Hi, Assalamualaikum
Saya ucapkan selamat atas ke-tersesat-an Anda karena masuk ke dalam artikel ini. Mengapa saya ucapkan selamat: yang pertama, karena itu artinya Anda sudah “bisa” berselancar di dunia maya secara profesional, mungkin Anda baru saja mengawalinya dengan membuka browser, lalu mengetik keyword di mbah google, lalu masuk ke situs ini itu, dan sampai deh tersesat di sini, mungkin saja begitu, mungkin saja tidak, semuanya serba mungkin. Dan selamat yang kedua: karena Anda sedang membaca artikel yang tepat sekali bagi Anda yang ingin “bisa” menguasai Bahasa Inggris, dan kabar baiknya adalah ilmu ini bisa diterapkan dalam segala ilmu di muka bumi, Anda bisa menguasainya.
Bukan lebay saudara-saudara tapi memang begitulah takdirnya. Ilmu itu datangnya dari Allah, sementara tak ada yang tak mungkin bagi Allah. Maka jika seseorang senantiasa berusaha, dan saat Allah sudah merestui usahanya tersebut, maka kun fayakun jadilah orang itu mahir dalam bidang yang diinginkannya tadi. Sehingga kuncinya ada pada diri kita sendiri, apakah kita memang sungguh-sungguh niat menjadi pintar atau ogah-ogahan.
Terkadang kita sering meributkan masalah “bakat”. Kata itu kerap menjadi alesan bagi kita untuk menilai diri kita tidak piawai melakukan sesuatu. Kita menganggap ada orang yang memang dari sononya sudah berbakat musik, sehingga hanya dengan beberapa kali dia memegang alat musik saja sudah menghasilkan suara-suara yang mendayu-dayu di telinga. Sedangkan yang dianggap tidak berbakat, rasanya walau diulang-ulang latihan tetep ngga bisa-bisa.
Jadi sebenarnya gini, kalau masalah keahlian itu bukan masalah bakat. Sebab baik orang yang berbakat maupun tidak, sama-sama tetep punya hak takdir untuk bisa menguasai suatu hal dengan terampil. Bedanya mungkin kalau orang yang memang berbakat sejak bayi itu cukup dengan jam terbang yang dikit sudah bisa terampil, sedangkan yang rasanya kurang berbakat kudu lebih gigih berlatih dengan jam terbang yang lebih banyak daripada orang pertama tadi. Tapi dua-duanya tetep bisa terampil, bahkan yang tidak berbakat bisa jadi malah lebih terampil, ‘kan sukses itu bukan ditentukan dari ketajamannya melainkan dari ketekunannya. Ibarat melubangi batu dengan paku dan air. Paku, walau tajam tapi jika usahanya hanya sekali pukul jelas batu itu tak berlubang. Tapi dengan air, walau sama skali tak tajam namun ketika batu itu ditetes dengan ribuan kali air niscaya akan berlubang juga.
Beberapa tahun yang lalu, ketika Irfan Bahdim masih dielu-elukan timnas, saya pernah bertanya kepada diri saya sendiri. Apakah jika Irfan Bahdim masuk ke dalam dunia bulu tangkis karirnya bakal melejit seperti ini? Sedangkan jika Taufik Hidayat masuk ke dunia sepak bola karirnya juga akan setenar saat dia memegang raket? Alasan saya bertanya kepada diri sendiri adalah, karena jika aku bertanya pada manusia tak ada jawabnya, dan aku bertanya pada langit tua langit tak mendengar...eh itu mah peterpan hehe..
Jawabannya adalah bukan masalah bakat. Tapi yang jadi masalah adalah minat, alias passion. Bakat tanpa minat itu lebih buruk daripada minat tanpa bakat. Saya pribadi mendefinisikan minat atau passion ialah sebuah kegiatan yang jika kita melakukan itu maka kita tak lagi menghiraukan rasa lapar di perut, kita tak lagi menghiraukan rasa kantuk yang seharusnya datang. Irfan Bahdim mungkin passionnya adalah sepak bola, itulah yang menjadikannya sukses: Follow Your Passion!
Satu pesan dari saya buat yang masih tahap mencari passionnya: Sebaik baik passion adalah yang sesuai dengan tujuan manusia diciptakan di muka bumi ini, yaitu memberi rahmat kepada makhluk hidup. Maka cari dan bentuklah passion yang memang dengan aktivitas itu kita dapat menjadi manusia yang bermanfaat bagi yang lain.
Terkait dengan hal-hal tersebut, dalam sebuah buku karangan Felix Siauw berjudul How to Master Your Habit, disebutkan ada dua kunci utama untuk bisa terampil dalam suatu hal:
Pertama: Exercise atau Latihan.
Tanpa perlu panjang lebar diuraikan, seorang bayi yang baru lahir tak mungkin bisa langsung berbicara sebelum dilatih ngomong oleh orang tuanya, kecuali bayi Nabi Isa as. Kita semua ini, tak mungkin bisa berjalan dengan gagah seperti ini jika dulunya kita tidak latihan dengan didampingi orang tua kita. Sungguh itu akan menjadi sebuah amal jariah tersendiri bagi kedua orang tua kita setiap kali kita melangkahkan kaki.
Intinya, berbakat atau tidak berbakat, tidak mungkin seseorang menjadi bisa melakukan sesuatu sebelum orang itu berlatih terlebih dahulu.
Kedua: Repetisi atau Pengulangan.
Syarat kedua ini justru jarang diperhatikan oleh kita-kita. Setelah melewati syarat pertama tadi yaitu latihan, biasanya kita yang sudah merasa bisa melakukan sesuatu itu malas untuk melakukan pengulangan. Hasilnya adalah lupa. Ilmu yang sudah kita kuasai sebenarnya itu hangus dimakan waktu. Kita mulai dari nol lagi.
Pernah ikut karate? Saya tidak pernah, tapi teman saya pernah. Katanya, satu jenis gerakan memukul saja latihannya per pertemuan bisa mencapai 300 kali.Ya, pengulangan, supaya hasilnya maksimal.
Jika diibaratkan, pengulangan itu ibarat saat kita melangkahkan kaki kita pada sebuah lapangan rumput yang luas tanpa menggunakan alas kaki. Awal mulanya, kaki kita akan terasa sakit oleh rumput-rumput yang masih berdiri tegak menusuk telapak kaki. Namun, ketika kita melakukan pengulangan-pengulangan tadi, kita berkali-kali menginjak-injak rumput di lapangan itu, alhasil rumput-rumput tersebut lama-lama merunduk dan kaki kita tak lagi se-sakit pertama kali menginjak. Maka pengulangan telah membuat situasi menjadi lebih mudah untuk kita kuasai.
Makanya di awal tadi saya ucapkan selamat karena Anda sudah berhasil menemukan artikel ini dengan melewati serangkaian prosedur, buka browser, ketik keyword dsb. Saya yakin Anda sudah sering melakukan pengulangan atas aktivitas itu sehingga Anda sudah saya sebut sebagai netter yang profesional.
Masalahnya adalah, pengulangan ini berkaitan erat dengan minat. Sedangkan minat sendiri berkaitan erat dengan bakat atau keterampilan.
Biasanya, orang yang memang sudah tidak minat, maka orang itu menjadi malas untuk melakukannya. Artinya dia menjadi malas melakukan pengulangan. Nha, padahal salah satu kunci menjadi terampil dan berbakat ialah dengan pengulangan tadi. Makanya, saya menganggap minat lebih penting dari pada bakat itu sendiri.
Jika memang aktivitas itu tidak begitu penting dalam hidup, misalnya aktivitas bermain game flappy bird di android, terserahlah kita mau minat atau tidak tak masalah. Tapi repotnya kalau aktivitas yang tidak kita minati itu adalah aktivitas yang urgen, dimana kita memang dituntut untuk bisa. Misalnya pada kesempatan ini saya ambil contoh adalah belajar Bahasa Inggris.
Bahasa inggris itu penting. Lihat saja hampir lamaran pekerjaan yang bonafit memiliki syarat menguasai bahasa inggris (Aktif/Pasif). Bagi para blogger yang menekuni Adsense, Amazon atau program lain pemburu dollar tentunya sudah mengetahui akan pentingnya bahasa inggris dalam mendapatkan dollar. Kalau mau cari dollar ya pakai Bahasa Inggris. Kalau cari dollar dengan bahasa indonesia sih bisa saja, tetapi hasil tentu saja berbeda. Biasanya, orang yang mampu menguasai bahasa inggris akan lebih mudah dalam mencari pekerjaan, dan perkembangan karier, atau sangat menunjang dalam usaha).
Minimal, kita bisa ngeh lah kalau dengerin mp3 lagu-lagu barat. Jadi ngerti maksud lagunya itu ceritanya ngapain, ngga cuman manggut-manggut aja denger musiknya.
Untuk yang ngga berminat belajar bahasa inggris tak perlu risau. Kabar baiknya lagi adalah, memang benar minat bisa mempengaruhi pengulangan. Tapi pengulangan bisa tetep dilakukan tanpa adanya minat. Sehingga yang nggak ber-passion pun tetep berpeluang untuk menjadi terampil.
Contohnya, ada nggak yang sejak kecil sudah punya passion puasa? Saya yakin tidak mungkin. Anak-anak makan cemilan saja bisa begitu enaknya, ngapain harus berpassion untuk puasa. Tapi kegiatan puasa Ramadhan tetep jalan dilakukan oleh bocah-bocan mulai sejak dia SD, tanpa ada passion puasa. Dampaknya, sekarang ini kita sudah mulai “jago” saat sedang puasa. Jadi lebih bisa mengontrol lapar, haus, dll, berawal dari melakukan pengulangan dari hal yang tidak di-passion-kan sebelumnya.
Sama seperti Bahasa Inggris. Tanpa perlu menunggu datangnya minat, kita bisa langsung mulai untuk belajar. Ujung-ujungnya pasti kita bisa pintar, kun fayakun kok.
Bahasa Inggris bukan merupakan ilmu pengetahuan, tapi sebuah ke-terampil-an bahasa, keterampilan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa inggris. Seperti dengan penjelasan di atas, untuk menjadi terampil dalam suatu hal syaratnya ada dua: latihan dan repetisi.
Latihan disini ya maksudnya latihan ngomong, langsung praktek. Jika hanya belajar teori, namanya Anda sedang belajar ilmu bukan keterampilan. Bahasa inggris itu keterampilan lo, seperti karate. Saya agak sedikit tau filosofi dari teori memukul pada karate. Jadi kedua tangan dikepal di pinggang menghadap ke atas, lalu saat dipukul ke depan arah kepalan tangan diubah menjadi ke arah bawah. Filosofi ini seperti yang dipakai pada peluru pada pistol. Jika di-slow motion-kan, gerakan peluru pistol ini tidak hanya lurus ke depan, tapi juga berotasi. Hal ini membuat tekanan peluru ini jauh lebih tajam berkali lipat, bahkan sampai bisa menembus tubuh manusia. Sama dengan pukulan karate tadi, arah kepalan tangan itu diibaratkan sebagai rotasi sehingga dapat menghasilkan pukulan yang lebih tajam.
Saya tau teorinya, tapi tidak bisa karate. Alasannya mudah, karena saya tidak praktek.
Seperti itulah Bahasa Inggris, maka jangan kebanyakan teori, langsung praktek saja, dan jangan lupa diulang-ulang.
Kebetulan sekali, saya menemukan ada sebuah tempat yang memberi fasilitas untuk resolusi belajar Bahasa Inggris seperti cara tersebut. Tidak kebanyakan teori, langsung praktek, dan dibiasakan dengan pengulangan-pengulangan. Bisa karena biasa. Tempat itu adalah e-Compusoft.co.id
Bukan bermaksud untuk promosi, tapi memang beginilah adanya e-Compusoft. Sebuah wadah yang sangat pas untuk orang-orang yang ingin pandai dan terampil Bahasa Inggris. Pas di saku, pas di waktu. Harganya yang murah dan materi yang asik membuat Anda akan betah untuk melakukan repetisi-repetisi sebagai syarat untuk menguasai sebuah keterampilan. Saya rekomendasikan untuk Anda yang suka pikir-pikir masalah duit tapi ingin jago Bahasa Inggris, inilah jawabnya.
Mengapa harus e-Compusoft?
Jika Anda sudah pernah berkunjung ke Official Website e-Compusoft, maka sesuai dengan predikat yang melekat pada e-Compusoft yaitu sebuah “Kursus Bahasa Inggris Online”, sudah pasti kita tak perlu repot lagi untuk berangkat ke tempat Kursus Bahasa Inggris seperti pada umumnya. Coba pernahkah Anda menghitung pengeluaran Anda yang bersifat kecil hanya karena harus berangkat, misalnya ongkos transport, beli sabun mandi dan pasta gigi (saya yakin pasti Anda perlu mandi dulu kan), belum lagi kalau hujan, banjir, kena flu, wah repot yah…
Dengan e-Compusoft Anda cukup online saja, baik sudah mandi atau belum, Anda sudah bisa belajar Bahasa Inggris dengan cepat. Mengapa saya bilang “cepat”? Lagi-lagi, jika Anda sudah pernah berkunjung ke Official Website e-Compusoft Anda pun akan melihat predikat lain e-Compusoft sebagai “Cara Cepat Belajar Bahasa Inggris”.
Hal ini disebabkan karena materi yang diberikan dari e-Compusoft ini sudah sangat lengkap mulai dari nol alias materi yang sangat basical. Saking lengkapnya sampai Anda yang sebelumnya tak punya modal English sama sekali pun bisa mendadak jadi master hanya dalam 16 minggu saja. Cuma 4 bulan Anda sudah bisa naik level secara drastis mulai dari nol sampai level paling mahir berbahasa Inggris. Dimana pada setiap 1 minggunya, Anda harus menyelesaikan 2 buah lesson. Sehingga totalnya ada 32 lesson yang harus Anda selesaikan selama 16 minggu. Dan setelah itu, Anda pun tetap akan mendapat Sertifikat Resmi. Enak kan.
Ingat, setelah Anda mempelajari lesson demi lesson, Anda perlu melakukan pengulangan atau repetisi. Nah, e-Compusoft sangat mengerti akan hal itu. Satu yang biasanya membuat Anda malas melakukan repetisi adalah karena minat Anda kurang. Ini biasanya disebabkan karena materi yang tidak menarik, dan terlalu monoton. Dan yang seperti itu biasanya dalam pelajaran disebut dengan RUMUS. Wuih, kalau ketemu kata itu dijamin bakal ngantuk. Jangan kuatir sobat, di e-Compusoft TIDAK ADA RUMUS. Masih banyak cara asyik yang bisa dipakai e-Compusoft untuk memberi materi tanpa perlu pake rumus. Misalnya dengan percakapan dan analogi-analogi yang seru. Asik deh pokoknya.
Masih belum cukup, no pict hoax ya. E-Compusoft menantang kita semua untuk mengincipi pembelajarannya yang unik dan eksklusif itu dengan paket FREE LESSON yang bisa kita dapatkan di Official Website e-Compusoft . Kita bisa gratis mencoba lesson 1-5 yang diberikan oleh e-Compusoft.
Oke, kembali lagi ke topik.
Sebentar lagi Piala Dunia 2014 mulai. Dan seperti pada kejuaraan-kejuaraan lainnya, pertandingan pada babak final rasanya selalu menarik untuk disaksikan dan lebih greget daripada pertandingan ketika masih babak penyisihan grup. Mengapa bisa demikian? Salah satu alasannya adalah karena tim yang berhasil masuk final tentu saja memiliki jumlah pertandingan yang lebih banyak daripada tim yang lebih dulu gugur. Lagi-lagi masalah repetisi, otomatis jam terbang tim partai final akan lebih banyak, lebih banyak pengulangan bermain, hal itu memuat masing-masing tim jadi semakin terampil. Dampaknya yah pertandingan final selalu menjadi pertandingan yang sayang untuk dilewatkan, dengan harga tiket yang jauh melambung tinggi.
Jika dua syarat tadi (latihan dan repetisi) kita lakukan dengan sungguh-sungguh, maka Bahasa Inggris dan segala keterampilan lainnya insya Allah pasti dapat kita taklukan. Tidak ada yang tidak mungkin terjadi, Allah akan memberi apa yang suatu kaum inginkan selama kaum itu mau berupaya untuk mendapatkan apa yang diinginkannya, dan Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka (Ar Ra’d:11)