit di dunia ini ialah ilmu Ikhlas. Betapa tidak, jaminan orang yang ikhlas sudah pasti surga. Ada banyak pengertian yang mendefinisikan ikhlas, diantaranya yang paling mendalam dari pengertian Ikhlas ialah tidak bertambahnya semangat ketika mendapat pujian, dan tidak berkurangnya semangat ketika mendapat hinaan. Sehingga apa saja yang dilakukan ialah murni dilakukan untuk Allah SWT, baik itu melakukan segala sesuatu maupun menerima segala sesuatu karena Allah SWT. Melakukan segala sesuatu misalnya memberi sedekah, pergi ke masjid, menuntut ilmu, dll karena Allah SWT. Menerima sesuatu misalnya menerima ujian ketika sakit, menerima hinaan, menerima hadiah uang, menerima takdir dengan lapang dada karena Allah SWT.

Lebih susah mana ikhlas memberi atau menerima? Keduanya sama-sama repotnya dan tidak mudah. Misalnya kita telah terbiasa melakukan sholat berjamaah di masjid. Suatu ketika di depan rumah kita sedang berkumpul para tetangga yang asik-asiknya ngobrol. Ketika adzan berkumandang, ada dua hal kemungkinan yang terjadi : kemungkinan pertama kita jadi tambah semangat bergegas ke masjid karena dilihat tetangga. Sudah pasti ini bukan ikhlas namanya tetapi riya. Sedangkan kemungkinan kedua kita jadi sungkan bergegas ke masjid karena takut dikira sok alim oleh tetangga. Nah, ini pun juga merupakan bentuk dari riya dan tidak ikhlas, sebab ikhlas berarti tidak berkurangnya semangat ketika mendapat hinaan.

Bahkan, dalam aturan main ilmu Ikhlas, dikatakan bahwa orang yang semakin “merasa” berarti justru semakin “belum”. Misalnya orang yang sudah semakin merasa saleh, berarti justru dia semakin belum sungguh-sungguh saleh karena Allah SWT. Orang yang sudah semakin merasa pintar, berarti justru dia semakin belum sungguh-sungguh pintar karena Allah SWT. Termasuk juga orang yang sudah semakin merasa ikhlas, justru berarti dia semakin belum ikhlas. Hati-hati dalam mengucapkan “Aku sudah ikhlas kok” kepada orang lain, karena itu justru salah satu tanda sebenarnya Anda belum ikhlas.

Jadi ikhlas itu seperti apa????? Dengan sangat sederhana sekali, ikhlas dapat didefinisikan hubungan dengan Allah SWT semata. Lewat hati, bukan lewat bibir atau anggota tubuh lainnya yang ingin menunjukkan keikhlasan tersebut. Orang lain tidak perlu tahu kita itu sudah merasa seperti apa dan gimana, biarkan hanya Allah SWT yang tahu dan kepada Allah SWT saja. Susah sekali menjelaskannya, hehe..

Nah, berhubung ilmu ikhlas adalah ilmu yang paling tinggi tingkatannya di dunia, maka setan memanfaatkan hal ini untuk mencemarkan logika manusia dengan dalih kata “ikhlas”. Secara logika, kita semestinya tahu, bahwa datang kuliah terlambat, itu lebih baik daripada membolos sama sekali. Sebab yang terlambat mungkin masih bisa memperoleh ilmu walaupun sedikit daripada yang tidak datang. Begitu pula dengan ibadah, banyak alasan yang mengatakan bahwa daripada tidak ikhlas mendingan tidak usah dilakukan sekalian. Pernah dengar??

Ibadah sholat Tahajud, malam-malam pas lagi ngantuk-ngantuknya kok bangun mengambil air wudhu yang begitu dingin rasanya di kulit. Daripada sholat Tahajudnya sambil ngomel dalam hati alias tidak ikhlas mendingan tidak usah sekalian. Toh percuma pahalanya gak dapet kalau tidak ikhlas. Begitu pula dengan ibadah-ibadah lainnya: sedekah, pergi ke masjid, daripada tidak ikhlas dan percuma ibadahnya tidak diterima lebih baik tidak usah dilakukan.

Memang, ibadah yang dilakukan dengan tidak ikhlas sangat tidak dianjurkan...bila...bandingannya adalah ibadah yang dilakukan dengan ikhlas. Nah, kalau bandingannya adalah tidak mau menjalankan ibadah, tentunya lebih direkomendasikan yang tetap melakukan ibadah walaupun BELUM ikhlas. Pahala orang yang beribadah tapi belum ikhlas tentu lebih besar daripada yang tidak melakukan ibadah sama sekali. Logikanya seharusnya begitu kan, setuju??

Kabar baiknya adalah, sebenarnya segala sesuatu yang sekarang bisa kita lakukan dengan ikhlas dulunya tidak kita lakukan dengan ikhlas. Contohnya misalnya sholat. Jujur saja, ketika kita masih SD disuruh sholat subuh pagi-pagi mesti rasanya ndongkol minta ampun. Atau belajar ngaji di TPA, kalau tidak dipaksa orang tua mesti malesnya minta ampun kan. Namun berangsur-angsur rasa tidak ikhlas itu berubah menjadi ikhlas dengan sendirinya. Jadi, lakukan saja! Tidak ada alasan untuk tidak beribadah karena tidak ikhlas, sebab ikhlas akan datang dengan sendirinya ketika kita telah terbiasa melakukannya.

F.         LOGIKA PERINTAH ALLAH ATAU PERINTAH BOSS

Ini merupakan logika yang paling penting untuk dipahami sekaligus paling sukses diplesetkan setan.

Dalam sebuah lapangan kerja, ada yang namanya atasan atau boss dan ada juga bawahan alias karyawannya. Hal-hal yang berkaitan dengan karyawan di dalam lapangan kerja itu merupakan tanggung jawab sepenuhnya oleh boss tersebut, termasuk diantaranya misal gaji karyawan, tugas-tugas yang dibebankan kepada karyawan itu, dan keselamatan kesehatan kerja karyawan tersebut.

Ketika seorang karyawan tengah melakukan pekerjaan rutinitasnya sehari-hari, terkadang mungkin boss menyuruh karyawan itu untuk meninggalkan pekerjaan rutin tadi untuk mengerjakan hal-hal lain yang dianggapnya lebih penting pada saat itu juga. Meninggalkan pekerjaan rutinnya sehari-hari untuk mengerjakan hal lain, tentunya boss tadi sudah menjamin bahwa pekerjaan rutin yang dikerjakan karyawan tadi tidak akan terbengkalai manakala si karyawan disuruh mengerjakan hal lain. Sebab, hal lain tadi telah diperhitungkan oleh si boss lebih penting untuk didahulukan.

Sang karyawan jelas tak perlu untuk khawatir kalau pekerjaan rutinnya terbengkalai dan dimarahi atasan karena keterlambatan waktu, dia pun tak usah khawatir akan keselamatan kerjanya, semua itu sudah dijamin oleh atasannya, si boss nya.

Begitu pula manusia dalam menjalankan perintah Allah SWT. Manusia sebagai karyawan di dunia ini, sedangkan Allah sebagai boss atas manusia, seharusnya manusia tidak perlu khawatir ketika Allah SWT meminta manusia untuk beribadah entah saat dalam kondisi bagaimana pun juga. Sebab Allah SWT tentu sudah menjamin dan bertanggung jawab atas manusia tersebut.

Entah ketika manusia itu sedang sibuk-sibuknya mengurus duniawi, berdagang, mengetik laporan, dll kemudian Allah SWT meminta manusia untuk sholat yang ditandai dengan dikumandangkannya adzan, maka harusnya manusia tidak perlu khawatir dagangan tidak laku karena pembeli yang terlewatkan, tidak perlu khawatir laporan tidak terselesaikan, sebab semua itu sudah dijamin oleh Allah SWT.

Allah SWT meminta manusia untuk bersedekah. Tidak perlu manusia khawatir hartanya akan habis. Buktinya justru harta yang disedekahkan akan bertambah banyak. Itu merupakan bukti jaminan Allah SWT atas perintah-perintah-Nya.

Allah SWT memberikan perintah sunnah untuk melaksanakan sholat Dhuha di pagi hari ketika manusia sedang terburu-buru berangkat kantor, tentunya Allah pun menjamin tercukupnya waktu bagi orang tersebut. Allah menyarankan mendirikan sholat sunnah Tahajud di tengah malam ketika ngantuk-ngantuknya dan mengurangi waktu tidur, Allah tentu menjamin orang itu di siang harinya tetap bisa beraktivias.

Allah memerintahkan kepada anak yang akan menempuh ujian untuk tetap membantu kedua orang tuanya, sehingga jam belajarnya berkurang, namun Allah pun menjamin kepada anak itu untuk lulus di dalam ujiannya.

Allah memerintahkan umat muslim untuk berpuasa satu bulan penuh ketika Ramadhan. Allah pun menjamin kepada umat muslim bahwa mereka tetap akan diberi kekuatan untuk beraktivitas seperti biasa meskipun tidak makan dan minum. Right?

Untuk itulah, saya menganggap ini logika yang sangat penting, sebab banyak sekali alasan yang secara spontan keluar saat kita diminta melakukan ibadah tertentu. Diminta sholat Tahajud gak mau ah, ntar siangnya jadi lemes dan ngantuk. Diminta sedekah gak mau, ntar gak bisa beli sepatu. Diminta bantuin ibu entar ah, lagi belajar buat SNMPTN. Diminta puasa pikir-pikir dulu deh, ntar seharian jadi loyo terus. Logika-logika semacam itu adalah logika setan yang harus diubah ya. Sebab logika yang sebenarnya adalah bahwa Allah SWT merupakan boss manusia di dunia. Beliau pasti akan menjamin dan bertanggung jawab atas perintah-perintah-Nya terhadap manusia di dunia. Justru biasanya malah kalau perintah-perintah itu tidak segera dilaksanakan akan membuat pekerjaan manusia itu menjadi sulit, dan jika dilaksanakan akan mempermudah pekerjaan-pekerjaan manusia tersebut. Jadi mendingan kalau ingin urusan di dunia ini dimudahkan maka perbanyak saja dalam menjalankan perintah-perintah Allah SWT.

Selama ini kita terus menjalankan ibadah puasa setiap Ramadhan, tapi pernah tidak kita jadi sekarat karena puasa?? Yang ada justru badan bertambah sehat, bahkan terkadang beberapa orang berat badannya justru jadi bertambah padahal sedang puasa, orang yang sakit atau sedang menjalankan terapi penyembuhan kadang disarankan dokter untuk puasa. Berarti puasa justru membuat jadi tambah makmur.

G.       LOGIKA SENSOR FILM

Pernah dengar bahwa film-film bioskop maupun di TV yang berbau adegan-adegan mesum biasanya ditempeli label “18+” di bagian pojok layar. Pertanyaannya adalah, emangnya orang yang umurnya sudah 18 plus itu menjadi tidak berdosa kalau melihat aurat yang bukan muhrimnya?? Harusnya tulisan yang ada di pojokan layar itu “untuk ahli neraka”. Sedikit ekstrim sih, tapi memang kita harus mulai tegas dalam menegakkan kembali agama kita yang kini mulai digerogoti kemurniannya oleh kontaminasi budaya-budaya barat.

Sekian sharing dari saya, semoga dapat diambil hikmahnya dan bermanfaat. Bila ada kesalahan logika tersebut itu semata-mata dari saya, namun bila ada kebenarannya itu semata-mata adalah karunia dari Allah SWT.


 
 
back to top