Sabtu, 30 November 2013

Menangani Registry Editing has been Disable by Your Administrator

Tidak ada komentar:

 






Assalamualaikum

Pernah tidak Anda mengalami mendadak Registry pada komputer Anda menolak untuk dibuka sehingga muncul peringatan Registry Editing has been Disable by Your Administrator. Entah karena virus, atau karena Anda secara tidak sengaja mengubah setting Administrator Control pada komputer Anda yang menyebabkan user tidak dapat mengedit registry nya. Untuk kembali dapat melakukan editing registry caranya adalah sebagai berikut.

1. Cek dulu apakah benar Registry Editing has been Disable by Your Administrator dengan membuka Run – ketik Regedit
2. Jika ternyata benar, buka kembali Run, kemudian ketik “gpedit.msc”



3. Lalu pada panel sebelah kiri, pilih “User Configuration” – “Administrative Templates” – “System”



4. Pada panel sebelah kanan, double klik pada “Prevent access to registry editing tools”



5. Kemudian pada kotak dialog yang muncul, ubahlah nilainya menjadi “disabled”



6. Oke. Selamat Registry Anda sudah bisa diakses kembali

Senin, 25 November 2013

Sistem Pengendalian Internal Aplikasi / Internal Control for Application

Tidak ada komentar:



Sebuah aplikasi yang dibuat oleh pengembang sistem tentunya perlu memperhatikan aspek-aspek pengendalian internal yang diterapkan sehingga tetap dapat menjaga keandalan sistem yang berjalan pada sebuah organisasi tertentu. Bagaimanakah kriteria suatu aplikasi yang telah memenuhi aspek pengendalian internal tersebut perlu dipahami sebelum melakukan sebuah desain aplikasi.
Pengendalian aplikasi atau application control merupakan pengendalian dalam hal pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan dalam suatu proses pengolahan data sehingga akan berhubungan dengan ketelitian dan kelengkapan data yang diproses melalui aplikasi tertentu. (Mulyadi 2001, 183)

        Application control ini merupakan lingkup dari general control, sehingga apabila terjadi kelemahan dalam general control maka dapat berdampak terhadap berbagai jenis aplikasi yang telah dirancang dalam sebuah perusahaan. Application control dirancang khusus untuk memenuhi persyaratan pengendalian yang harus diterapkan pada aplikasi tertentu sehingga data hasil pemrosesan aplikasi tersebut mampu diyakini keandalannya.



1)      Tujuan application control.



        Tujuan pengendalian aplikasi menurut Anies S.M. Basalamah (2011, 197) adalah untuk memperoleh keyakinan bahwa:

a)      setiap transaksi telah diproses dengan lengkap dan hanya diproses satu kali;

b)      setiap data transaksi berisi informasi yang lengkap dan akurat;

c)       setiap pemrosesan transaksi dilakukan dengan benar dan tepat;

d)      hasil-hasil pemrosesan digunakan sesuai dengan maksudnya; dan

e)      aplikasi-aplikasi yang ada dapat berfungsi secara berkesinambungan.



2)      Klasifikasi application control.



Kategori pengendalian yang termasuk dalam klasifikasi Application control adalah sebagai berikut.



a)      Pengendalian masukan



Pengendalian masukan merupakan pengendalian yang ditujukan kepada  semua data yang akan di-entry apakah sudah diyakini kebenarannya, sah, lengkap, atau tidak terduplikasi. Pengendalian masukan ini sangat penting mengingat apabila terjadi kesalahan input data maka kesalahan tersebut tentunya akan terus berlanjut sampai tahap pemrosesan data dan hasil keluarannya pun tentu akan ikut menjadi salah (garbage in garbage out).

Pengendalian masukan ini menurut Anies S.M. Basalamah (2011, 198) memiliki beberapa jenis pengendalian sebagai berikut.



1.       Pengendalian otorisasi masukan

Otorisasi dilakukan sebelum suatu data atau dokumen akan diproses. Pengendalian yang baik tidak memperbolehkan suatu data atau dokumen untuk diproses tanpa adanya otorisasi terlebih dahulu. Pengendalian otorisasi masukan ini sendiri memiliki beberapa jenis pengendalian yaitu:

a.       prosedur-prosedur persetujuan yang menjelaskan bagamaimana dan oleh siapa data akan mulai di-entry;

b.      formulir yang diberi nomor urut atau pra nomor sehingga dapat diminta pertanggungjawabannya apabila ada nomor yang hilang;

c.       penelaahan oleh tim pengendali untuk mengidentifikasi transaksi yang diproses dalam bentuk batch; dan

d.      sistem pengawasan pencatatan aktivitas untuk mengetahui frekuensi kesalahan yang terjadi maupun kejadian-kejadian yang tidak semestinya.



2.       Pengendalian validasi masukan

Pengendalian ini merupakan pengendalian dalam program yang dibuat oleh manajemen sistem untuk memperoleh keyakinan bahwa semua data masukan adalah valid. Jenis pengendalian yang termasuk dalam kategori pengendalian validasi masukan adalah sebagai berikut.

a.       numeric and alphabetic check

Pengendalian ini menetapkan suatu field tertentu apakah harus diisi dalam bentuk angka (numerik) atau huruf (alfabetis).

b.      logic check

Pengendalian ini bertujuan untuk menguji atau membandingkan antara nilai suatu logic tertentu dengan Gambaran keadaan yang sebenarnya.

c.       sign check

Pengendalian ini menguji apakah suatu field tertentu memiliki simbol atau tanda matematis yang sesuai baik positif atau negatif.

d.      valid field size check

Pengendalian ini menguji apakah suatu field tertentu memiliki besaran tertentu misalnya suatu field harus berisikan enam digit karakter.

e.      limit check

Pengujian ini menguji apakah suatu field berisi masukan data dalam besaran yang berada pada batas maksimum yang masih ditentukan.

f.        valid code check

Pengendalian ini menguji apakah suatu transaksi masukan tertentu memiliki kode yang sama dengan yang ada di dalam daftar komputer.

g.       range test

Pengujian ini menguji apakah suatu field berisi data dalam besaran yang berada pada kisaran batas minimum dan maksimum yang diperbolehkan.

h.      sequence check

Pengendalian ini menguji urutan data yang dimasukkan pada field tertentu.

i.         check-digit verification

Pengendalian ini dilakukan dengan menghitung suatu angka tertentu untuk memastikan bahwa nilai yang sebenarnya tidak diubah.



3.       Pengendalian transmisi data

Pengendalian ini bertujuan untuk mencegah agar data yang akan diproses tidak hilang, tidak ditambah, dan tidak diubah sehingga keaslian data benar-benar masih tetap terjaga. Jenis pengendalian yang termasuk dalam kategori pengendalian transmisi data ini antara lain sebagai berikut.

a.       Echo-check

Pengendalian yang dilakukan dengan mengirimkan data kembali ke user atau operator untuk dibandingkan dengan data aslinya sehingga user memperoleh keyakinan bahwa data telah diinput dengan benar..

b.      Redundancy check

Pengendalian dilakukan dengan meminta user atau operator untuk memasukan sebagian dari data selain data yang telah ditransmisikan.

c.       Completeness test

Pengujian ini dilakukan terhadap setiap transaksi untuk membuktikan bahwa semua data yang diperlukan telah dimasukkan.



4.       Pengendalian konversi data

Pengendalian ini dilakukan dengan proses mengubah data dari sumber asalnya ke dalam bentuk yang dapat dibaca oleh mesin. Konversi data yang dilakukan tetap harus mempertahankan keaslian datanya. Jenis pengendalian yang termasuk dalam kategori pengendalian konversi data ini antara lain sebagai berikut.

a.       Verifikasi fisik

Terminal komputer dapat dilengkapi dengan fasilitas umpan balik yang secara otomatis menunjukan suatu tanda yang dapat digunakan sebagai pengujian visual oleh user.

b.      Penggunaan check digit

Penggunaan angka periksa berguna untuk memeriksa atau menguji validitas angka karena apabila terdapat angka yang tidak sesuai dengan angka asalnya maka akan dianggap sebagai angka yang salah.

c.       Penggunaan batch control total

Penggunaan pengendalian ini dilakukan dengan membandingkan total batch keluaran dengan total batch semula untuk mengidentifikasi apabila terjadi perbedaan.



5.       Pengendalian penanganan kesalahan

Pengendalian juga perlu dilakukan atas transaksi-transaksi yang salah supaya transaksi yang demikian tidak diproses. Jenis pengendalian ini antara lain sebagai berikut.

a.       Error log

Pengendalian ini dilakukan dengan mencatat semua transaksi yang salah sehingga dapat diperbaiki sesegera mungkin.

b.      Suspended file

Pengendalian ini berjalan dengan menunda pelaksanaan pemrosesan suatu file dimana kesalahan dalam filetersebut tetap berada di dalam filesampai selesai diperbaiki.

c.       Laporan kesalahan

Laporan ini bertujuan untuk mengidentifikasi mengenai catatan yang ada, kesalahan dalam data, serta sebab-sebabnya.



b)      Pengendalian proses



Pengendalian proses merupakan pengendalian yang ada pada setiap aplikasi yang terlah terprogram dengan berbagai program yang spesifik. Pengendalian ini berperan untuk meyakini apakah proses telah dilakukan secara benar, sesuai dengan instruksi, diproses hanya satu kali tanpa ada pemrosesan ganda, dan diproses secara tepat.

Pengendalian proses ini menurut Anies S.M. Basalamah (2011, 198) memiliki beberapa jenis pengendalian sebagai berikut.



1.       Pemeliharaan ketepatan data

Pemeliharaan ketepatan data dapat dilakukan dengan cara berikut.

a.       batch control total

Pengendalian ini dilakukan dengan membandingkan total batch keluaran dengan total batch semula untuk mengidentifikasi apabila terjadi perbedaan.

b.      run-to-run control total

Pengendalian ini menggunakan jumlah dalam pengendalian keluaran yang berasal dari satu proses sebagai jumlah pengendalian masukan dalam proses berikutnya.

c.       transaction log

Pengendalian ini akan mencatat segala aktivitas yang terjadi dalam pemrosesan komputer.

d.      fallback procedures

Pengendalian ini bertujuan untuk mengumpulkan dan mengendalikan transaksi yang seharusnya telah diproses apabila sistem tetap beroperasi.

e.      restart procedures

Pengendalian ini dimaksudkan untuk memulai pemakaian kembali sistem setelah dilakukan pemberhentian aktivitas sistem.

f.        recovery procedures

Pengendalian ini digunakan untuk mengembalikan kondisi semula apabila terjadi kejadian yang tidak semestinya pada sistem.



2.       Pengujian terprogram atas batasan dan memadainya pengolahan

Suatu program aplikasi biasanya telah dilengkapi dengan fitur untuk menguji kelengkapan, keakuratan, dan kelogisan data yang diproses. Para programmer telah mendesain sedemikian rupa agar program buatannya memiliki pengendalian yang mumpuni. Pengendalian-pengendalian yang terpasang dalam program-program tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.

a.       zero balancing check

Pengendalian ini dilakukan untuk membuktikan bahwa dua jumlah dalam pembukuan yang dilakukan mempunyai angka yang sama sehingga apabila kedua jumlah tersebut dikurangkan akan menghasilkan angka nol.

b.      crossfooting check

Pengendalian ini bertujuan untuk meyakini apakah penjumlahan ke bawah (footing) sudah dilakukan dengan benar. Jumlah seluruh hasil penjumlahan ke samping harus sama dengan jumlah seluruh hasil penjumlahan ke bawah.

c.       overflow check

Pengendalian ini digunakan untuk menentukan apakah besarnya hasil pemrosesan melebihi besarnya register yang dialokasikan untuk menyimpannya.

3.       Pengendalian atas file

File-file yang ada harus dikendalikan dengan tujuan untuk pencegahan dari pemakaian oleh orang yang tidak punya otorisasi. Jenis pengendalian yang temasuk dalam pengendalian atas file ini antara lain:

a.       penggunaan label eksternal untuk memudahkan pengguna dalam mengadministrasikan file;

b.      penggunaan label internal yang hanya dapat dibaca oleh komputer dengan program atau aplikasi khusus; dan

c.       teknik rekonsiliasi untuk menyamakan jumlah record pada permulaan file data dengan perubahan-perubahan yang telah dilakukan.



c)       Pengendalian keluaran



Pengendalian keluaran merupakan pengendalian yang meyakini bahwa hasil pemrosesan data telah sah, lengkap, cermat, dan didistribusikan kepada pihak-pihak yang berhak. Jangan sampai informasi yang telah di-entrydan diolah dengan cermat datanya kemudian disajikan secara tidak tapat, tidak andal, dan tidak mutakhir penyajiannya.

Pengendalian keluaran ini menurut Anies S.M. Basalamah (2011, 198) memiliki beberapa jenis pengendalian sebagai berikut.



1.       rekonsiliasi keluaran dengan masukan dan pengolahan

Pengendalian ini bertujuan untuk memperoleh jaminan bahwa masukan telah diproses dengan benar sehingga hasilnya juga benar. Rekonsiliasi dilakukan secara terprogram oleh komputer maupun secara manual dengan membandingkan jumlah keluaran dan jumlah masukan.



2.       penelaahan dan pengujian hasil pengolahan

Laporan-laporan yang dihasilkan dari proses pengolahan data perlu ditelaah dan diuji kemudian dibandingkan dengan dokumen transaksi asalnya. Penelaahan juga dilakukan atas daftar revisi file-file induk.



3.       pendistribusian keluaran

Keluaran hanya didistribusikan kepada para pemakai yang memiliki otorisasi secara tepat waktu. Pada hasil keluaran juga hendaknya mencantumkan siapa saja pihak yang memang punya otorisasi untuk memperoleh hasil keluaran itu sehingga pendistribusian dari keluaran dapat dilakukan secara tepat tanpa adanya pendistribusian yang sia-sia..



4.       pengawasan terhadap catatan (record)

Pengawasan dilakukan dengan menjaga keamanan keluaran, menghindari perbaikan yang tidak material terhadap file, mengurangi biaya perlengkapan komputerisasi, dan mengendalikan keluaran-keluaran yang tidak diperlukan.




Jumat, 08 November 2013

Ibadah yang Tidak Boleh Dilakukan

Tidak ada komentar:




Assalamualaikum

Dalam hidup ini segala sesuatu sudah ditetapkan dalam Alquran dan Sunnahnya. Apa saja aspek yang diwajibkan untuk dikerjakan, dimana kita akan menuai banyak pahala nantinya kelak, dan apa saja yang tidak boleh untuk dilakukan, dimana ketika kita nekat melakukannya maka tidak akan bertambah saldo pahala kita, lebih-lebih justru malah terhitung sebagai dosa.

Berbuat maksiat, berjudi, mabuk-mabukan, merampok, mencuri, jelas itu contoh-contoh kegiatan yang dilarang untuk dilakukan. Bagaimana dengan beribadah?kita mengerjakan sholat, membaca Alquran, puasa, sedekah, zakat, apakah itu dapat berpahala. Iya berpahala. Tapi tidak jarang pula, kita tidak dapat apa-apa. Misalnya, puasa tapi ngegosip. Maka yang didapat bukan pahala, tapi hanya lapar dan haus.

Kali ini, kita akan sharing mengenai Ibadah yang Tidak Boleh Dilakukan. Karena jika kita melakukan itu, maka kita tidak akan dapet apa-apa. Atau kayaknya juga sih kalau dilogika malah justru dapetnya dosa. Ibadah apa itu? Ibadah yang tidak boleh dilakukan adalah: “Berdoa kepada Allah, tapi Tidak Yakin”.

Berdoa kepada Allah secara sepintas memang seperti bisa dipikir bahwa kita yang butuh sesuatu kepada Allah. Jadi ya terserah kita mau berdoa atau tidak, kalau pas lagi ga kepingin sesuatu. Tapi, faktanya memang kita ini pasti selalu membutuhkan Allah. Setiap detik. Bahkan setiap nol koma sekian detik, kita pasti butuh Allah. Ngga percaya? Bagaimana kalau Anda bayangkan telinga Anda tidak bisa mendengar apa apa dalam 1 detik aja deh. Pasti Anda bakal bingung dan kaget dan sedih. Naudzubillah ya Allah. Itulah mengapa kita pasti butuh Allah.

Oleh karena itu, berdoa, merupakan bagian dari kewajiban. Orang yang tidak mau berdoa, orang yang ketika selesai sholat langsung lari ke meja kerjanya, orang-orang demikian itu adalah orang yang dianggap sombong di hadapan Allah.

Di dalam berdoa itu sendiri, ada yang namanya bagian doa yang bernama “keyakinan”. Itu pun bagian dari kewajiban atau keharusan. Kita semua tau bahwa Allah itu maha segalanya. Jika Anda belum tau, cari tau di Asmaul Husna. Apa sih yang tidak bisa dilakukan oleh Allah kalau membelah lautan saja bisa dengan mudah untuk dilakukan. Ada beberapa orang yang sudah mengerti bahwa berdoa itu wajib dilakukan. Namun mereka belum memahami ke-Maha Segalanya-an yang dimiliki oleh Allah. Akibatnya, mereka berdoa hanya meminta yang kecil-kecil. Atau ketika meminta sesuatu yang besar pun setelah selesai berdoa mereka malah galau karena berpikir bahwa doanya itu terlalu besar untuk diraih. Padahal, segalanya itu kecil di mata Allah.

Ada pula beberapa tradisi yang dilakukan oleh manusia ketika berdoa. Pernah tidak Anda menjumpai perbedaan pendapat antara dua pihak dimana yang satu mengatakan bahwa membaca Surah Yaasin itu semakin banyak semakin baik sebab kita tidak tau bacaan kita yang ke berapa yang akan dikabulkan oleh Allah, maka mereka bisa saja membaca Yaasin sampai 90 kali setiap kali baca. Kemudian di pihak lain ada yang mengatakan bahwa membaca Yaasin itu sedikit saja tapi berkualitas. Dikhawatirkan jika terlalu banyak yang dibaca justru penghayatan dan lafalnya kurang sempurna dan malah bacaannya tidak sampai kepada Allah.

Menyikapi hal tersebut, saya juga bingung. Akhirnya saja bertanya kepada seorang santri yang kebetulan saya ketemu dengan beliau dalam bis Nusantara Semarang-Jogja ketika sedang berangkat untuk ujian CPNS.

Santri itu pun menjawab, bahwa sebenarnya yang perlu diperhatikan itu bukanlah masalah kuantitas atau kualitas. Yang perlu untuk digarisbawahi adalah masalah keyakinan. Keyakinan, dan keyakinan. Yakin adalah sebuah kondisi dimana ketika dirimu sudah merasa tenang dan nyaman, karena kamu optimis bahwa doamu sudah delivered kepada Sang Pencipta untuk diproses. Sehingga berapapun jumlah doa yang dipanjatkan, atau sebagus apapun Anda melafalkan doa itu, sepertinya sia-sia saja ketika Anda sendiri tidak yakin dengan doa Anda.

Misalnya nih, mau ujian nasional baca yaasin 1001 kali tiap malam. Ternyata besoknya pas baru masuk ke ruang ujian saja Anda udah minder, “duh bisa ngerjain gak ya bisa gak ya bisa gak bisa gak”, lantas apa gunanya membaca 1001 yaasin semalam kalau Anda masih ragu. Di sisi lain, ada orang yang hanya membaca “Robbi zidni ilma warzukni fahma, ya Allah berilah saya ilmu pengetahuan serta karunia untuk memahaminya” setiap sebelum belajar, kemudian orang itu pun masuk ke ruang ujian dengan optimis dan yakin bahwa Allah akan membantu mengerjakan ujian tersebut. Kira-kira mana yang lebih berpotensi juara?

Semua itu tergantung kepada diri masing-masing. Selalu ingat, bahwa Allah itu sesuai prasangka hambaNya. Ketika seseorang meragukan kebesaran Allah, maka Allah akan bener-bener mengabulkannya dengan tidak diberikannya keajaiban-keajaiban dalam hidupnya. Sementara ketika seseorang begitu yakin akan kebesaran Allah, maka insya Allah segala sesuatu akan menjadi mungkin untuk dicapai.

Jika dikaitkan dengan masalah berdoa, jadi percuma saja Anda berdoa namun Anda tidak yakin dengan doa Anda sendiri. Malahan, bisa saya sebut orang yang tidak yakin adalah orang yang merendahkan Allah yang Maha Agung. Mengapa bisa demikian? Sebab orang itu menganggap Allah tidak bisa mengabulkan doanya. Dia meragukan kekuasaan Allah, tidak yakin. Semula berawal dari berdoa yang merupakan intrepetasi dari ibadah, tapi justru malah menimbulkan potensi dosa hanya karena tidak yakin.

Maka berdoalah yang tinggi dan sungguh-sungguh. Berdoalah yang tinggi, maksudnya bahwa mintalah kepada Allah sesuatu yang tinggi sekalian, jangan minta yang remeh-remeh, karena bagi Allah segala sesuatu itu mudah. Kun Fayakun. Jika Allah berkehendak maka terjadilah segalanya. Allah saja merekomendasikan kita meminta sesuatu yang besar, mengapa kita hanya meminta yang remeh-remeh atau pesimis. Kemudian berdoalah yang sungguh-sungguh, maksudnya bahwa Allah cuma kepingin melihat kesungguhan kamu dalam menginginkan hal tersebut. Jangan cuma nangis-nangis di atas sajadah meminta sesuatu kemudian setelah itu kembali tidur dan malas-malasan. Allah hanya ingin meminta bukti kepada kita bahwa kita pantas untuk mendapatkan yang kita minta. Buktikan dengan perilaku dan kerja keras dalam hidup.

Jujur saya, Anda yang membaca postingan ini, apakah Anda ingin bertanya begini: “Saya males berdoa terlalu tinggi, karena saya kuatir jatuhnya terlalu sakit ketika doa itu tidak terkabulkan. Apa saya salah ketika saya hanya meminta sesuatu yang sederhana tapi pasti terkabul, sehingga saya pun puas?”

Saya jawab ya, sekali lagi tidak ada yang tinggi atau besar di hadapan Allah. Bersama Allah, semuanya serba mungkin. Ada satu poin yang harus Anda masukan dalam pikiran Anda: perbedaan orang beriman yang memiliki Tuhan dengan orang tidak beriman.

Orang yang tidak beriman, selalu mempunyai pikiran bahwa ada akibat yang terjadi karena sebuah sebab. Antara sebab dan akibat selalu berbanding lurus. Ada usaha maka ada hasil. Ketika usaha maksimal maka hasilnya pun maksimal. Ketika usaha pas-pasan maka hasilnya pun pas-pasan. Maka ketika orang yang tidak beriman sedang mengikuti tes seleksi perguruan tinggi, dia pun belajar habis-habisan. Usahanya dibikin maksimal, supaya hasilnya dapat diterima di salah satu perguruan tinggi terbaik. Pokoknya belajar terus sampai tidak tidur. Akibatnya, ketika mengerjakan soal ujian, semua poin demi poin soal dia kerjakan tanpa mengalami kesulitan sama sekali. Pulang ujian pun dengan hati berbunga-bunga. Tapi ketika pengumuman dibuka, ternyata tidak diterima. Akibatnya dia stress berat dan menyalah-nyalahkan Allah. Merasa usahanya sudah sangat maksimal, kok bisa-bisanya tidak diterima.

Orang yang beriman, pun juga selalu mempunyai pikiran bahwa ada akibat yang terjadi karena sebuah sebab. Antara sebab dan akibat selalu berbanding lurus. Ada usaha maka ada hasil. Ketika usaha maksimal maka hasilnya pun maksimal. Ketika usaha pas-pasan maka hasilnya pun pas-pasan. Tapi perbedaannya adalah, di antara sebab dan akibat ini, ada sebuah kata : Insya Allah.

Sebab – INSYA ALLAH – Akibat

Apa sih insya Allah. Jika diartikan secara kasar, artinya jika Allah mengizinkan. Jika didalami maknanya, ya memang begitulah artinya. Jika Allah mengizinkan. Dengan kasus seperti ilustrasi tadi, jika orang yang tidak keterima perguruan tinggi tadi adalah orang beriman maka dia tidak akan menyalahkan Allah. Dia yakin bahwa justru Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik. Allah tau segalanya mana yang baik atau buruk untuk kita, sedangkan manusia tidak tau apa-apa.

Jadi santai saja teman-teman, sebenarnya Allah itu tidak pernah tidak mengabulkan doa kita. Mungkin saja diganti dengan yang lebih baik, atau diundur jadwal terkabulnya doa sampai kita pantas menerimanya. Makanya, supaya jadwal terkabulnya doa itu dipercepat, cepet-cepet juga kita kudu pantaskan diri. Ingin cepet dapet jodoh yang cantik/ganteng luar dan dalam, maka cepet-cepet juga kita harus cantikkan/gantengkan diri kita luar dan dalam. Contoh aja sih..

Satu poin lagi deh...

Saya kebetulan mendapatkan instansi kerja yang lokasinya ada dimana-mana di seluruh Indonesia. Ketika ada sebuah pengarahan, ada seorang pembicara yang menyarankan saya dan teman-teman yang sedang menunggu penempatan ini untuk membayangkan saja lokasi-lokasi yang jauh. Maksudnya supaya nanti kalau memang ditempatkan disitu kami tidak kaget, dan kalaupun ditempatkan di tempat yang lebih dekat maka beruntunglah kami.

Jujur saja, saya sangat tidak setuju. Yang harus diubah bukan lirik doanya, tapi mindsetnya. Berdoanya kudu tetep optimis dengan segala kebesaran Allah. Buat apa kalau berdoa yang rendah-rendah kemudian dampaknya sehari-harinya hanya diliputi dengan kemalasan dan tidak ada gairah karena yang ada dalam pikiran hanya penempatan di tempat yang jauh. Bandingkan dengan orang yang di dalam pikirannya adalah ke-optimis-an bahwa dia akan penempatan di kota besar dengan sarana dan prasarana lengkap, maka orang itu dijamin akan lebih bergairah dalam hidupnya. Tapi ingat, selalu ada kata “insya Allah”, itu mindset yang kudu diubah, sebab kita bukan orang kafir kan?

Satu tips dari saya, cobalah ketika Anda berdoa, di akhir doa Anda tersebut masukkan kata-kata “Saya YAKIN Allah mengerti dan mengizinkan.” Ulangi terus kata tersebut, jangan berhenti mengatakan kalimat itu sampai dalam hati Anda merasakan sesuatu yang membuat Anda nyaman, melegakan dan tenang.

Orang yang pesimis adalah orang yang miskin, baik itu miskin harta maupun jiwa.

PESIMIS = Penyakit Si Miskin

OPTIMIS = Otomatis Pasti Tidak Miskin

Sip, sekian sharing kali ini, semoga dapat bermanfaat untuk Anda semua. Semoga kita menjadi orang yang optimis dan sukses. =)


 
back to top