Minggu, 16 November 2014

ASMAUL HUSNA : PEMAHAMAN MAKNA DALAM KEHIDUPAN (bagian kedua)

Tidak ada komentar:

Assalamualaikum

Pernah tidak Anda minum air comberan? Saya yakin jawabannya tidak pernah. Sebab kita semua tau sifat air comberan adalah kotor dan membawa penyakit. Sehingga jika kita nekat minum air comberan kemudian sakit, maka yang disalahkan bukan comberan itu melainkan akal sehat kita.


Pernah tidak kita bermain bola? Kalau kita perhatikan bola terbuat dari kulit atau plastik, bahan yang sifatnya empuk. Mengapa tidak pabrik membuat bola yang terbuat dari batu atau kayu? Jelas karena bahan itu sifatnya keras, kalau kita tendang maka kaki kita akan sakit. Dan kalau kita nekat menendang batu atau meja, tentu diri kita sendirilah yang sakit, oleh karenanya kita memahami sifat benda tersebut maka kita memilih untuk tidak menendang-nendang mereka.

Ilustrasi yang sangat sederhana sekali di atas akan mengantarkan pemahaman yang lebih mendalam lagi akan betapa pentingnya memahami sifat-sifat Allah yang tercantum dalam Asmaul Husna.

Dengan memahami sifat-Nya secara menyeluruh, kita bisa lebih memahami bagaimana hidup itu sebenarnya. Kita bisa memahami mengapa terkadang segala sesuatu tidak berjalan sesuai rencana atau bahkan kadang berjalan lebih luar biasa daripada rencana, karena itu adalah bagian dari sifat Allah, Yang Maha Adil, keadilan menurut Allah berbeda dengan keadilan menurut manusia.

Mengapa semakin kita mengeluh terhadap suatu keadaan, justru biasanya keadaan akan semakin memburuk. Itu adalah salah satu bentuk dari Keperkasaan dari Al Aziz, siapa yang berani melawan atau kufur atas nikmat-Nya maka bersiaplah menerima risiko. Sedangkan mengapa bersyukur itu bisa menambah nikmat? Itu karena kemurahan dari As-Syakur Sang Maha Menerima Syukur.

Ini adalah kelanjutan dari postingan sebelumnya, Misteri Pemahaman Makna Asmaul Husna bagian pertama.

----------------------------------

34 Mungkin setiap menit kita produktif skali dlm mghslkn dosa. Spt metabolisme dlm tubuh, yg stiap saat trjd dlm tubuh manusia dan mghslkn zat sisa. Untungny, dlm tubuh manusia ada organel pmbersih yaitu lisosom. Shg zat sisa tsb dpt diproses utk dikeluarkan dr tubuh. Kl tdk dkeluarkan, bs mjd racun bg tubuh. Spt dosa kita yg menggunung stiap menitny, jika tak ada Dia niscaya kita bkl repot teracuni oleh dosa2 kita.
(Al Ghafur - Maha Pengampun)

35 Manfaat donor darah bg pendonor: mmbantu peremajaan sel darah, sumsum tulang akn sgt aktif mmproduksi sel darah muda, jaminan jantung yg lbh sehat, jantung yg terhindar dr risiko kematian. Inilah bukti hadiah bhw Allah pun jg bersyukur ktk ada manusia yg mw berbagi.
(As Syakur - Maha Menerima Syukur)

36 Otak manusia trnyt beda2 tipis dg otak binatang. Perbedaanny hny pada bagian cerebral cortex yg tebal, selain itu sama. Makany manusia jg mmiliki sifat kebinatangan. Hny krn cerebral manusia lbh tebal, manusia lbh mmiliki nurani, intelektual, yg mmbedakan dg binatang n mmbuat manusia sbg makhluk plg tinggi kedudukanny. Tp tanpa cerebral, manusia mjd sejajar binatang. Hanya Allah yg mutlak maha tertinggi.
(Al Aliyy - Maha Tertinggi)

37 Usus halus manusia yg fungsiny utk mnyerap sari makanan trnyt jika diiris scr melintang luas prmukaanny bs sebesar 0,02 hektare. Karena usus halus sbnrny bag dlmny trdiri dr lekukan2, bkn spt pipa polos yg bolong. Lekukan2 itu pun tersusun dr vili, berupa lekukan yg lbh kecil lg. Jadi kl dibentangkan, usus halus manusia prmukaanny sgt luas agar pnyerapan nutrisi mknn mjd lbh maksiml. Tanah seluas 0,02 hektare pun trnyt bisa muat d dlm perut, ini bukti kebesaran dr sifat Allah.
(Al Kabir - Maha Besar)

38 Suhu tubuh manusia yg tidak terpelihara bs mmbuat manusia tdk bs hidup lama2. Bygkn sj kalau ktk manusia brada d tmpt dg suhu 25 lalu suhu tubuh jg ikut 25, atau saat mlm tubuh mjd ikut dingin, siang tubuh jd panas. Tp knyataanny suhu tubuh normal ttp terpelihara antr 36,5-37,5 brppun suhu lingkungan. Sifat Allah yg maha memelihara diwariskan ke sel saraf pd kulit ruffini dan krause sbg detektor suhu lingkungan utk mmelihara suhu tubuh.
(Al Hafizh - Maha Memelihara)

39 Kemampuan “human torch” pada fantastic-4 si manusia api mmg mgkn trjadi pada manusia. Karna dlm setiap sel tubuh manusia mengalami proses katabolisme, yaitu memotong zat2 raksasa mjd zat yg lbh kecil. Sebuah kepastian yg selalu dilakukan sel tubuh. Jika trs begitu, bisa2 tubuh manusia lama2 mjd hangus tak bersisa. Maka, katabolisme sll diimbangi oleh anabolisme, yaitu proses konstruktif, kemampuan untuk membangun kembali. Sel tubuh melakukan aktivitas2 yg memang diperlukan untuk kelangsungan hidup tubuh.
(Al Muqit - Maha Pemberi Keperluan)

40 Setiap qt menarik nafas lalu menghembuskan lg dg mudahnya, trnyata di dalamnya ada byk skali perhitungan yg rumit. Mulai dari perhitungan brp tekanan udara dr luar tubuh n dlm paru2 agar udara bisa masuk, perhitungan komposisi gas udara yg bisa mudah menembus alveoli k dlm darah, perhitungan ketebalan dan luas alveoli itu sndiri agar oksigen bisa berdifusi menuju aliran darah, dan perhitungan2 rumit lainnya yg manusia tdk akan bisa seakurat itu memperhitungkannya agar sistem respirasi selalu dalam keadaan baik.
(Al Hasib - Maha Menghisab / Maha Menghitung)

41 Darimana datangny perasaan?wlpn otak adl pusat dr sgalany, tp otak tdk mmiliki sel yg tugasny mmberi isyarat bhwa kita mlihat sesuatu yg "indah" atau tdk..otak hny mnerjemahkan apa yg dilihat, bau yg dihirup, suara yg didengar, tp kok qt bs menilai bhwa itu "indah". Perasaan inilah yg mmbuat manusia mjd makhluk yg luhur. Hnya yg maha luhur yg mmberikan perasaan ini.
(Al Jalil - Maha Luhur)

42 Seperti kisah Rasul yg mmberi makan org buta yg srg meludahi dan memaki Rasul, itulah liver. Setiap saat liver qt "diludahi" oleh anggota2 tubuh yg lain. Sisa metabolisme dilempar k liver. Hormon dan obat2an usang dilempar k liver. Zat racun sisa sel darah merah dilempar k liver. Tp liver ttp dg ikhlas mendetoksifikasi zat2 sisa tsb utk dibuang...organ yg mulia, spt sifat Rasul, spt jg sifat dari Nya.
(Al Karim - Maha Mulia)

43 Pemeriksaan Elektrokardiograf (EKG) kondisi kelistrikan jantung kita dilakukan dg menyadap listrik dr 8 tempat di tubuh manusia, karna dokter tidak bisa mmberikan penilaian bila dr 1 sisi saja. Pemeriksaan amal perbuatan manusia jg dilakukan dr 2 sisi, kanan oleh malaikat raqib utk amal kebaikan, kiri oleh atid utk keburukan, Pengawasan dari Nya adl pengawasan yg plg sempurna, mengawasi utk memelihara yg diawasi, bkn utk mencari2 kesalahan manusia. Niat baik lgsg dicatet, sdgkn niat buruk tdk lgsg dicatet.
(Ar Raqib - Maha Mengawasi)

44 Pernahkah setiap hari qt berdoa agar jantung qt selalu berdetak sbgmn mstinya. Agar sll mndapat oksigen di setiap tarikan nafasnya. Agar saluran darah yg terhubung ke jantung selalu sehat dan tidak mampet. Sepertinya jarang atau hampir tidak pernah berdoa spt itu. Namun smp sekarang alhaamdulillahnya kondisi itulah yg qt rasakan. Doa yg tidak kita mohonkan saja dikabulkan oleh Nya, apalagi yg kita minta setiap saat.
(Al Mujib - Maha Mengabulkan Doa)

45 Di dalam dada manusia tersimpan sebuah organ yg luasnya seluas lapangan tenis. Yaitu alveolus, sebuah gelembung2 kecil yg berukuran hanya 250 mikrometer dan sangat lembut dan tipis sbg tempat pertukaran udara di dalam darah. Pun begitu, alveolus di dlm paru2 jumlahny bisa mencapai 300.000.000 sehigga luas total permukaan seluruhnya bs mncapai 0,01 hektare atau seluas lapangan tenis. Pantas saja tubuh qt tdk prnah kekurangan supply oksigen yg masuk. Tidak menyangka kan bhwa dada manusia saja bisa mnyimpan organ yg begitu luas. Apalagi Yang Maha Kuasa.
(Al Wasi - Maha Luas)

46 Masing2 organ dlm tubuh manusia punya sifat msg2 baik yg asam maupun basa. Lambung manusia misalnya, jelas bersifat sangat asam. Sedangkan usus yg punya tugas pencernaan makanan setelah lambung punya sifat yg sangat basa. Untuk menghindari perubahan extrem dari asam ke basa, diperlukan buffer atau penyangga. Dalam tubuh, buffer tersebut diperankan oleh darah. Sehingga darah berkebijakan untuk mencegah terjadinya acidosis (kelebihan asam) atau alkalosis (kelebihan basa). Kebijaksanaan yg tersimpan dlm bntuk ion. Dengan bijaknya, darah mengontrol pH tubuh kita. Sebuah sifat yg terwariskan dari sifat Allah.
(Al Hakim - Maha Bijaksana)

47 Begitu muliakah cinta antara sepasang suami istri di mata agama. Begitulah, manusia scr biologis dikaruniai hormon2 pengatur libido yg dpt berpotensi meningkatkan nafsu. Untuk membedakan dg binatang, manusia diberi akal utk berpikir, dmn akal tsb semestinya dapat digunakan utk membedakan antara cinta dan nafsu. Tidak ada alasannya cinta, ketika manusia berzina di luar pernikahan. Sudah akan menikah pun, agama mmberikan walkthrough agar pernikahan dua manusia bnr2 berlandaskan cinta, bukan nafsu. Saking pedulinya dg kesucian cinta, Allah menegaskan bahwa salah satu kategori manusia yg mati syahid ialah ketika suami mati saat berkumpul dg istrinya, karna Allah ialah zat yang maha mencintai, maha cinta.
(Al Wadud - Maha Mencintai)

48 Manusia yg mrpkn makhluk yg paling mulia trnyata tubuhny tersusun atas mayoritas air. Otak manusia lembut bagai tahu krn tersusun atas air. Darah, sbgn bsr tersusun dari air agar laju pergerakan distribusi oksigen mjd lbh cpt. Bahkan sel tubuh kita, hampir seluruhnya terdiri dari air, organel2 sel hanya berenang2 di dalamnya. Air sendiri, trnyata terdiri atas kristal2. Ketika air menerima perlakuan2 negatif maka kristal tsb mmbentuk pola yg tdk beraturan. Sgkn saat diperlakukan dg baik mk kristal akan mmbentuk pola2 yg teratur. Itulah sebabny mgp manusia diwajibkan sll berpikir positif, sebab tubuh manusia terdiri dari air. Begitu mulianya air, sehingga mmpu memuliakan tubuh manusia. Itulah perwakilan dari sifat dr yg maha kuasa.
(Al Majid - Maha Mulia)

49 Kloning merupakan bentuk perkembangan teknologi untuk membangkitkan makhluk yg baru. Sel yg diambil sebagai bahan kloningan ialah sel punca, yaitu sel yg masih muda, karna dy msh netral dan berpotensi berubah mjd sel apa saja sesuai yg diharap. Sel punca pd manusia biasa diambil dr sumsung tulang. Sehingga cm bermodal sumsum tulang saja, kl mau, bisa dikloning seorang manusia baru. Sprti janji Allah, walaupun manusia sudah hancur jasad sekalipun sisanya hanya tulang belulang, di hari kebangkitan kelak jasad kita akan kembali utuh.
(Al Ba’its - Maha Membangkitkan)

50 Obat-obatan yg diberikan dokter kpd setiap orang berbeda-beda. Karna tiap orang memiliki sensitifitas yg berbeda wlpn sakit yg diderita sama. Bgmn tubuh bereaksi thd obat pun berbeda-beda antr bgian tubuh 1 dg yg lain. Reaksi absorbsi pd obat yg diminum, yg dioleskan ke kulit, yg diinfuskan ke pembuluh darah, mmpunyai kecepatan reaksi yg berbeda. Mana dosis yg tepat, mn jenis obat yg tepat, dokter hnya bisa berikhtiar dan bertawakal agar obat pilihannya benar2 tepat. Sebab dokter hny manusia biasa, tdk bisa mengawasi segala kejadian yg ada pd tubuh manusia. Hanya yang Maha Mengawasi yg mengetahui segala yg terjadi di dunia ini.
(Asy Syahid - Maha Menyaksikan)

51 Ada sebuah penyakit yg membalikkan fungsi otak yang semula mendengar menjadi melihat, melihat menjadi mendengar, adalah penyakit sinertesia. Fungsi melihat seharusnya diperankan oleh otak oksipital, sedang fungsi mendengar oleh otak temporar. Di antara keduanya terdapat thalamus yg berperan mengantarkan rangsangan dr luar menuju oksipital atau temporar. Penyakit sinestesia membuat fungsi thalamus buyar. Lukisan, yg seharusnya dilihat malah jadi didengar. Musik yg seharusnya didengar malah dilihat. Nilai persepsi kebenaran manusia dari sebuah suara atau gambar saja hanya hasil terjemahan dr otak, itupun bisa tidak valid. Maka tidak pantaslah kl manusia merasa dirinya yg paling benar. Hanya yang Maha Benar.
(Al Haqq - Maha Benar)

52 Ketika di dalam rahim, betul2 ada Dzat yg sangat kita andalkan. Proses pembentukan tubuh manusia beserta organ2nya prlu melalui mekanisme2 rumit yg sangat berisiko gagal. Bahkan smp sekarang pun demikian, ada Dzat yg sangat kita andalkan dlm hidup kita. Dzat yg mempertahankan kandungan oksigen di udara, yg mmpertahankan jantung utk berdetak setiap detik, sehingga tubuh kita bisa seperti ini seutuhnya. Cukuplah Dia pelindung kita. Sebaik2 wakil yg kita dambakan dan penolong yg kita harapkan.
(Al Wakil - Maha Mewakili)

53 Mitos pemarah bisa menyebabkan jantungan rupanya bkn sekedar mitos. Orang pemarah, mudah stress, dan kurang bersyukur byk mngeluarkan hormon2 stress spt kortisol. Efeknya mmbuat jantung bekerja lbh keras. Padahal, suppy oksigen yg dibawa darah ke jantung jmlhnya tdk mngalami penambahan. Tdk seimbangnya supply dan demand tsb mmbuat rasa perih di dada bgian kiri. Jika srg2, bisa mnyebabkan jantung tdk sehat atau jantungan. Orang2 yg berani tidak bersyukur atas nikmat Nya, akan ada gertakan2 kecil smcm itu, sbg isyarat agr mreka berubah, sebab siksaan yg sangat sesungguhnya atas orang yg kufur nikmat jauh lbh pedih. Sebab Dia lah Yang Maha Kuat.
(Al Qawiyy - Maha Kuat)

54 Tulang belakang manusia dlm bhs arab dsbt matin, yg artinya kokoh. Mmg benar, tlg blkg yg beratnya tdk smp 7 kg trnyt bisa menyokong berat tubuh yg beratnya mncapai 60 ke atas. Desain tlg blkg yg mlengkung dan tdk lurus mmbuat beban tubuh terbagi sama rata antara ruas tulang 1 dg yg lain. Di antara ruas2 itu trdpt bantalan intervertebralis yg berfungsi mengurangi tekanan ruas 1 dg lain, sehingga bisa lbh lentur. Tp seiring brtmbh usia, bantalan itu lama2 tdk elastis. Mk tdk jrg org2 tua yg mengalami encok. Jd wlpn tlg blkg disebut matin, tetap saja dy tdk kokoh abadi. Hny Yang Maha Kukuh yg abadi.
(Al Matin - Maha Kukuh)

55 Kesadaran pada manusia mmbuat manusia selalu terlindungi dari bahaya di sekelilingnya. Bayangkan jika tanpa kesadaran, mungkin berjalan kaki saja bisa jatuh ke lubang. Tubuh manusia yg begitu besar ini terlindungi oleh kesadaran yg ternyata bentukannya sgt kecil, yaitu di balik batang tengkorak, di balik tulang leher. Bagian tubuh sekecil itu mampu melindungi seluruh tubuh, tentunya dengan campur tangan perlindungan dari yang di atas.
(Al Waliyy - Maha Melindungi)

56 Salah satu tanda manusia yg memiliki sifat terpuji ialah yg mampu mengorbankan dirinya sendiri utk org lain. Manusia yg mmiliki sifat demikian mgkn sgt jarang ditemui. Padahal, setiap sel pd tubuh manusia memiliki sifat yg demikian. Sel manusia mengalami proses apoptosis, dmn sel2 yg merasa dirinya sudah tua “berjihat” menghancurkan diri agar sel2 muda dpt memiliki ruang. Bayangkan jika tdk begitu, kulit manusia yg sel2nya selalu tumbuh akn mjd kulit badak krn terlalu tebal. Parahnya lg dpt menyebabkan kanker kulit, yaitu pertumbuhan yg tdk terkontrol pd sel2 kulit. Sungguh terpuji sifat sel kulit, harusnya manusia bisa meniru, salah satu pencerminan dr sifat yg maha terpuji.
(Al Hamid - Maha Terpuji)

57 Rumus matematika yg luar biasa rumit justru ada dlm tubuh kita. Setiap kilogram manusia mengandung skitar 1 triliun sel. Dalam sel sendiri terdapat kromoson yg begitu kecilnya. Di dalam kromoson sendiri terdapat kode2 genetik yg terkombinasi dr huruf S,G,A,T mjd SGA,ATS,AST,dll. Kurang cermat perhitungan kombinasi 1 huruf saja, SGA mnjd SGT, bs mnyebabkan kelainan pembentukan organ2 tubuh. Berarti ada berapa ratus triliun kombinasi kode genetik pd satu kilogram tubuh manusia ini. Jmlh itu msh dikalikan dg berat badan kita. Ajaibnya, tidak ada satu organpun pd kita yg mengalami kelainan. Alhamdulillah, sungguh bukti kecermatan yang luar biasa dr sang Maha Menghitung.
(Al Muhshi - Maha Menghitung)

58 Tidak ada seniman yg murni menciptakan karya yg orisinil tanpa melihat yg ada sebelumnya. Bahkan pembuat komik pun, wlpn mnciptakan monster yg baru setiap episodenya, selalu mencontoh makhluk yg sudah2, kepala di atas, kaki di bawah. Hanya Yang Maha Memulai yg mampu menciptakan sesuatu pertama kali tanpa ada contoh sebelumnya. Sudah brp banyak jumlah manusia yg hidup semenjak Nabi Adam. Tentunya, sidik jari mereka pun berbeda-beda. Bahkan, pasangan yg kembar identik pun, sidik jarinya berbeda. Ini adl bukti originator dr yang maha kuasa.
(Al Mubdi’ - Maha Memulai)

59 Setiap hari rata2 manusia mandi 2 kali. Setiap mandi, sebenarnya kotoran dan beberapa lapisan terluar dari kulit epidermis ikut terkikis air. Untungnya, lapisan terluar/tanduk tsb ialah lapisan yg sel2nya telah mati. Jika msh hidup, bisa2 kulit berlumuran darah tiap slesai mandi. Sebelum lapisan tanduk smpt menipis, lapisan terdalam epidermis cepat2 membelah lagu menggantikan posisi dr lapisan yg ada di atasnya. Pergantian sgt rapih itu jg terjadi saat kulit terluka. Kulit plg atas yg terkelupas akan segera terganti oleh kulit baru yg ada di bawahnya. Mekanisme ajaib dari Zat Yang Maha Mengembalikan.
(Al Mu’id - Maha Mengembalikan)

60 Tidak ada manusia yg bisa benar2 tepat ketika mendefinisikan kata “hidup”. Yg bisa manusia lakukan hanya menentukan bahwa makhluk itu hidup atau mati. Jika hidup dan mati adalah sebuah hal yg berkebalikan maka tidak mgkn sesuatu yg sudah mati bisa menjadi hidup kembali. Tapi nyatanya bisa. Sebuah sel biasa disebut dg satuan terkecil yg hidup. Sel A, yg kehilangan salah satu komponennya saja, misal inti sel A, mk sel A tsb mjd tidak hidup. Bgt pula inti sel B, jika dikeluarkan dr sel B, mk inti sel B tdk bs dsbt hidup. Tapi saat sel A dimasuki inti sel B, mk sel tsb bisa kmbali hidup. Itulah kloning. Benda mati dan mati menghasilkan makhluk hidup. Sungguh misteri yg tdk akan dimengerti manusia. Bagaimana mgkn manusia bisa memberi kehidupan jika manusia sndiri tdk mengerti apa itu hidup. Maka jgn pernah menggantungkan hidup kpd manusia, cukuplah kpd Zat yang Maha Memberi Kehidupan.
(Al Muhyi’ - Maha Menghidupkan)


61 Nyawa itu sangat mahal harganya, tapi ironisnya kematian sangat mudah ditimbulkan dari hal2 yg sepele. Cukup sediakan jarum suntik dan suntikkan udara kosong ke pmbuluh darah. Cukup sediakan 3 pukulan tangan ke arah perut. Cukup dg tidur berlebih. Cukup dg pukul keras2 leher belakang. Cukup dg perbanyak merokok. Cukup dg perbanyak narkoba. Kematian mmg begitu dekat dg manusia. Sudah seharusnya manusia selalu bersiap. Sebab Dia memang Yang Maha Mematikan.
(Al Mumit - Maha Mematikan)

62 Menentukan hidup matinya suatu makhluk mmg mudah, namun scr harfiahnya sulit. Orang yg hidup, tp dia tidak melakukan hal bermanfaat apapun dia bisa dikatakan mati. Sedangkan yg sudah mati, namun saat hidup byk melakukan hal bermanfaat smp skrg ini bisa disebut dia msh hidup. Bahkan Allah memerintahkan kpd kita utk menyebut orang2 yg gugur syahid di jalan Allah adl orang2 yg hidup selamanya. Jadi sgt sulit menjudgement sesuatu itu hidup atau mati. Satu hal yg pasti selalu hidup, ialah Zat Yang Maha Hidup, selamanya.
(Al Hayy - Maha Hidup)

63 Manusia adl makhluk lemah yg tdk akan bisa berdiri sendiri. Ketika sendirian pun manusia tdk bisa benar2 sendiri, minimal utk mnjaga kesehatan manusia mmbutuhkan makhluk lainnya. Di dlm tubuh manusia trdpt byk bakteri2 yg berperan dlm proses pencernaan makanan, memperkuat sistem imun, dll. Manusia paling kuat dan berotot sekalipun tidak akan bisa berdiri sendiri tanpa mereka. Yang bisa berdiri sendiri tanpa bantuan yg lain hanya Dia.
(Al Qayyum - Maha Berdiri Sendiri)

64 Sudah puluhan thn indonesia mndapat peringkat papan atas negara penderita TBC, tp belum jg ditemukan obatny yg plg tepat. TBC mnjadi penyakit yg terabaikan dan tersendat-sendat, sebab mgkn penelitiannya krg mnguntungkan scr bisnis krn TBC biasany hnya mnyerang gol ekonomi kebawah. Keterbatasan dana dan waktu jg brdampak besar thd penelitian. Ahli kesehatan disibukkan oleh makhluk imut yg satu ini. Keterbatasan ilmu manusia sgt berdampak pd keterbatasan dlm menemukan sesuatu. Namun bagi yg maha kuasa, pasti sangat mudah bagi Nya jika utk menemukan obat yg sakti itu.

(Al Wajid - Maha Menemukan)

bersambung...

Sabtu, 01 November 2014

MEMATAHKAN DOGMA : KESEMPATAN (TAK) HANYA DATANG SEKALI SAJA

Tidak ada komentar:


“Manggung membawakan lagu sendiri seperti yang kamu idam-idamkan ada di depan mata. Kalau niat tenan, ndang direkam lagumu terus kita latihan.”

Assalamualaikum

Kalimat pembukaan yang Anda baca tadi adalah sebuah kutipan sms dari seorang pemain bass. Kawanku, Gilang Romadhon, mengirimkan sms itu kepadaku pada tahun 2009. Dan sampai detik ini aku menulis, aku masih hafal kalimatnya. Padahal sudah 5 tahun lebih berlalu.

Keberanian dalam merawat impian adalah kuncinya, kawan.



Aku yakin setiap manusia pasti memiliki sebuah mimpi, termasuk Anda.

Terkadang Allah tak segera wujudkan impian itu seketika, tapi Dia proses dahulu sehingga menjadi semakin matang dan berkesan ketika tercapai oleh si pemilik mimpi.

Masalahnya adalah, ketika sebuah impian tertunda perwujudannya, kebanyakan manusia terburu-buru menghapusnya dari daftar cita-cita yang ingin diraih. Seolah mereka terlanjur kecewa dan ingin segera melupakannya.

Terlebih lagi, ada pepatah klasik yang mengatakan bahwa kesempatan itu hanya datang satu kali. Benarkah demikian? Mari kita bahas bersama...

Sejak masih SMA, aku sangat ingin sekali seandainya aku bisa manggung dan membawakan lagu karyaku sendiri. Terlebih lagi jika penontonnya juga sudah hafal lagu ciptaanku, mereka menyanyikan dengan penuh semangat. Apalagi, jika laguku itu ternyata mengandung makna dan ajakan yang positif. Jadi seolah para penonton yang ikut bernyanyi itu sedang menyuarakan kalimat-kalimat positif.

Awal mulanya aku terinspirasi ketika melihat konser band Ungu menyanyikan lagu Andai Ku Tahu, tahun 2007. Betapa kagumnya aku melihat Pasha dkk berhasil membuat lautan manusia itu seolah sedang bertaubat kepada Allah, sedang meneriakkan doa dan munajatnya... “Aaku takut akan segala dosa-dosaku....aampuni aku dari segala dosa-dosaku....”

Demi keinginanku yang awalnya iseng tersebut, aku mencoba membuat band ketika masih SMA. Namun sayangnya, pikiran kami tidak bisa sepenuhnya larut dalam dunia musik karena prioritas memang saat itu masih kepada akademis. Terlebih lagi menjelang kelulusan, banyak cita-cita yang ingin dicapai. Banyak perguruan tinggi yang diidam-idamkan.

Akhirnya hanya sebuah lagu saja yang bisa aku ciptakan. Judulnya “Selalu Cinta”, walaupun cinta itu luas, tapi saat itu aku mengusung tema cinta tentang persahabatan. Itu juga belum sempat dibawakan dimana-mana.

Walaupun impianku tersendat, namun impian akademis kami hampir semuanya lancar. Vokalisku sekarang menjadi dosen kimia di Universitas Agung Tirtayasa Banten. Keyboardisku menjadi dokter dan kini melanjutkan studi ke Jepang. Dan banyak lagi, walaupun saat itu aku gagal menjadi dokter sebanyak 7 kali berturut-turut. (Baca kisahnya disini)


Aku melanjutkan studiku di UNS Surakarta, sebagai seorang calon programmer di jurusan Teknik Informatika. Di sana, euforia musikku meningkat pesat. Pasalnya banyak sekali band ternama di Indonesia yang lahir dari Teknik Informatika. Siapa yang tidak kenal Samsons dan Nidji?

Masih ku bawa impianku untuk manggung membawakan lagu sendiri di sana.

Membentuk sebuah band sepenuhnya dengan personel lengkap ternyata tidak mudah, namun akhirnya terbentuk juga. Setiap aku berkenalan dengan kawan baru, aku selalu berbicara tentang musik dan impianku itu. Kadang akhirnya dia pun ikut menyahut, kadang ada yang ikut bercerita kalau dulu semasa SMP dia vokalis ternyata, ada yang ternyata di rumah punya drum, macem-macemlah. Aku rekrut satu demi satu, dan jadilah band Lemontea.



Hingga tiba waktunya aku mendapat sms dari bassisku yang isinya seperti di atas tadi.

Sangat tidak bisa dilupakan, saat itu sedang libur semesteran. Kebetulan sekali ada sebuah cafe bernama Soloresto baru buka, dia membuka kesempatan untuk band-band yang ingin tampil setiap malam di acara live musiknya. Menghibur pembeli yang lagi makan di cafe itu intinya. Syaratnya, tinggal mengirimkan CV bandnya saja, tentu dengan audisi dan pertimbangan pihak cafe terlebih dulu.
Ini kesempatanku, pikirku.

Aku pun meninggalkan masa liburanku di Semarang untuk menuju kosan di Solo. Demi impian.


Kisah lengkap Lemontea band bisa Anda baca di artikel Serpihan Kisah Lemontea Band

==============================
Saya anggap Anda sudah membaca kisah itu ya...
==============================

Setelah saya akhirnya kehilangan kesempatan manggung membawakan lagu sendiri yang saya idam-idamkan karena pindah kuliah, bahkan yang paling nyesek adalah ketika saya ditelpon oleh Soloresto karena posisi saya sudah ada di Jakarta. Pas masih di Solo saya tungguin nggak telpon-telpon Soloresto itu.

Saya tetap menyimpan impian itu, walaupun tidak tau kapan akan ada kesempatan lagi.

Di Jakarta, Saya mencoba kembali membentuk band baru, saya beri nama “Lucky Look”. Saya yang bikin bandnya, saya yang mencomot personelnya, saya yang bikin nama bandnya, pokoknya saya yang selalu mau ribetnya hehe ga masalah. Lucky Look artinya terlihat berutung. Saya plesetkan dari seorang tokoh animasi

Lucky Luck agar mudah diterima di telinga masyarakat. Artinya sederhana saja: Terlihat beruntung. Jaman sekarang orang pintar kalah dengan orang bejo, hehe. Bagaimana caranya biar selalu bejo? Deket-deketlah sama yang Maha memberi bejo, Allah swt.

Lucky Look tampil sekali di salah satu acara pentas musik di kampus. Namun sepertinya memang belum saatnya membawakan lagu buatanku sendiri, situasinya masih belum pas. Saat itu saya berposisi sebagai Keyboardist.


Impian manggung membawakan lagu sendiri? Masih terawat rapih di dalam benak...

Sampai saya lulus, dan akhirnya mendapat penempatan instansi di Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Bagaimana ceritanya saya bisa masuk ke sana? Baca postingan saya Bahkan Ramadhan Tak Bisa Membeli Doa Orang Tua

Sebelum saya benar-benar bekerja di instansi itu, saya dan segerombolan anak baru lainnya diharuskan melewati masa On The Job Training. Inilah yang menjadi masa ajaib yang penuh warna. Bagaimana ketika saat itu gaji saya baru 850 ribu saja tapi saya bisa survive hidup di Jakarta tanpa minta uang sepeserpun dari orang tua. Cerita ini pernah saya posting di artikel Hidup dengan 850 Ribu per Bulan, Sebuah Kisah Tak Masuk Akal. Dan yang saya kagetkan adalah artikel ini langsung dibaca oleh 3000 orang hanya dalam waktu 2 hari. Bahkan sampai di share pada beberapa perkumpulan mentoring sebagai kisah inspiratif. Masha Allah...

Pada masa itu memang saya sudah mulai memahami bagaimana hidup. Bagaimana pentingnya agama dalam hidup. Hidup itu untuk agama, agama itu untuk hidup. Sampai nama blog ini pun judulnya saya ganti menjadi “Read Al Quran don’t Read Dinarmagzz”.

Pada suatu ketika saya membentuk sebuah forum di Facebook dengan judul “Komunitas Pemusik Bermental Ustad” (sekarang berubah menjadi Seniman Muslim). Forum ini penuh dengan kontroversi, ada yang menganggap grup ini “sesat” karena meng-halal-kan musik yang notabene haram dan malah mencampuraduk dengan nama agama. Ya tidak masalah, masing-masing manusia bebas berpendapat dan berpola pikir kok. Kalau saya, masalah musik, pernah saya bahas di artikel Musik atau Musyrik? Bagaimana Islam memandang musik

Sebenarnya grup itu tujuannya adalah mengalihkan secara perlahan rasa candu dari musik menuju ke arah agama. Misalnya, yang punya suara bagus atau vokalis, bisa kan latihan adzan biar suaranya tidak sia-sia untuk dunia belaka. Yang suka berpuisi, daripada cuman menghayati puisi, mendingan menghayati ayat-ayat Al Quran yang jauh lebih menyentuh hati.

Suatu saat ada seorang teman yang saya masukan juga ke grup tadi tiba-tiba sms saya.

Dia ngajakin ngamen. Bayangkan, di Jakarta yang pengamen metromininya saja terkenal dengan dunia kriminalitasnya, justru malah ngajakin ngamen. Kalau kenapa-kenapa saya yang kudu tanggung jawab. Dan yang lebih heboh lagi temenku itu cewek. Aneh banget nih orang. Namanya Dwi Puspita Tapi aneh dan ajaib itu beda tipis. Jangan-jangan justru inilah keajaiban itu.

Mendadak ada ide, daripada ngamen ngga jelas, saya minta dia buat nyanyiin saja semua lagu buatanku. Kan bisa jadi modal untuk dikirim ke label studio. Kebetulan sekali, ini kebetulan sekali saat itu saya sedang punya keinginan menjadi seperti Tito Sumarsono. Dia punya lagu, lagunya dinyanyiin oleh penyanyi dari mana-mana, tapi dia ngga perlu repot-repot nyanyi. Mungkin dia sibuk kerja, sama seperti saya yang bakal sibuk kerja. Lagu Kisah Cintaku yang dinyanyikan oleh Chrisye dan Peterpan adalah lagunya. Yah saya memang punya banyak sekali keinginan. Mumpung ada yang mau nyanyiin. Awalnya begitu ceritanya.

Akhirnya kami rekaman hampir tiap weekend. Kadang saya berkorban capek-capek menenteng gitar berjalan dari kosan ke taman yang cukup jauh sekali demi sebuah impian itu.

Temanku ini juga aktif menulis lagu. Akhirnya kami membentuk sebuah, apa ya, band juga bukan.

Namanya Efrain. Jadi kami adalah pencipta lagu, bukan band. Jadi kami menjual lagu, berbeda dengan band yang menjual lagu beserta yang membawakan lagu. Kalau Efrain, konsepnya ini lagu hak cipta kami, kalau mau silakan dibeli, monggo diaransemen sendiri.


Efrain artinya produktif. Saya ambil dari sastra spanyol. Saya pilih nama itu agar kami bisa selalu termotivasi untuk produktif dalam berkarya. Ada sebuah pepatah, jika umur engkau tak bisa lebih panjang daripada umur dunia maka sambunglah dengan berkarya. Itulah yang menjadi motor semangat untuk Efrain selalu produktif berkarya.

Dalam perjalanannya, kami memperoleh seorang additional player, buat bantuin nggitar. Namanya Rayca.

Kita hampir sampai di penghujung dari kisah ini.

Suatu ketika, karena merasa sudah terlalu seringnya rekaman, latihan dan saatnya untuk aktualisasi, saya ditawarin untuk perform di Taman Suropati daerah Menteng Jakarta Pusat. Kebetulan di sana memang setiap malam minggu ada acara musik, siapa saja bebas perform. Berani?

Tentu berani.

Mendadak saya teringat kembali oleh impian saya untuk manggung dengan lagu sendiri yang masih tertunda sejak tahun 2009.

Masalahnya adalah ketika itu masa On The Job training saya sudah di penghujung waktu. Alias SK Mutasi saya sudah hampir dibuat. Saya tidak tau kapan, yang jelas sangat mungkin sekali SK Mutasi saya muncul sebelum saya perform, itu resikonya berarti saya tidak bisa ikut manggung. Walaupun saya saat itu sangat optimis semoga bisa penempatan di Jakarta saja, aamiin.

Saya setujui saja ajakan untuk perform itu, buat saja rencana kerja seperti yang kita inginkan, insha Allah kalau itu berkah pasti terlaksana kok. Tidak perlu menunggu rencana orang lain baru kita menyesuaikan. Toh kalaupun saya tidak ikut perform juga bisa diganti posisinya dengan orang lain.

Dengan ini berarti, kesempatan kedua itu masih ada. Kesempatan untuk manggung membawakan lagu sendiri.

Jika Anda pernah membaca postingan pengalaman saya Bertemu Felix Siauw, di situ saya bercerita bahwa saya bertemu Ustad Felix ketika saya pergi bersama kawan saya Nuris dan Ittaqih. Ya, memang mereka berdua sahabat saya dan kami sering menghabiskan waktu bersama.


Kami bertiga pernah menghabiskan waktu bersama di sebuah tempat makan di Atrium Plaza. Kami menceritakan impian masing-masing. Saya menceritakan impianku untuk manggung membawakan lagu sendiri, serta kisah “konyol”nya Lemontea band yang ditelpon Soloresto cafe padahal saya sudah pindah.


Setelah resmi Efrain didaftarkan untuk manggung di Taman Suropati, saya memberitahu kepada dua orang sahabat saya tadi bahwa impian saya akhirnya akan terealisasi. Dan komentarnya adalah “Berarti tandanya SK Mutasi akan turun sebelum kamu manggung”.

Lucu juga analoginya, tapi masak sih kesempatan kedua juga ngga dapet.

Jadwal manggung sudah semakin dekat. Latihan pun sudah tidak lagi di Taman, tapi mulai ke studio. Seminggu lagi sudah perform. Lagu sudah ditetapkan, akhirnya lagu Mentariku yang saya ciptakan sejak tahun 2009 akan dinyanyikan didepan orang di tahun 2014.

Hari Sabtu besok manggung.

Ternyata hari Selasa SK Mutasi saya keluar, dan saya penempatan di KPPN A1 Ternate. Masha Allah. Manusia berencana namun Allah menentukan yang terbaik, Allah yang mengoreksi rencana manusia dan memperbaikinya sehingga lurus. Apakah memang saya sudah tidak boleh bermain musik? Kedua kawan saya juga kaget karena ternyata benar, SK Mutasi keluar sesaat sebelum saya manggung. Persis kejadiannya seperti telepon dari Soloresto cafe yang datang sesaat setelah saya pindah ke Jakarta. Ada seorang teman saya yang mengatakan berarti jalan saya bukan musik, tapi jadi ustad saja lebih cocok.

Ternyata masih belum berakhir. Kesempatan kedua itu masih ada. Keajaiban terjadi di sini. Biasanya setelah SK Mutasi dikeluarkan, kami harus segera menuju ke kantor yang baru pada hari Senin depannya. Tapi kali ini kami diberi libur 3 minggu. Masha Allah. Ini kesempatan kedua itu yang Allah berikan. “Masih bisa manggung!”, kata Ittaqih.

Pagi hari sabtu sebelum manggung, kami kembali latihan di studio. Saya beritahukan posisi saya kepada personel lainnya. Ini berarti latihan terakhirku dengan mereka mungkin. Atau sebenarnya SK Mutasi lah yang ditahan oleh Allah dan baru dimuntahkan setelah saya memakai kesempatan kedua ini untuk manggung. Hanya menungguku untuk bertemu dengan orang-orang ajaib seperti Dwi dan Rayca yang memberi kesempatan kepadaku untuk mambawakan lagu buatanku. Latihan pagi itu, saya mati rasa.

Malamnya, semuanya menjadi nyata.

Inilah rasanya berada di panggung walau panggung sederhana, membawakan lagu buatan sendiri dengan emosi yang ditulis dari hati sendiri, walau dengan aransemen yang sangat sederhana karena hanya bertiga orang. Saya sudah menunggu 5 tahun ingin merasakan hal itu.


Inilah link video ketika Efrain manggung di Taman Suropati membawakan lagu Mentariku :


============================

Kawan, kesempatan kedua itu ternyata selalu ada. Dan jika kesempatan kedua itu tidak ada, pasti akan ada kesempatan kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya. Yang penting, jangan pernah berhenti untuk berharap akan hal itu.

Jangan takut untuk merawat impianmu, sebab dia sebenarnya selalu ada dan tumbuh di dalam jiwamu walau seringkali kau mengabaikannya.

Jangan pernah takut untuk yakin bahwa impianmu pasti akan menjadi nyata. Jangan khawatir akan merasa pedihnya kekecewaan atas mimpi yang tak menjadi nyata. Jika itu terjadi, berarti impianmu masih belum datang waktunya. Dia pasti akan datang kok.

Terima kasih sudah membaca, semoga bisa menginspirasi.

Terima kasih untuk semua kawanku yang turut hadir mewarnai impianku yang terpendam selama 5 tahun ini. Tanpa kalian saya tak akan pernah punya impian dan langkah sejauh ini.

Wassalamualaikum

“Manggung membawakan lagu sendiri seperti yang kamu idam-idamkan ada di depan mata. Kalau niat tenan, ndang direkam lagumu terus kita latihan.”



Minggu, 21 September 2014

BAHKAN RAMADAN TAK MAMPU MEMBELI DOA ORANG TUA

Tidak ada komentar:
Assalamualaikum

Sebenarnya ini adalah sebuah cerpen yang saya kirim ke salah satu lomba menceritakan kisah Ramadan yang tak terlupakan. Isinya tentu adalah kisah hidup yang saya alami sendiri secara kenyataan, namun sedikit dibuat dengan model bahasa cerpen. Saya tidak begitu peduli apakah cerpen ini menang atau tidak nantinya. Justru yang saya pedulikan adalah pelajaran yang ingin saya bagikan kepada semua yang membaca kisah ini. Belajar dari pengalaman orang itu menyenangkan, karena kita tak perlu mengalami pahitnya gagal jika kita tidak melakukan apa yang menyebabkan orang itu gagal dalam pengalaman hidupnya. Ambil yang baik-baik, jangan lakukan apa yang seharusnya tidak saya lakukan dalam cerita ini.
Semoga dapat diambil pelajarannya.


===========================

            “Sudah kamu pasang kunci gembok untuk pagar belakang rumah?”Ibu bertanya. “Sudah Alif pasang daritadi sore, Bu.” Jawabku sambil terburu-buru mengunyah nasi.Malam ini adalah malam pertama bulan Ramadan.Wajar saja kalau malam ini aku begitu cepat makan.Aku ingin segera menuju ke masjid untuk sholat Tarawih.

            “Malam ini rumah kosong, Lif.Mau pada Tarawih.Makanya jangan lupa pintu-pintu rumah nanti digembok semua sebelum berangkat.” Lanjut Ibu.

            “Siap, Bu! Yuk buruan biar nggak kehabisan tempat.”

            Ramadan kali ituadalah Ramadan yang spesial bagiku. Ada banyak hal yang akan aku siapkan setelah Ramadan ini berakhir nanti. Salah satunya adalah tes penempatan instansi kerja yang akan aku hadapi tepat setelah Ramadan usai.

Aku adalah lulusan akuntansi dari sebuah perguruan tinggi kedinasan yang sangat berharap ingin menjadi seorang auditor. Sudah tak terhitung jumlahnya aku berkali-kali mengatakan impianku itu di depan orang tuaku.

"Kalau aku jadi auditor nanti, aku akan memilih menjadi auditor sistem informasi.Aku yakin sekali aku pasti dapat sukses di sana karena aku punya dasar IT yang cukup baik."Begitulah kira-kira caraku mengutarakan cita-citaku kepada orang tua.

Memang sebelum menjadi mahasiswa akuntansi, aku sempat mengenyam bangku kuliah Teknik Informatika selama satu tahun.Kemudian karena berbagai alasan dan pertimbangan akhirnya aku pindah.Sehingga aku masih punya bekal mengenai dunia informatika.Dan menjadi auditor sistem informasi adalah jalan untuk menggabungkan akuntansi dan informatika menjadi satu sekaligus menurutku.

Orang bilang tahun 2013 adalah tahun sial.Aku tak percaya itu. Justru aku punya firasat bahwa di tahun ini aku akan memperoleh sebuah hal yang besar. Aku harap itu adalah penempatan instansiku.

Orang juga bilang bahwa bulan Ramadan adalah bulan paling mujarab untuk bermunajat.Ketika orang memohon ampunan di bulan ini, maka dia diampuni.Ketika dia berhajad di bulan ini, maka hajadnya dikabulkan.Kalau yang ini aku sangat yakin dan percaya. Untuk itulah aku akan berusaha sekuat tenagaku untuk membuat Ramadan tahun 2013 itumenjadi Ramadan terbaik sepanjang hidupku. Mudah-mudahan dengan begitu impianku bisa dikabulkan.

"Wah,alhamdulillahtahun ini sudah mulai bisa tarawih di masjid yang baru."Kataku seusai pulang tarawih.

"Ya,walaupun belum benar-benar jadi, tapi masjid yang baru ini akan diupayakan agar bisa menampung jamaah selama Ramadan.Sekalian agar jamaah bisa melihat bagaimana perkembangan masjid.Mungkin akan cukup banyak jamaah yang termotivasi memberi infaq untuk pembangunan masjid itu." Kata Ayah sambil berjalan pulang menuju rumah.

Jarak rumahku dan masjid tak cukup jauh tapi juga tak begitu dekat.Aku dan ayah sempat mengobrol beberapa topik selama kami berjalan.

Sudah aku rencanakan setelah sampai rumah nanti aku akan langsung ngaji dan tidur, supaya aku tidak terlambat sahur. Terlebih lagi aku ingin meningkatkan kualitas sholat malamku selama Ramadan ini. Aku ingin selama 30 hari penuh ke depan aku tidak absen untuk sholat Lail. Pokoknya harus menjadi Ramadan terbaik, demi menjadi auditor sistem informasi.

Aku pun tertidur.

"Bangun, Lif. Katanya minta dibangunin buat sholat Laildulu?"Suara Ibu membangunkanku dari tidur. "Bagus, Lif. Bulan Ramadan jangan disia-siain.Ibadahnya kudu lebih tekun.Biar hajadmu yang macem-macem itu diijabah semua.Wudu gih sana biar seger."

Aku yang semula ngantuk berat, mendadak semangat untuk mengambil air wudu setelah diingatkan oleh Ibu tentang impianku itu.Setelah itu kami sekeluarga menyantap sahur bersama.

"Alif, dispensernya mampet lagi.Kran air panasnya nggak mau ngalir," kata mbak Husna kakakku.

"Sekalian aja nanti siang dibawa ke tukang servis sambil nganter Ibu ke pasar," tambah Ibu.

Hari itu aku memang sedang libur.Sudah aku janjikan kepada Ibu untuk mengantarnya ke pasar. Bagiku, pergi berbelanja di pasar adalah hal yang cukup membuatku malas karena pasti akan memakan banyak waktu untuk melihat-lihat barang ini dan itu, padahal belum tentu beli.Yah, seperti itulah wanita. Namun hari ini aku sudah janji.

"Sip, kita bawa sekalian nanti, Bu."Jawabku.

Siangnya aku dan Ibu berangkat ke pasar naik mobil. Panasnya cuaca terik di siang kota Semarangcukup teratasi oleh suhu dalam mobil yang dingin. Berbelanja kebutuhan rumah tangga pun terjadi seperti yang biasa aku bayangkan.Meski memakan waktu cukup panjang, namun akhirnya selesai juga.

Kami berlanjut menuju ke tukang servis dispenser.Alhamdulillahpelayanannya cepat sehingga kami bisa segera pulang.

"Perasaan kita udah lama banget. Rupanya baru jam 1 siang ya, Bu." Kataku sambil nyetir mobil menuju rumah.

"Ya,namanya orang puasa, Lif.Kepinginnya cepet-cepet maghrib aja."Jawab Ibu.

Baru beberapa meter menuju rumah, tiba-tiba kepalaku pusing sekali. Mendadak rasanya seperti mau pingsan.

"Bu, kok Alif tiba-tiba pusing banget,ya.Rasanya kepala jadi berat banget."Aku memberitaukan kondisiku yang tiba-tiba aneh kepada Ibu.Bahkan nyetir mobil pun rasanya tidak bisa konsentrasi.

"Lho kok badanmu jadi panas begini, Lif?"Kata Ibu sambil memeriksa suhu kepalaku dengan telapaknya.Pelan-pelan aja nyetirnya.Nanti mampir ke apotek sekalian beli obat."

Dulu aku pernah terkena penyakit demam berdarah. Sayangnya, gejala penyakit itu sama persis seperti yang sedang aku rasakan sekarang. Aku khawatir kalau ternyata benar terulang kembali kisahnya.Pasar tempat kami belanja tadi memang cukup banyak nyamuk.

"Masih kuat nyetirnya, Lif?Atau istirahat dulu bentar?" Ibubertanya dengan penuh rasa khawatir."Kuat kok, Bu. Insha Allah."Aku berusaha menguatkan diri dari rasa pusing di kepala yang teramat.Jarak menuju rumahku memang lumayan jauh.

Akhirnya aku sampai di rumah.Tidak sempat aku memperhatikan kerapihan parkir mobilku, aku langsung ambruk di tempat tidur kamarku.

"Sholat dulu, Lif.Kalau tidak kuat berdiri ya sambil duduk atau berbaring."Lagi-lagi Ibu mengingatkanku perkara ibadah. Ah, nyetir mobil saja masih kuat, masak sholat tidak bisa. Aku berusaha bangkit dan mengambil air wudu untuk sholat. Bahkan aku paksakan diriku untuk tetap mengerjakan sunnahRawatib. Ini harus menjadi Ramadan terbaikku.

Setelah itu, kembali aku terkapar di tempat tidur.Badanku rasanya semakin panas.Kepalaku jauh lebih pusing dari yang sebelumnya. Entah penyakit apa yang tiba-tiba datang ini. Kondisi tubuhku saat inimembuatku tertidur.

"Lho, Alif sakit to, Bu?

Terdengar suara mbak Rini menyadarkanku dari tidur.Dia adalah kakak pertamaku.Rumahnya tak jauh dari sini.Dia bekerja sebagai dokter di Puskesmas dekat rumah.Mungkin Ibu memanggilnya untuk memeriksa keadaanku.

"Iya.Tiba-tiba Alif demam setelah dari pasar tadi.Coba kamu lihatkondisinya di kamar."Jawab Ibu sambil berjalan menuju ke kamar menghampiriku.

"Kamu aneh-aneh aja.Lagi bulan puasa yo jangan sakit."Kata mbak Rini kepadaku sambil memasang termometer di badanku."Emangnya siapa yang pingin sakit."Jawabku sekenanya.

Lima menit berlalu.Mbak Rini mencabut termometernya untuk melihat suhu tubuhku.

"Lah,kok sampai 39 lebih panasmu.Nanti obatnya jangan lupa diminum.Udah aku bawain."Mbak Rini kaget melihat suhu tubuhku.Aku tidak berkomentar apa-apa karena terlalu pusing.Pantas saja rasanya tidak karuan begini.Rupanya suhu tubuhku sampai setinggi itu.

"Wajahmu merah banget, Lif.Udah kamu batal aja.Dibatalin puasanya biar bisa minum obat terus cepet sembuh."Kata Ibu sambil mulai cemas.Wah,sepertinya kondisiku memang parah.

"Iya.Batalin aja puasanya.Daripada sakitnya makin parah mendingan batalin aja sehari ini.Mudah-mudahan besok udah bisa puasa lagi."Tambah Mbak Rini lagi.

"Aduh, aku masih kuat kok puasanya.Asal aku tidur-tiduran seperti ini terus kan lama-lama maghrib juga."Aku mencoba meyakinkan mereka dan menguatkan diriku sendiri sebenarnya.Payah sekali ini jadinya.Bagaimana aku bisa membuat Ramadan terbaik seumur hidupku kalau hari pertama puasa saja aku sudah setengah mati menahan demam.Apalagi kalau sampai batal.

Aku teringat ada seorang ulama yang mengatakan bahwa ketika Allah memerintahkan manusia untuk berbuat suatu kebaikan, maka Allah pun akan bertanggung jawab untuk membantu manusia itu menyelesaikan kebaikan yang diperintahkan tadi. Aku terapkan mindsetitu untuk menyelesaikan puasaku hari ini. Allah memerintahkanku untuk puasa Ramadan, maka aku yakin sekali Allah pasti akan memberiku kekuatan untuk melaluinya. Walaupun dengan kondisi tubuh yang semakin memprihatinkan.Akhirnya aku berhasil tertidur sejenak.

"Sekarang malah sudah sampai 40 Bu panasnya."Suara mbak Rini membangunkan tidurku lagi.Tanpa terasa dia baru saja kembali mengukur suhu tubuhku.Tampaknya naik dari yang tadi.Pusing di kepalaku memang terasa semakin menjadi-jadi.

"Sudah lah, batalin aja.Besok masih bisa diganti, Lif. Badanmu udah kayak gini."Ibuku meminta demikian terhadapku. Tapi kali ini entah kenapa di tengah kondisiku yang semakin lemah aku punya keyakinan yang kuat bahwa Allah akan memberi kekuatan. Maka aku putuskan bertahan.

Menit demi menit aku lalui. Akhirnya sudah memasuki waktu ashar juga.Aku turun dari tempat tidur mengambil air wudu untuk sholat Ashar.Tak lupa aku kerjakan Rawatib Qabliyahsebelumnya.Harus menjadi Ramadan terbaik. Tentunya dengan segala kadar kepayahan ini. Setelah itu aku kembali tidur.Kali inikepalaku sambil dikompres karena semakin parah kondisinya.Aku kembali tertidur.

"Alif,bangun, Lif. Sudah hampir maghrib. Badanmu gimana?"Lagi-lagi aku dibangunkan oleh suara seseorang.Ternyata mbak Rini masih di sini. Oiya,dia kan mau membawakan obat untukku.

Kondisiku sudah cukup baik walaupun belum bisa disebut normal. Mungkin karena cuaca menjelang maghrib juga relatif lebih adem.

Alhamdulillahakhirnya sebentar lagi aku berhasil melewati hari pertama Ramadanku dengan penuh perjuangan.

Bedug maghrib pun bergema. Adzan maghrib menyusul berkumandang mengisi langit yang jingga di sore itu dengan penuh kedamaian. Satu gelas es teh manis sengaja sudah aku siapkan sebagai hadiah kemenanganku di hari itu. Alhamdulillah luar biasa nikmat yang aku rasakan saat itu.Seakan aku melupakan kondisi tubuhku yang belum pulih.

"Ayo-ayo segera makan nasi lalu minum obat."Kata Ibu sambil menyiapkan piring di meja makan.Selesai sholat maghrib dan sunnahnya, aku makan bersama ayah dan Ibu di meja makan.

"Sudah dibenerin Lif dispensernya?"Tanya Ayah sambil mengambil tahu petis di piring.

"Sudah dong, Pak. Sampai sakit kayak gitu anaknya." Ibu yang menjawab sambil bercanda.

"Malam ini aku tarawih di rumah saja ya.Biar kondisiku benar-benar pulih dan besok bisa puasa lagi." Kataku kepada Ayah dan Ibu.

Beberapa saat kemudian adzan Isya berkumandang.Ayah, Ibu, dan mbak Husna berangkat kemasjid.Sementara aku jaga rumah.Jaga kesehatan lebih tepatnya.

Tak kalah dengan mereka, aku pun mengambil air wudu.Lalu aku mulai mengerjakan ritual malam Ramadan di rumah. Sholat Isya, Rawatib, Tarawih, ditutup dengan Witir. Aku akan berusaha menciptakan Ramadan terbaikku. Walaupun aku tahu tak akan bisa menjadi yang sempurna, namun selama masih bernafas aku akan mencoba menjadi seperti yang Allah minta.

Beratnya hal yang harus aku lalui di hari pertama Ramadan membuat hari-hari selanjutnya menjadi sangat ringan bagiku untuk melaluinya.Tanpa terasa, sudah separuh lebih bulan Ramadan aku lewati.

Tanpa aku sangka, sepanjang hari itu ibadahku benar-benar sempurna tanpa cacat sedikitpun.Bagaimana tidak?Tak pernah terlewatkan sehari pun aku tidak sholat Tahajud, sholat Hajad, sholat Istikhoroh, sholat Duha, sholat Rawatib, sholat Tarawih, sholat Witir, dan beberapa lembar lagi aku khatam Al Quran.Sungguh semua itu adalah ikhtiarku agar aku bisa menjadi auditor sistem informasi.

"Jarkom tim sukses akuntansi! Jadwal Tes Kemampuan Dasar sudah bisa dilihat di website.Registrasi dan pemilihan instansi sudah mulai bisa dieksekusikan di website."Hei ini dia. Akhirnya datang juga pengumuman resmi terkait tes penempatanku.

Tanpa basa-basi ku buka websitenya.Kemudian ku lakukan registrasi dan pemilihan instansi. Tak ada keraguan sedikitpun, ku pilih nama Inspektorat Jenderal Kemenkeu sebagai tempat yang ku inginkan untuk berkarya nanti.

Rupanya diminta memasukkan tiga instansi sebagai pilihannya.Baiklah, ku masukkan dua instansi lainnya lagi yang sama-sama hanya mempunyai kantor di ibukota saja.


 Aku membeli sebuah buku kumpulan soal yang cukup tebal. Jarak menuju hari dimana tes akan diselenggarakan sekitar satu bulan lagi. Sedangkan karena lebaran hanya tinggal sekitar satuminggu lagi, masa bodoh pikirku dengan jadwal ujian yang sudah mepet.Ramadanku harus berakhir dengan sempurna dahulu.Sebelum aku mengkhatamkan buku kumpulan soal tadi, aku harus mengkhatamkan Al Quran terlebih dahulu.Prinsipku, kalau sudah bisa mengambil hati Allah pasti mengambil dunia itu hal mudah.

"Amma yatasaa 'aluun..."

"Lho, Alif sudah mau khatam ngajinya?" tanya Ayah sepulang tarawih saat tidak sengaja mendengar tilawahku di kamar. Ayah memang lebih sering tilawah di masjid setelah tarawih sehingga pulangnyalebih terlambat dari yang lain.

"Iya.Keburu lebaran ini, Yah."Jawabku.

"Ya sudah, Lif.Malam ini dikhatamin dulu.Besok setelah subuh Ayahbacakan doa khatam Al Quran." Kalimat dari Ayahmembuatku semakin terpacu untuk segera mengkhatamkan Al Quran malam ini juga.

Alhamdulillahmasih ada beberapa hari sebelum Ramadan usai, tapi aku telah mengkhatamkan Al Quran. Ayahku membacakanku doa, sementara aku meng-aamiin-kannya.

Barulah setelah itu aku mulai mempelajari dengan sungguh-sungguh buku kumpulan soal yang aku beli beberapa waktu lalu.Sambil tetap aku menjaga rutinitas ibadahku di sepuluh hari terakhir Ramadan.Bahkan justru ku tambah ibadahku dengan sholat Taubat sebelum aku sholat Tahajud, Hajad, dan Istikhoroh di malam hari.Maknanya adalah sebelum kita meminta suatu hal, maka introspeksi lihat diri kita dahulu.Bersihkan diri dari dosa dahulu, baru mulai bermunajad.

Terlebih lagi ada iming-iming malam Lailatul Qadarpada hari-hari tersebut. Ah Masha Allah betapa bahagianya orang yang berhasil meraihnya. Tidak akan ada manusia yang tahu kapan malam Lailatul Qadar datangnya, apakah ia memperolehnya atau tidak, manusia tidak berhak menghakimi sendiri.

Hingga tiba saatnya hari terakhir bulan Ramadan. Betapa bahagianya hari itu mengingat nanti malam suara takbir sudah mulai bersahut-sahutan merayakan kemenangan umat muslim dalam mengalahkan segala nafsunya selama satu bulan penuh. Terkhusus bagiku, itu adalah perayaan kemenangan terbesar seumur hidupku. Aku akan berhasil menciptakan Ramadan terbaik seumur hidupku.

"Alif, nanti siang antar Ayahkepondok pesantren di dekat R.S. Kariadi ya?" Seperti yang biasa aku lakukan di setiap penghujung Ramadan, aku selalu mendampingi Ayahku sebagai amil zakat untuk mengantar beras zakat fitrah ke pondok-pondok pesantren sekitar kota. Tak jauh beda dengan kuli panggul, aku senang bisa membantu Ayah mengangkat berkarung-karung beras.

"Sebenarnya kalau mau, kita juga bisa minta jatah berasnya, Lif.Amil zakat kan memang punya prioritas. Tapi masih ada di sana yang jauh lebih membutuhkan beras itu." Kata Ayahselama perjalanan. "Betul, Yah. Kita bisa bantuin begini saja rasanya udah seneng banget."Jawabku.

"Allahu'akbar Allahu'akbar Allahu'akbar.La'illaha ilallahu Allahu'akbar.Allahu'akbar walillahilhamdu."

Alhamdulillah suara takbir yang dirindukan bergema juga. Usai sudah bulan suci yang dinantikan oleh seluruh umat muslim tersebut. Rasa haru memenuhi seluruh rongga dadaku.Tak dapat aku menyangka.Tak dapat aku menyadarinya.Ini adalah Ramadan dengan ibadah paling sempurna seumur hidupku.Entah kekuatan darimana, bulan Ramadanku yang diawali dengan demam setinggi 40 derajat akhirnya berakhir indah. Sholat fardlu, sunnah Rawatib, Tarawih, Witir, Taubat, Tahajud, Hajad, Istikhoroh, Duha, khatam Al Quran, semua tuntas aku kerjakan. Masha Allah aku terheran dengan diriku sendiri.

Jika dosa yang dilakukan kepada Allah bisa seketika lebur saat Idul Fitri, tapi dosa yang dilakukan kepada manusia belum bisa lebur jikalau belum dimaafkan olehnya.

Untuk menyempurnakan hari rayaku, tak segan-segan aku meminta maaf kepada seluruh orang yang pernah aku temui sepanjang hidupku.Minimal, semua orang yang ada di daftar kontak telepon dan teman facebookku.Aku memohon maaf padanya satu demi satu.Aku yang memang gemar berpuisi sengaja mengutip salah satu lirik lagu sebagai bentuk ucapan maafnya.

"Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi.Aku tenggelam dalam lautan luka dalam.Aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang.Aku tanpa maafmu hanyalah butiran debu."

Aku kirimkan kalimat tersebut.

Masih tersisa dua minggu waktuku untuk mempersiapkan tes.Entah kekuatan darimana lagi datangnya, buku kumpulan soal yang begitu tebalnya mampu aku khatamkan hanya dalam waktu kurang dari satu minggu.Bahkan karena waktu masih ada, aku membeli lagi buku kumpulan soal lainnya dan aku sikat habis dalam waktu kurang dari satu minggu pula.Mungkin inilah keajaiban berkah dari memprioritaskan untuk mengkhatamkan Al Quran terlebih dahulu.Aku yang semula hanya membaca satu buku saja sepertinya sudah terlalu banyak dan tebal justru kini aku bisa menghabiskan dua buku.

Jadwal lokasi tes sudah mulai diumumkan. Aku mendapat lokasi di Yogyakarta, sebuah kota yang cukup menarik hatiku karena budaya keseniannya yang kental. Ada seorang kawanku yang rumahnya tak jauh dari sana.

"Assalamualaikum, Vandy. Dapet lokasi tes dimana? Aku di Jogja, boleh nginap di tempatmu?" Ku kirim sms seperti itu kepada kawanku.

Beberapa saat kemudian, dijawab olehnya, "Aku tes di Jogja juga.Boleh, silakan nginap di rumahku.Dipta juga mau nginap kok.Sekalian bisa kumpul, kan udah lama nggakketemu."

Dipta juga salah satu teman dekatku.Dia anak Purwodadi.Senang sekali rasanya kalau kami bertiga bisa kumpul."Wah, sip kalau begitu.Makasih banget lho sebelumnya."Jawabku.

Hari demi hari silih berganti.Sudah semakin tiba waktunya aku harus berangkat.

"Hati-hati,Alif.Jangan lupa berdoa. Jangan kebanyakan main di sana. Ingat,kamu ke sana mau ujian bukan main."Kata Ibu saat aku pamitan berangkatke Jogja. Ayahmengantarkusampai ke terminal, kemudian aku berangkat naik bus Semarang-Jogja.

Tak bisa aku tahan rasa kangenku saat bertemu dua sahabatku itu.

"Tambah gendut aja kamu, Van?haha" aku menyapa Vandy yang memang tampak berbeda.

"Apa nggak salah ini?Sepertinya kamu yang makin bunder, Lif?Oiya, Dipta motornya baru terus, sekarang motor merek android." Jawab Vandi.

"Stiker doang ini, Pak. Daerah rumahmu kayak tempat shooting FTV, banyak sawahnya, hehe."Dipta tak mau kalah juga.Kami bertiga sedang bernostalgia bersama.

Akhirnya tiba saatnya hari ujian dimulai.Tidak ada alasan untukku gagal dalam menghadapi ujian ini.Dari sisi usaha, sudah dua buku kumpulan soal habis aku kerjakan. Dari sisi doa, justru aku berhasil menciptakan Ramadan yang terbaik seumur hidupku. Maka aku datang ke lokasi ujian dengan penuh percaya diri.

Hingga tiba saatnya skenario Allah mulai berjalan tidak sesuai dengan rencanaku.

Aku tekan tombol acak soal pada komputer yang ku pakai untuk ujian.Kemudian muncullah deretan soal yang harus aku kerjakan. Soal macam apa ini? Revolusi Prancis? Tap MPR? Hampir tidak ada soal yang ku pelajari di dua buku tebalku itu yang muncul di situ.Aneh sekali.

Dengan susah payah aku mengerjakan soal itu. Alhamdulillah lulus di atas passing grade dengan nilai yang tidak begitu besar jika dibandingkan dengan Vandy dan Dipta.

Rasa cemas mulai merasuk ke dalam hati.Bisakah aku menjadi auditor sistem informasi di Inspektorat Jenderal Kemenkeu?

"Udah,yang penting lulus dulu aja. Daripada nggak lulus? Katanya ada temen kita yang nggak lulus kasihan tuh." kata Vandy ketika tahu kekhawatiranku saat itu. Baiklah kami bertiga mampir dulu ke Malioboro sebelum pulang.

Jogja memang kota penuh karya seni. Musisi jalanan ada di mana-mana dengan keahliannya yang unik. Coret-coretan kota juga dimana-mana.

"Sejak dulu aku heran, Lif. Gimana caranya mencoret-coret papan petunjuk arah setinggi itu pakai cat pilok seperti itu?" Vandy mengajakku bercanda.

"Ada tekniknya pasti.Namanya juga seniman.Hehe."Aku menjawabnya tanpa berpikir.

Besoknya aku pulang ke Semarang. Ah, walau bagaimanapun aku masih tetap kepikiran dengan hasil tesku.

"Sudahlah, Lif. Disyukuri aja dulu. Daripada nggak lulus tuh. Yang penting kan kamu udah berusaha maksimal. Pasti Allah akan memberi yang paling baik."Kata mbak Husna setelah mendengar ceritaku.

"Iya, mbak.Pengumuman penempatan instansi satu minggu lagi" Ku jawab singkat saja.

"Loh,kok bibirmu merah lagi, Lif?Kamu demam lagi?"Mbak Husna memegang dahiku.Rupanya aku terlalu memikirkan hasil tesku sampai badanku demam.

Aku menunggu satu minggu hasil tesku sambil ditemani oleh demamku yang kali ini tak kunjung turun sampai hampir satu minggu.Hingga tiba hari pengumuman instansi tersebut, barulah demamku sedikit lebih reda.Akankah aku melihat namaku dijajaran instansi Inspektorat Jenderal Kemenkeusebagai auditor sistem informasi?

Aku buka webnya. Aku download datanya. Kemudian aku buka dan baca dengan penuh perhatian.

"DINAR RAFIKHALIF, DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN."



Mataku tak salah membaca ini. Walaupun aku tak tahu instansi apa ini, tapi aku tak memilihnya.Yang aku tahu pasti, ini adalah sebuah instansi yang memiliki kantor vertikal tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Dengan demikian, label bekerja di tempat yang jauh akan menghiasi rutinitas hidupku.

“Aku di perbendaharaan, Pak.” Aku menginformasikan nasibku kepada keluargaku.

“Tapi itu bukan pilihanku. Aku sengaja memilih instansi yang tidak punya kantor vertikal biar aku tidak jauh dari sini. Ada banyak hal yang bisa ku lakukan di sini.” Lanjutku.

Selain karena termotivasi menjadi seorang auditor sistem, daftar keinginanku memang banyak sekali jumlahnya. Dan hanya Jakarta adalah kota yang sanggup menyediakan semua itu. Boro-boro menjadi auditor sistem informasi, kini peluangku tinggal di Jakarta semakin sempit. Bahkan untuk bekerja di pulau Jawa saja susah. Kantorku tersebar dimana-mana. Tinggal mana nanti tempatku untuk pertama kali mengabdi. Begitulah kira-kira aku mendapatkan informasi dari seniorku yang sudah bekerja di perbendaharaan.

Aku ceritakan keadaan instansiku kepada keluargaku. Khususnya kepada Ayah dan Ibuku. Aku juga ceritakan bagaimana kondisi pekerjaanku disana. Walaupun ternyata instansiku ini beban kerjanya jauh lebih tidak sibuk dibandingkan instansi yang aku pilih.

Bukan aku menyalahkan hasil pengumumanku ini. Tapi aku masih belum bisa menerima dan masih mencari alasan. Kemana semua doa dan usahaku ini perginya? Berubah jadi apa Ramadan terbaik yang sudah aku ciptakan dengan penuh jerih payah ini?

“Disyukuri aja dulu. Ini pasti adalah tempat terbaikmu pilihan dari Allah. Kamu masih muda, tak apalah jauh sebentar.” Kata Ayah mencoba melegakanku. Namun pikiranku ini memang terlalu sulit diam. Dia terus berputar mencari arti kemana langkahku pergi.

Monolog terhadap diri sendiri berkepanjangan ternyata hanya membuat kalkulasi perasaan memuncak ke arah emosi. Ku salahkan semua orang yang ada terlibat dalam fase kehidupanku ini. Tak lagi aku berpikir tentang kedewasaan sikap. Bahkan aku mulai kurang ajar dan berani memaki Tuhanku.

Apanya yang kurang dengan Ramadanku kemarin? Mana keadilan dan nikmat yang Allah janjikan ketika hamba-Nya senantiasa bertaqwa. Menjalankan semua perintah dan menjauhi larangan, ah aku tak butuh itu sekarang, semua itu omong kosong bagiku!

“Lif, Ayah masih memaklumi kamu jika marah ke Ayah, Ibu, atau Mbak. Tapi Ayah tidak maafkan kamu kalau kamu berani marah kepada Allah seperti ini. Kamu memalukan Ayahmu di mata Allah karena tak sanggup mendidikmu menjadi laki-laki tegar.” Ayah memarahiku saat mendengar diriku memaki-maki. Yah, itu juga tidak berpengaruh terhadap perasaanku yang sudah terlanjur kecewa berat sama Allah.

Malam pun kian datang. Rona merah di ufuk barat perlahan-lahan menghilang. Cahaya di langit seakan tersapu oleh kelamnya malam. Seperti hilangnya harapan-harapan yang ku gantungkan di langit.

Mataku tak mampu untuk terpejam. Dia selalu menemani kepalaku untuk berpikir. Tepat tengah malam, aku keluar menuju ke teras rumah. Entah apa yang ada dalam pikiranku, aku malas sekali untuk masuk ke rumah. Terlebih lagi Ayah baru saja memberikan teguran keras kepadaku. Aku melamun dan sambil memutar lagu-lagu bernuansa kekecewaan dari ponselku.

Mendadak aku dikagetkan dengan suara pintu ditutup dari dalam. Dan bunyi “klek” yang menandakan pintu itu juga baru saja dikunci dari dalam. Aku terkunci di luar. Tidak. Aku sengaja dikunci di luar. Ini hukuman dari Ayah karena kelakuanku tadi siang.

Tak ada pilihan lain, malam ini aku tidur di luar.

Hari berganti hari. Mau tak mau, diriku harus segera bergegas ke Ibukota untuk pemberkasan dokumen sekaligus perkenalan instansiselama beberapa hari. Kami satu angkatan dikumpulkan dalam sebuah ruangan yang masih asing bagiku. Tepat di depan kami, sebuah slide presentasi yang sangat besar sedang menampilkan gambarpeta indonesia yang sangat besar. Begitu luasnya Indonesia saat itu, entah di sisi sebelah mana pada peta itu nantinya aku akan bertugas.

Perkenalan instansi pun dimulai. Para petinggi Ditjen Perbendaharaan memperkenalkan kepada para calon pegawai baru ini bagaimana seluk beluk kantornya nanti dengan gagah dan wibawa. Namun bagi kami yang masih baru, mungkin justru malah mengerikan.

“Adik-adik, Indonesia itu luas. Jangan takut, di bumi pertiwi tercinta inilah nanti segala kemungkinan dimana adik-adik akan bekerja nanti bisa terjadi.” Pak Galih, seorang pegawai di bagian kepegawaian, menceritakan banyak sekali hal yang bisa didapatkan di organisasi ini.

Masih banyak sekali sebetulnya hal yang membuatku penasaran dan belum tersampaikan pada pemaparan dari Pak Galih. Sesi tanya jawab pun dibuka untuk tiga buah pertanyaan. Tanpa ragu-ragu, aku mengangkat tanganku tinggi untuk menanyakan hal yang sangat mendasar dalam hidupku.

“Terima kasih atas kesempatannya. Pertanyaan saya sederhana sekali, apakah bisa nanti saya yang lulusan D3 Akuntansi ini melanjutkan kuliah S1 jurusan Teknik Informatika?” Walau banyak sekali hal yang membuat kepalaku ini berpikir, namun hanya itulah kalimat yang terucap dari mulutku.

Setelah beberapa pertanyaan lainnya juga ditanyakan oleh para calon pegawai baru, kini giliran Pak Galih yang akan menjawab pertanyaan dariku. “Pertanyaan dari Alif, apakah bisa seorang lulusan D3 Akuntansi melanjutkan kuliah S1 Teknik Informatika di sini? Sangat bisa, Mas! Ditjen Perbendaharaan tidak membatasi pegawainya untuk mengembangkan diri. Silakan mengembangkan potensi yang adik-adik miliki. Kami sangat terbuka dan menyediakan banyak sekali beasiswa untuk itu.”

Masha Allah. Aku terkejut melihat jawaban yang sangat melegakan dari Pak Galih. Setahuku, melanjutkan kuliah saja biasanya dipersulit kantor. Ini justru malah ada beasiswa. Bahkan jurusannya pun tak harus sama dengan sebelumnya. Kami bebas mengembangkan karya.

Setelah beberapa hari mengurus pemberkasan, aku kembali ke rumah.

Aku menceritakan profil singkat Ditjen Perbendaharaan kepada orang tuaku.Terutama untuk perihal beasiswa jawaban dari Pak Galih. Tiba-tiba Ayahku mengatakan sesuatu yang cukup mengejutkanku. “Lif, sebenarnya Ayah dan Ibu lebih tenang kamu masuk di organisasi ini daripada menjadi auditor di Inspektorat Jenderal. Ayah merasakan sendiri betapa repotnya Ayah sebagai kepala sekolah ketika diaudit oleh orang-orang dari inspektorat. Apa yang mereka minta sudah Ayah berikan. Yang sudah benar masih dicari-cari salahnya.”

Ayah diam sejenak, lalu melanjutkan untaian kalimatnya. “Ayah tidak bisa membayangkan jika yang menjadi auditor adalah Alif sendiri. Dari depan auditor memang semua orang bersikap manis, Lif. Tapi kita tidak tahu berapa kali auditor akan membuat sakit hati orang yang diaudit.”

Kemudian Ibu juga turut menambahkan. “Menjadi pegawai Ditjen Perbendaharaan adalah jawaban yang terbaik, Lif. Betapa khawatirnya Ibu melihat di televisi banyak pejabat keuangan yang terjerat kasus pidana. Insha Allah menjadi bendahara negara akan lebih aman karena tugas bendahara yang lebih kecil risiko daripada menjadi pemeriksa.”

Aku mengangguk. Bukan masalah apa yang dikatakan oleh kedua orang tuaku tadi. Namun sepertinya aku baru saja melewati sebuah perjalanan hidup yang tak akan terlupakan dan memberikan pelajaran yang besar.

Aku memang telah menciptakan Ramadan terbaik seumur hidupku. Telah ku laksanakan dengan penuh deru semangat tiap butiran ibadah yang tampak di bulan yang penuh rahmat itu. Laksana kuda perang yang berlari menggebu-gebu dan menderu untuk bertempur di medan perang seperti yang dikisahkan dalam Al Quran surah Al Adiyat. Aku melakukannya dengan sangat sempurna dan tak ada yang salah dengan itu.

Namun aku tersadar bahwa ternyata Ramadan terbaikku tak mampu membeli doa kedua orang tuaku.

            Sekuat apapun usaha dan doa yang sudah aku lakukan, namun jika tak ada restu dari orang tua, maka tak akan ada pula restu dari Allah. Yang terjadi adalah tak akan bisa terlaksana. Karena ridha Allah tergantung dengan ridha orang tua.

            Ayah Ibuku rupanya tak merestui diriku untuk menjadi seorang auditor.

            Bukan, kali ini tidak ada yang salah. Kecuali diriku yang salah. Aku berhasil meyakinkan Allah dengan segala ibadah yang ku lakukan dengan penuh perjuangan selama Ramadan. Aku lawan segala kemalasan dan rasa sakit tak tertahan di hari pertama Ramadanku untuk tetap beribadah. Tapi aku tak berhasil meyakinkan kedua orang tuaku sendiri, itulah kesalahanku.

            Kata para ulama, doa orang tua jauh lebih dahsyat daripada doa seratus ulama itu sendiri. Aku tak percaya itu. Menurutku, doa orang tua nilainya jauh lebih dahsyat daripada doa beribu-ribu ulama. Bahkan doa orang tua mungkin mampu mengalahkan malam yang lebih berharga daripada seribu bulan. Malam Lailatul Qadar di bulan Ramadan.

            Satu tahun berlalu begitu cepat. 

            Sekarang aku telah ditugaskan menjadi verifikator anggaran di sebuah kantor perbendaharaan yang terletak di salah satu sudut nusantara timur. 



            “Alif, bagus banget pemandangannya. Foto dimana?” Tanya Ibuku dari Semarang.

            “Ini gunung yang ada di gambar uang seribu rupiah kertas, Bu.” Jawabku melalui chatting di ponselku. Di sini pemandangan indah ada dimana-mana. Ternate, ibukota Maluku Utara,menjadi tempat yang dipilihkan Allah untukku mengabdi.


            Kini aku selalu berusaha meyakinkan impianku kepada kedua orang tuaku. Impianku kali ini adalah memperoleh beasiswa S1 Teknik Informatika di ITS. “Kalau aku bisa mendapat beasiswa kuliah S1 Teknik Informatika, aku akan menjadi programmer dan pasti akan ditarik ke Jakarta lagi. Dengan begitu aku bisa mengembangkan banyak potensiku lainnya di sana.Aku bisa menjadi penulis,membuka bisnis percetakan buku, menjadi motivator, menjual lagu hasil karyaku di berbagai label di Ibukota, insha Allah aku akan segera sukses dan pergi ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji.” Kali ini aku lebih mantap dalam meyakinkan orang tuaku.

            Banyak orang lari kesana kemari mencari ulama dan pemuka agama untuk minta didoakan. Bahkan tak jarang dari mereka yang harus sampai menyeberang lautan atau mengeluarkan jutaan rupiah untuk itu. Mereka melupakan bahwa ternyata di rumahnya sendiri ada dua manusia suci yang diciptakan Allah sebagai perwakilan-Nya di muka bumi. 

Dia adalah Ayah dan Ibu. Jika Allah berkehendak, maka tak ada sehelai daun sekalipun yang jatuh di tengah malam tanpa seizin-Nya. Bahkan menerbitkan dan menenggelamkan matahari setiap hari pun Dia tak kesulitan sedikitpun. Namun Allah menahan semua yang seharusnya mudah bagi-Nya hanya untuk menunggu ridho Ayah dan Ibu. Tentu saja dengan Allah selalu tetapkan banyak skenario indah dibalik segala keputusan itu.

Ku pikir menjadi auditor sistem informasi di Inspektorat Jenderal adalah satu-satunya jalan untuk mengkolaborasikan kemuampuan IT-ku dengan akuntansi. Rupanya aku keliru. Atas ridho dari orang tua, Allah berikan Ditjen Perbendaharaan agar diriku nanti dapat kembali belajar menjadi mahasiswa Teknik Informatika. Semua berawal dari Ramadan yang indah di tahun 2013.

“Alif, jam berapa sekarang di Ternate?”

================end=======================


Suasana perjalanan menuju Ternate, view dari atas pesawat :





Terimakasih, semoga dapat menginspirasi =)




Memproses pencairan dana saja kami begitu bergegas mengejar batas waktu pelayanan...
Demi mencapai indikator kinerja utama dengan nilai yang tinggi...
Namun seringkali kami tak segera bergegas mengejar batas waktu iqamah shalat...
Sehingga pastilah indikator kinerja utama kami di mata Mu sangat mengecewakan...
Ya Allah, maafkanlah kami para pejuang perbendaharaan negara...
Berilah kami kecakapan dunia akhirat laksana Yusuf a.s. sbg bendahara negara mesir...
Aamiin...



 
back to top