“Umat Islam Purwakarta menolak maksiat dan syirik yang dibungkus budaya,” kata Joban, dalam orasinya di acara parade tauhid di Purwakarta, Ahad (17/01/126) ini.
Joban memaparkan, budaya di Purwakarta hanya kedok saja.
“Budaya dan seni di Purwakarta hanya kedok. Padahal isinya ritual kemusyrikan,” tegasnya.
Lebih lanjut Joban menjelaskan, semenjak Dedi Mulyadi, Bupati Purwakarta menjadi pemimpin, ritual kemusyrikan diekspos besar-besaran.
“Ritual kemusyrikan diekspos melalui acara festival budaya yang diselenggarakan di Purwakarta,” katanya.
“Setiap pawai festival, kereta kencana, yang menjadi kebanggaan Dedi, diarak, diberi sesajen, diberi kepala kerbau untuk mendapat keberkahan Nyi Roro Kidul,” pungkas Joban. [rika/islampos]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar