Dirjen Perbendaharaan merupakan salah satu unit instansi eselon I dibawah naungan Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Tanpa melihat peraturan-peraturan resminya, tugas dirjen perbendaharaan ini dapat dikatakan sebagai direktorat kementerian keuangan yang bertugas untuk mencairkan dana yang telah disahkan sebelumnya pada anggarannya. Pencairan dana tersebut bisa berupa dana untuk menggaji seluruh PNS di Indonesia, dana untuk pembiayaan atas sesuatu hal, dan lain sebagainya.
Beruntung sekali Anda yang bisa bekerja di salah satu Instansi Kementerian Keuangan ini. Ada apa dengan Direktorat Jenderal Perbendaharaan??
Pertama. Banyak sekali orang yang ingin bekerja di Kementerian Keuangan. Walaupun di mata sosial masyarakat yang lain adalah bahwa instansi-instansi di Kementerian Keuangan sangat rawan dan populer dengan Korupsi, sebab kita tahu sendiri lah namanya Kementerian Keuangan ngurusin masalah keuangan pastinya pintu-pintu godaan terjerat KKN akan banyak terbuka di berbagai lini. Dan kalau sudah masuk di salah satu pintunya, akan sulit untuk keluar lagi.
Direktorat Jenderal Perbendaharaan merupakan dirjen yang mendapat penghargaan dari KPK sebagai Direktorat Jenderal Paling Bersih dari KKN bila dibandingkan dengan dirjen lainnya. Ya memang begitulah adanya, yang mau dikorupsi apanya? DJPB (Dirjen Perbendaharaan) sifatnya hanya menyalurkan “by pass”sebuah dana yang telah disahkan oleh instansi sebelumnya, kemudian dicairkan oleh DJPB, lalu diberikan kepada instansi yang dituju. Hanya sebagai perantara, bukan pengambil keputusan yang beban kebijaksanaanya dituntut harus tinggi dan kredibel. Namun demikian tugas DJPB pun tidak bisa dianggap remeh sebab tanpa DJPB gaji pegawai negeri mau disalurkan via siapa hayoo...
Instansinya saja mendapat penghargaan sebagai instansi terbersih, tentu berawal dari pegawai-pegawainya juga. Sesuai firman dari Opik bahwa tombo ati nomor 3 bahwa wong kang sholeh kumpulono, di DJPB kita akan menemui banyak orang kategori itu, minimal orang-orang yang tidak KKN, sehingga kerja menjadi semakin berkah dan bernilai ibadah, aamiin. Tapi bukan berarti instansi lain itu banyak KKN loh, instansi lain pun insha Allah bersih, namun celah-celah untuk itu masih sangat banyak dan kudu hati-hati, jadi semangat semuanya!
Kedua, mengapa dikatakan celah KKN di DJPB sangat kecil dan hampir tidak ada??
Orang yang bekerja di Dirjen Perbendaharaan atau di KPPN (nama kantornya) mereka tidak menemui orang-orang luar selama bekerja. Tidak seperti perpajakan yang harus berurusan dengan industri-industri luar berkaitan dengan jatah pajak yang harus dibayarkan, maupun instansi-instansi pemeriksa yang memang tugasnya memeriksa instansi atau badan lainnya. Dengan bertemu orang lain, apalagi yang sifatnya “non pro”, biasanya potensi-potensi kecurangan yang ditawarkan dari mereka banyak bermunculan. Ada cerita dari seorang pegawai pajak yang sudah bekerja dengan seintegritas mungkin, tidak menerima suap atau hadiah-hadiah dari client, tapi tetep apes juga. Setelah dia selesai memeriksa seorang WP, dia mendapat hadiah transferan uang dari WP tersebut entah untuk apa modusnya. Dia sudah menolak dan mengembalikan transferan uang tersebut. Tapi rupanya dia tetap dijatuhi hukuman sebab rekening banknya ditelusur telah mendapat transferan uang, walaupun sudah dia kembalikan lagi.
Berbeda dengan KPPN, insha Allah pekerjaannya sangat bersih dan damai. Orang KPPN hanya akan bertemu dengan pegawai-pegawai PNS di lingkup satker itu saja. Itu pun sifatnya mereka “pro” dengan pegawai KPPN. Gimana tidak pro, orang KPPN itu yang mengurus gaji mereka, tentu mereka bisa jadi “mendadak ramah” kalau bertemu orang KPPN, hehe.
Ketiga, Dirjen Perbendaharaan merupakan unit eselon I di Kementerian Keuangan yang mendapat peringkat ketiga dalam hal gaji atau take home pay dibawah Dirjen Pajak dan Dirjen Bea Cukai, dengan tingkat kompleksitas pekerjaan yang jauh dibawah kedua dirjen tersebut. Nah lo, alhamdulillah sesuatu banget bukan? Udah kerjanya santai, tapi duit sangat cukup untuk makan keluarga.
Anda yang berjiwa usaha atau suka mengembangkan potensi lain sangat cocok di sini. Pasalnya, pikiran Anda menjadi “turah-turah” sebab Anda hanya memikirkan sedikit saja yang berkaitan dengan pekerjaan. Sibuk-sibuknya orang KPPN biasanya hanya pada awal bulan dan akhir bulan ketika sedang mencairkan dana. Selebihnya, Anda bisa menggunakan pikiran Anda untuk memikirkan hal lainnya, misalnya belajar pengembangan diri lainnya, menulis buku best seller, memikirkan usaha istri di rumah, mikirin pendidikan anak, dan lain-lain yang secara overal berarti kehidupan Anda menjadi tertata rapih dari berbagai aspeknya. Alhamdulillah kan?? Tambahan, hati-hati banyak pegawai yang menjadi botak di usia tua karena faktor stress kerjaan. Berhubung kerjaan DJPB ini tergolong tidak berat, insha Allah Anda akan tetap terlihat ganteng dan muda sampai tua nanti, anti kebotakan karena stress. hehe
Keempat. Anda yang para akademisi yang ingin kuliah tinggi-tinggi sangat cocok bekerja di Dirjen Perbendaharaan sebab dirjen ini memiliki anggaran sendiri untuk beasiswa para pegawainya. Ingin ke Prancis, Jerman, atau Undip?? Yang penting bekerja yang bener dan tekun, insha Allah bisa terwujud.
Kelima, tambah pengalaman. Jujur saja, manusia hidup di dunia misalkan seusia Rasulullah yaitu 63 tahun. Jika hidupnya di tempat-tempat itu saja apakah merasa hidupnya kurang greget dan berkesan? Bagaimana kalau ambil 8 tahun untuk keliling dunia. 5 tahun untuk keliling Indonesia, plus 3 tahun untuk keliling dunia lewat beasiswa luar negeri. Itu pun sudah jangka waktu maksimal, jadi bisa lebih cepat dari 8 tahun. Jika Anda menikah usia 25 tahun, lalu bisa hidup sampai 63 tahun. Berarti ada 63-25=38 tahun usia Anda dimana Anda harus memikirkan faktor rumah tangga juga. 38 tahun dikurangi 8 tahun untuk keliling dunia, masih ada 30 tahun sisanya untuk rumah tangga Anda masing-masing. Malah, Anda bisa cerita ke anak cucu nanti kalau Anda sudah pernah keliling dunia, sebuah pengalaman yang tak ternilai.
Keenam, peluang Anda untuk menjadi pemimpin sangat terbuka lebar di sini. Terutama bagi para lelaki yang memang dikodratkan oleh Allah SWT sebagai pemimpin, dengan ditempatkannya pegawai KPPN di daerah ini biasanya membuat pangkat mereka lebih cepat naik bila dibandingkan bila ditempatkan di kota-kota besar. Dan kalau sudah naik pangkatnya, dan pindah ke kota besar, Anda jadi bisa lebih berani bersaing. Sangat mungkin Anda akan diangkat menjadi kepala kantor. Inspektur Jenderal di ITJEN-Kemenkeu, Bapak Vincentius Sonny Loho, Ak., M.P.M berasal dari DJPB. Sekretaris Jenderal di SEKJEN-Kemenkeu, Bapak K.A. badaruddin, berasal dari DJPB, LPDP (lembaga Penngelola Dana Pendidikan). BLU gabungan dari Kemenkeu, Kemenag, Kemendikbud itu punya 1 Direktur Utama dan 4 Direktur gabungan dari 2 lembaga (2 Kemenkeu & 2 Kemendikbud). Direktur Utama berasal dari DJPB, 2 Direktur lainnya (dari Kemenkeu) juga dari DJPB. Sip kan, semoga yang kelak menjadi pemimpin bisa menjadi pemimpin yang mengemban amanah Allah SWT.
Ketujuh, Dirjen Perbendaharaan tidak memiliki kantor yang pelosok. Ingat, tugas KPPN adalah mencairkan dana yang akan disalurkan ke satker setempat. Bisa dibayangkan sendiri ibaratnya KPPN adalah server, sedangkan satker adalah client. Tidak mungkin sebuah server letaknya di tempat yang sulit dijangkau. Yang ada biasanya server letaknya ada di pusat, agar mudah melakukan akses data dan informasi ke satker-satker yang membutuhkan atau clientnya.
DJPB = Direktorat Jenderal Perbendaharaan
DJPB = Direktorat Jenderal Paling Bersih
DJPB = Direktorat Jenderal Penuh Beasiswa
DJPB = Direktorat Jenderal Paling Bahagia
FABIAYYI ALAA 'IRAABIKUMAA TUKADZDZIBAANN (maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan). Tiga puluh ayat dalam surat Ar Rahman memiliki kalimat ini, maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan? Berulang, Allah memberi peringatan kepada kita, maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?
Sudah bekerja di Kementerian Keuangan, Direktorat Jenderal Perbendaharaan pula. Pantas lah pegawai KPPN ini menjadi sering bersyukur kepada Allah SWT, sehingga kantornya pun jadi sering mendapatkan awards.
Anda yang terpilih oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan, sudah berapa banyak syukur yang Anda siapkan dalam bentuk pengabdian ibadah bekerja?? Selamat bekerja dan belajar, semoga sukses untuk kita semua. :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar