P.E.T.E.R.P.A.N. Bila membaca kata tersebut, biasanya orang langsung berpikiran pada nama sebuah band asal Bandung yang tak henti-hentinya kena kasus mulai dari yang menghamili anak orang lah sampai bikin ‘video klip’ aneh-aneh segala. Padahal jauh dari tanggal kelahiran Peterpan band, telah lahir terlebih dulu film buatan Walt Disney yang berjudul Peterpan. Pada kesempitan kali ini (sempit karena sedang banyak tugas perkuliahan…wkwk) saya ingin bercerita sedikit mengenai unek-unek di kepala saya tentang Peterpan. Perlu ditekankan bahwa yang akan saya bahas di sini adalah yang Disney Peterpan, bukan Peterpan band, apalagi video klipnya…haha
Menurut saya, Peterpan adalah salah satu film yang benar-benar amat sangat filosofis sekali. Mengapa tidak, secara sederhana, Peterpan menceritakan tentang kisah seorang anak yang selalu diselimuti dengan kebahagiaan dalam hidupnya. Pokoknya dia akan selalu merasa senang. Selalu tersenyum. Riang gembira. Maka dari itulah Ariel dkk memakai nama Peterpan sebagai nama band mereka agar selalu diselimuti oleh kebahagiaan. Oh iya maap tadi janjinya nggak ngomongin Peterpan yang band yah…
Oke lanjut, tapi dibalik itu ada sesuatu yang aneh dalam pola pikir si Peterpan. Si Peterpan tadi menolak untuk tumbuh jadi dewasa. Hehe…aneh bukan, jadi ceritanya semua anak di dunia ini akan tumbuh dewasa kecuali si Peterpan tadi. Peterpan menolak untuk menjadi dewasa karena, semakin dewasa seseorang, maka persoalan hidup akan semakin banyak, entah itu masalah keluarga, akademis, mikir masa depan, dan yang terpenting dalam film ini adalah masalah cinta…love…yang seringkali menjadi dilema para anak yang beranjak dewasa. Nah si Peterpan tadi takut bila kebahagiaannya akan hilang apabila dia menjadi dewasa. Sampai dia merasa tidak nyaman dengan hanya mendengar kata ‘dewasa’ sehingga dia mengasingkan diri di suatu tempat bernama ‘Neverland’
Suatu ketika, dia bertemu seorang anak bernama Wendy. Lalu Peterpan mengajak Wendy dan adik-adiknya bermain ke Neverland. Dan ternyata selain Wendy dan adik-adiknya, telah ada banyak anak lainnya hasil bawaan si Peterpan. Dia membawa anak-anak ke Neverland dengan niat ‘baik’ agar mereka terus menjadi anak-anak, hidupnya hanya bermain, senang-senang, tidak gelisah memikirkan urusan orang dewasa. Oh iya, yang akan saya ceritakan di sini hanya poin-poin penting yang menjadi filosofisnya saja ya, jadi masalah perang-perangan dengan Kapten Hook, dan lain-lain tidak saya singgung. Kalau pingin nonton sendiri aja hehe….
Peterpan mempunyai kekuatan super bisa ‘melayang’ di udara. Kekuatan dia adalah berkat pemberian dari Tinker Bell, seekor peri kecil, eh seekor apa seorang ya yang pas hehe… Kalau ditanya bagaimana cara agar dapat melayang, Peterpan punya jawaban yang menarik. Pikirkanlah hal-hal yang dapat membuatmu senang maka kamu akan melayang. Dalam film ini misalnya, adik Wendy akan memikirkan es krim, mainan, cokelat , dll sehingga tubuhnya melayang. Kemudian Kapten Hook, karena dia tokoh jahatnya, tentu hal yang menyenangkan baginya adalah semacam pembunuhan, perkelahian, dsb. Sesuai dengan pernyataan tersebut, saya jadi berpikir bahwa sebenarnya yang bisa melayang itu tidak hanya si Peterpan saja. Kita sebagai manusia di dunia nyata pun juga bisa ‘melayang’ tidak perlu repot-repot berkunjung ke Neverland. Melayang di sini dalam tanda kutip, saya artikan sebagai suatu kondisi dimana hati kita seakan-akan melayang, berada dalam kondisi prima, dimana kita dapat mengerahkan seluruh kemampuan secara maksimum, dengan cara yang sama dilakukan oleh si Peterpan yaitu: dengan memikirkan hal-hal yang kita sukai. Maka untuk dapat memaksimalkan segala potensi kita, tontonlah fil Peterpan ini…eh nggak ding maksud saya selalu pikirkan hal-hal yang positif okay!
Nah sepertinya lama-lama Peterpan mulai ada rasa dengan si Wendy tadi. Padahal bila orang merasa jatuh cinta, maka tandanya orang tersebut sedang beranjak dewasa. Padahal juga si Peterpan tadi membenci yang namanya dewasa. Sulit bukan, inilah dilematika yang dialami Peterpan dalam film ini. Sampai pada akhirnya Peterpan terpaksa menghancurkan perasaannya sendiri untuk lebih memilih meolak menjadi dewasa, tetap menjadi anak-anak, dan melepaskan Wendy.
Jadi kesimpulannya, Peterpan adalah seorang anak laki-laki yang memiliki kebahagiaan tak terhitung jumlahnya. Hanya satu kebahagiaan yang tidak dia miliki. Dia tidak akan merasakan kebahagian mencintai seseorang karena dia menolak untuk menjadi dewasa. Kemudian saya jadi terinspirasi untuk membuat lagu dengan tema yang demikian. Tema yang mengisahkan tentang seorang anak yang hidupnya sangat bahagia, namun dia tidak mau mengenal yang namanya cinta karena dia takut kebahagiaannya akan hilang dengan datangnya cinta itu.
MENEMBUS MALAM
D A Bm A G D Em A
D A Bm A
Cinta adalah sebuah alunan
G D Em A
Yang kan kau rasakan bila waktunya
D A Bm A
Jangan kau ragu dan tutup hatimu
G D Em A
Bukalah saja biarkan bicara
D A Bm A G D Em A
D A Bm A
Bebaskan tawamu hempaskan sayapmu
G D Em A
Biar langit menuntun terbangkan anganmu
F#m Bm
Dan bila nanti kau temui
Em A
Sebuah cerita dalam cintamu
F#m Bm
Terbang tinggi terjatuh lagi
Em A
Ajarkanmu pada cinta sejati
Reff:
D Bm
Ku akan terus menari
Em A
Menembus malam yang tertinggi
F#m Bm
Hingga ku dapatkan yang pasti
Em A
Bintang yang kan selalu sinari
D Bm
Ku tak melayang dalam sepi
Em A
Riangku kan selalu hiasi
F#m Bm
Kan ku tunjukan pada mentari
Em A
Senyumku kan abadi
D A Bm A G D Em A
Selamanya....
D A Bm A
Cinta adalah sebuah alunan
G D Em A
Yang kan kau rasakan bila waktunya
D A Bm A
Jangan kau ragu dan tutup hatimu
G D Em A
Bukalah saja biarkan bicara
D A Bm A G D Em A
D A Bm A
Bebaskan tawamu hempaskan sayapmu
G D Em A
Biar langit menuntun terbangkan anganmu
F#m Bm
Dan bila nanti kau temui
Em A
Sebuah cerita dalam cintamu
F#m Bm
Terbang tinggi terjatuh lagi
Em A
Ajarkanmu pada cinta sejati
Reff:
D Bm
Ku akan terus menari
Em A
Menembus malam yang tertinggi
F#m Bm
Hingga ku dapatkan yang pasti
Em A
Bintang yang kan selalu sinari
D Bm
Ku tak melayang dalam sepi
Em A
Riangku kan selalu hiasi
F#m Bm
Kan ku tunjukan pada mentari
Em A
Senyumku kan abadi
D A Bm A G D Em A
Selamanya....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar